FIVE

972 50 1
                                    

Suara gaduh itu memekakan telinga.

Terhitung satu jam setelah pesta berakhir, saat semua tamu undangan sudah pulang di rumah masing-masing menyisakan kelima pemuda Panther yang tergeletak di ruang tamu dalam keadaan kacau balau. Jisung tertidur dengan menggunakan selimut atau Sungchan dan Hyunjin sudah setengah teler, hanyalah Lucas yang bertahan karena tingkat alkoholnya yang tinggi. Sementara Jeno bertahan karena dialah satu-satunya yang tidak minuman keras itu.

Entalah rasanya memang tidak mood untuk mabuk malam ini. Pada pukul 02.00 dini hari. Harusnya Jeno bisa tidur senyenyak Jisung, namun gagal akibat dari suara yang ditimbulkan di kamar utama.

Suara persetubuhan.

Mark selayaknya binatang. Menyetubuhi adiknya separah itu hingga suara desahannya sampai berubah parau. Itu karena Jeno mengikuti rasa penasarannya sejak Jaemin dibawahnya ke kamar. Bagaimana tamparan keras, teriakan serak, jeritan atau bahkan tangisan sempat terdengar. Rasa tidak tega itu semakin menjadi-jadi. Ditambah keinginan untuk mendobrak kamar  itu dengan keras, lantas membawanya kabur.

"Shiitt, suara Jaemin benar-benar membuatku horny." Sela Sungchan. Berakhir dia yang terbirit-birit berlari ke kamar mandi, untuk menuntaskan hasratnya.

"Kau harus terbiasa bung!" Lucas menepuk pundak Jeno. Menghembuskan asap rokoknya, seperti sudah paham apa yang dipikirkan anggota baru ini.

Dari tadi mereka adalah saksi bisu bersetebuhan laknat kakak adik di kamar utama. Seperti sengaja Mark pun tidak menutup rapat-rapat pintu kamarnya, atau tidak memasang peredam suara dia dalamnya. Alhasil bukan tidak sering perbuatan seperti itu sering mereka dengar.

"Itulah masalahnya jika satu-satunya yang menjadi suci disini." Sindir Hyunjin menyeringai. Kesadarannya memang masih setengah tapi Jeno tak mengubris ungkapan tersebut.

"Sungguh kalian tidak ingin mengecek keadaannya?" Tanya Jeno. Mulai khawatir dengan suara pergerakan brutal atau rintihan kesakitan yang terdengar. Berkali-kali Jaemin memohon berhenti tapi rupanya tidak digubris.

"Percayalah Mark tidak akan melakukannya diluar batas."

"Yang seperti ini katamu bukan diluar batas, Luke?"

Ayolah, Jeno cukup tahu arti masokis. Itulah anggapan mereka soal Jaemin pula. Tapi yang seperti ini sudah mengarah pada kekerasan seksual, bahkan bisa jadi pemerkosaan.

"Dari pada memprotes kenapa tidak berusaha menikmatinya?"

"Apa maksudmu?"

"Mark memberikan hiburan untuk kita."

Jeno masih tak mengerti. Sampai Lucas mendekat dan berkata dengan nada rendah. "Bayangkan dirimu di posisi itu. Kau akan melihat kulit telanjang Jaemin. Bagaimana tubuh mulus tanpa busana itu menungging di hadapanmu. Pantat sintalnya yang berada digenggamanmu, Plak! Kau memukulnya dengan keras, lalu menghentaknya dengan kuat. Saat lubang sempit itu..-

"Fuck Luke, hentikan mulut kotormu itu!" Potong Hyunjin dengan wajah memerah.

"Kau horny? Butuh bantuanku?"

"Shiittt...!!" Hyunjin lekas berlari menyusul Sungchan.

"Gunakan kamar kedua untuk suara yang lebih nyaring." Teriaknya menginterupsi. Lucas tertawa atas aksinya ang mengerjai para junior-juniornya itu. Menyesap rokoknya sekali lagi lekas menyadari bahwa masih ada Jeno yang meatapnya tanpa minat.

"Kau masih belum? Mau kulanjutkan ceritanya?" Tawarnya.

"Aku akan keluar mencari udara segar." Putus Jeno seketika.

Melangkahkan kaki di halaman luar. Sampai dalam jarak itu, entah kenapa desahan Jaemin masilah terdengar jelas. Ia menengok ke belakang. Pantas saja, disana langsung bisa ia saksikan persetubuhan panas melalui kaca jendela transparan. Jaemin yang dalam keadaan kacau, dibelakangnya terdapat Mark yang merudal paksa adiknya tanpa ampun. Miris, karena dalam keadaan Mark justru menyadari keberadaannya, tidak ada rasa malu yang tersisa. Mark justru memamerkan senyum seolah menyapa.

ANIMAL - NOMIN MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang