3 • Her Problem (2)

15 3 0
                                    

Langit menunjukan cahaya kemerahan di atas sana, mengisyaratkan bahwa malam telah berganti dengan pagi. Gadis pemilik surai hitam itu menampilkan senyumnya, lalu menghirup udara segar di depan pintu unit apartemennya.

"Sepertinya akan cerah, langit pagi ini cantik sekali." gumamnya, dia meraih ponsel yang ada di dalam saku seragam sekolahnya. Membuka fitur kamera pada ponsel cerdas itu, diarahkannya benda persegi panjang itu untuk mengabadikan indahnya lukisan Tuhan.

Dirinya tersenyum saat melihat beberapa tangkapan gambar yang dia ambil. Dia kembali memasukan smartphone itu ke dalam sakunya.

Sekarang masih pukul enam pagi, dia sengaja bangun lebih pagi, dan bersiap pergi sekolah lebih awal dibandingkan biasanya. Tujuannya tentu untuk menghindari berangkat sekolah bersama kakaknya. Karena takutnya, orang-orang yang bermasalah dengannya menyerang secara tiba-tiba seperti kemarin.

Gadis ini memang sudah memutuskan agar tidak melibatkan kakak laki-lakinya dalam masalahnya ini. Sebab bukan hanya takut masalah semakin memburuk, dia juga tidak mau permasalahan ini bocor ke telinga Bundanya. Dan dia tidak mau mendapati marah sang kakak.

Maka dari itu mulai hari ini dia memutuskan untuk menghindari kakaknya sementara waktu. Setidaknya hingga permasalahannya selesai. Walaupun dia tidak begitu yakin apakah dirinya bisa menghindari kakaknya secara penuh atau tidak, mengingat dirinya satu sekolah dengan kakaknya.







▶▷▶▷

06.30

Gedung B, tempat di mana seluruh siswa kelas 10 dan 11 menuntut ilmu di sekolah ini. Terlihat masih sangat sepi, bukan hanya gedung ini tapi Gedung A, bahkan gedung lama yang ada di bagian paling belakang sekolah masih sangat sepi. Hanya terlihat beberapa petugas kebersihan yang berlalu-lalang.  Sepertinya (Name) dan Senju adalah siswa pertama yang datang ke sekolah.

Dua gadis itu sedang berjalan menuju kelasnya. Senju dengan wajahnya yang masih mengantuk menguap lebar, dia menatap sahabatnya ini dengan agak kesal.

"Maksudku pagi, juga bukan sepagi ini (Name)." ucapnya, orang yang dimaksud hanya menunjukan senyum kikuk.

"Kelas baru dimulai jam 8, sekarang seharusnya kita baru pergi. Ini sudah sampai." ujar Senju sembari melihat jam pada ponselnya.

"Kalau jam segini biasanya Bunda sudah bangun." ucap (Name).

"Yang kau hindari kan kakakmu, bukan Bundamu." ucap Senju tak terima.

"Tetap saja, kalau Bunda bangun terkadang kakak juga sudah bangun. Dan pasti Bunda akan buru-buru membangunkan kakak, jika melihat aku sudah siap ke sekolah." jelasnya. Senju hanya menghela napasnya pasrah.

Kedua gadis itu memasuki kelasnya di lantai tiga. Mata mereka membulat saat menemukan meja yang menjadi tempat (Name) belajar penuh dengan coretan. Pasalnya bukan meja kotor itu yang membuat mereka terkejut, tapi tulisan di atasnya, berbeda dari yang sebelumnya sudah terjadi.

Senju menatap (Name) khawatir, rasanya sangat marah. Namun, dia tidak bisa melampiaskannya karena tau keadaan (Name) saat ini lebih buruk darinya.

(Name) saat ini menunduk, membaca semua tulisan di sana. Kepalanya dipenuhi pertanyaan, bagaima orang yang menulisnya tau mengenai tulisan-tulisan tersebut.

Senju yang sempat terdiam karena terkejut, dengan segera mengeluarkan sapu tangan dan membasahinya dengan air yang ia bawa. Dengan cepat tangannya ia gerakan untuk membersihkan coretan kapur dan tinta yang menempel di meja (Name).

"Jangan dibaca. Kau tidak perlu melihatnya. Jangan dipikirkan." ucap Senju dengan napas yang tercekat menahan amarah.

Pemilik meja masih terdiam, tangannya terkepal menunjukan amarahnya yang memuncak. Namun, di sisi lain matanya terlihat sangat sendu.

Senju yang menyadari itu, mempercepat gerakannya untuk menghapus semua tulisan itu. Dirinya sedikit frustasi karena tinta disana sangat sulit untuk dihapus.

"Sialan." gumam Senju geram. (Name) menahan pergelangan tangan Senju untuk berhenti, menatap sahabatnya itu dengan sebuah senyuman yang dipaksakan.

"Aku bingung, bagaimana mereka tau ya?" ucap (Name) yang terdengar lirih. Senju menggertakan giginya menahan emosi.

"Akan ku cari tau, kau tidak perlu khawatir oke?" ucap Senju mencoba menenangkan (Name) yang saat ini terlihat tidak karuan. (Name) terdiam, ia melepaskan genggamannya pada lengan Senju. Tangannya sedikit gemetar sekarang.

"Senju, mereka hanya ingin aku mengaku salah, kan?" ucap (Name) tiba-tiba, dan tentu hal itu membuat Senju terkejut, dia tau sahabatnya akan berbuat apa.

"Tidak boleh! Kau tidak salah (Name)!" tegas Senju.

"Senju aku sangat takut—

"Pokoknya tidak boleh! Jika kau mengaku salah aku benar-benar akan menghajarmu (Name)!" potong Senju, memperingati (Name).

"Ta—

"Jangan mengotori namamu sendiri (Name)!"

"Kau tidak salah! Merek—

"TAPI AKU TIDAK INGIN KEJADIAN ITU TERULANG LAGI SENJU!" teriak (Name) frustasi, matanya sudah tidak bisa membendung cairan bening di sana. Satu persatu air matanya berjatuhan membasahi pipinya yang memerah.

"Senju aku takut.. Bunda hampir mati karena masalah itu. Lebih baik aku yang mati dari pada Bunda.." lirih (Name), suaranya bergetar, isak tangis mulai keluar dari bibirnya. Badannya bergetar saat mengingat kejadian tiga tahun yang lalu.

Senju menggigit bibir bawahnya, ia meremat sapu tangan yang ia genggam, menyalurkan emosinya disana. Dengan cepat dia menarik sahabatnya ke dalam pelukannya.

"Kita cari jalan keluar, jadi jangan seperti ini ya." ucap Senju lirih sembari mengusap punggung temannya itu dengan lembut.

"Aku pasti membantumu (Name), jadi jangan lakukan itu. Semua akan baik-baik saja."

"Tapi Nju.. Mereka tau, bagaimana jika mereka menyebarkannya pada orang-orang. Aku takut." ucap (Name) disela isakannya.

"Jangan takut, aku akan selalu ada untukmu. Dan aku benar-benar akan membunuh mereka jika hal itu terjadi." ucap Senju.







Fun Fact!↗
Gedung sekolah (Name) terdiri dari dua gedung utama dan satu gedung lama. Gedung utama adalah Gedung A, dan B. Gedung A adalah gedung pusat dimana aula, ruang kepala sekolah, ruang akademik, dan tata usaha berada, gedung ini juga digunakan untuk kelas 12 belajar, sedangkan gedung B untuk ruang guru, dan ruang kelas 10 dan 11. Setiap gedung dilengkapi fasilitas seperti lab komputer, lab bahasa, lab kimia, ruang konseling, uks, dsb. yang menunjang pembelajaran setiap angkatan di sekolah.

Sedangkan gedung lama yang dulunya digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar kelas 10-12, kini hanya digunakan untuk ruangan organisasi sekolah, dan ruangan untuk kegiatan ekstrakurikuler.















What happened in the past?


What happened in the past?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Half Moon—. 🌗

Happier • [Hanma Shuji X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang