IF(26)

14.9K 834 38
                                    

Naina tidak fokus mendengarkan guru yang sedang mengajar sekarang, di pikiran nya saat ini dia bersama Allegeo malam itu dan ia masih tidak menyangka jika dirinya melakukan sesuatu yang intim dengan Allegeo walaupun tidak lebih dari itu.

Naina menggelengkan kepalanya saat dia merasa gemetar menyentuh milik Allegeo, tangannya yang kecil dan dirinya tidak bisa menggenggam penuh milik Allegeo.

Naina menepuk pipinya yang mulai memerah sampai tidak sadar jika sang guru menghampiri nya, Marlina bahkan sudah sedari tadi menendang kaki Naina tetapi tidak berhasil.

"NAINA!!"

Suara keras yang memanggil namanya itu membuat Naina menoleh ke arah suara.

"Hehe bu guru.." gumam Naina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Jelaskan materi yang dibahas sekarang Naina?!"

"Maafin saya bu, sa-ya tidak fokus." ucap Naina terbata-bata.

Guru itu pun menyuruh Naina untuk keluar dari kelasnya dan Naina pun menuruti cepat perintah itu.

Naina menghela nafasnya sambil berjalan ke arah kantin, di kantin sekolah terdapat beberapa orang murid termasuk murid yang habis olahraga.

"Gara-gara Al nih huhh!" ucap Naina dalam hati.

Naina pun membeli minuman segar dahulu untuk menyegarkan pikiran nya, ia membuka botol minuman itu namun seseorang mengambil botol itu.

"Alll!!" sebal Naina dan mempoutkan bibirnya.

"Air putih!" ucap singkat Allegeo yang datang menghampiri Naina yang akan meminum minuman tidak sehat.

"Iya iya aku khilaff." pasrah Naina.

Allegeo menghela nafasnya. "Kenapa ke kantin?"

"Gara-gara kamu tau!" ucap Naina jujur.

Tetapi setelah itu Naina menutup mulutnya membuat Allegeo mengernyitkan dahinya heran.

"Kok aku?"

"Aduh kayaknya aku kebelet deh, bentar ya hehee." jawab sembarang Naina.

Allegeo menarik lengan Naina yang hendak berdiri."Gak usah boong."

"Siapa yang boong sih, kamu kenapa kesini, mau boloss iya?!!." ucap Naina mengalihkan pembicaraan.

"Siapa yang mau bolos Nai."

"Maca cih?!"

"Lama-lama jahil mu nyebelin ya?"

Naina terkekeh. "Yang penting kamu sayang."

Allegeo tersenyum tipis lalu menepuk kepala Naina. "Iya sayang."

"EMANGG BOLEH SEBUCIN INI?!" teriak heboh Varo tanpa urat malu.

"Berisik banget lo dah." ucap Dev menggeplak lengan Varo.

Varo berdecih dengan komuk nya yang lawak. "Ngaca bos!!"

Allegeo menatap tajam keduanya dan keduanya pun diam lalu duduk di kursi di samping Allegeo.

"Kalian mau bolos ya?!" tanya Naina pada Varo dan Dev.

"Kok tau aj-ANJ-"

Perkataan Varo terjeda karena Allegeo menendang kaki Varo.

Sebenernya Allegeo, Varo, Dev dan Ken berniat membolos sekolah tetapi karena tadi Allegeo menghampiri Naina yang duduk sendirian di kantin. Keduanya pun menyusul Allegeo dan Ken yang menunggu di gerbang sekolah.

Naina menatap Allegeo dan Allegeo malah pura-pura menatap sekeliling nya. "Al?!

Varo menggaruk tengkuknya.
"Kita lagi buat tugas tentang bangunan sekolah, contohnya kantin gini Nai hehe. Mana ada bolos sih cowok rajin begini!!"

Naina tampak tak percaya tetapi karena anggukan kepala dari Allegeo, ia pun mengiyakannya.

●●●

Setelah membohongi Naina tadi, Allegeo berada di ruangan rahasia miliknya.

Allegeo tengah duduk di kursi nya sambil meminum soda bersama teman-temannya.

"Orang gila nih, miss you apaan dah." ucap Varo lalu berdecak.

"Kalau ketemu bisa di hajar." lanjut Dev.

Ken mengangguk dan menepuk pundak Allegeo."Kontrol emosi lo kalau orang itu ketemu."

"Ya." jawab Allegeo namun berbeda dengan hatinya, ingin sekali menghajar orang asing itu atau membuat nya tentram disana.

Sebelum menjadi agen kepolisian, ia pernah membantu temannya untuk membunuh seseorang.

Walaupun itu sudah lama tetapi Allegeo sekarang masih berteman dengan teman nya yang seorang psikopat.

Dulu Allegeo tidak mempunyai teman karena sifatnya yang pendiam dan tertutup, hanya temannya itu yang mau berteman dengan nya.

Mengenai keluarga Allegeo tidak seindah yang dibayangkan, tidak berasal dari keluarga kolongmerat dan saat berusia 13 tahun. Allegeo selalu di cambuk ayah nya jika nilai Allegeo menurun, dan sampai saat ini Allegeo tidak mau mendengarkan apapun tentang ayahnya hanya ibu nya saja.

Semua itu membuat Allegeo membunuh orang tanpa memandang status siapa dia, jika ia mau Allegeo bisa saja membunuh orang yang telah berani mengirim paket itu.

Tetapi Allegeo kini seorang agen polisi, yang memberantas kejahatan bukan melakukan kejahatan dan Allegeo menyukai profesi nya sekarang.

"Siang menjelang sore bos, kami telah menemukan indentitas orang itu!" ucapan Bian membuat Varo menahan tawa karena sekarang sudah jam tiga.

Allegeo berdiri lalu meletakkan botol minuman soda ke meja.

Bian memperlihatkan indentitas orang itu di ponselnya membuat Allegeo mengernyitkan keningnya.

"Aziz gagap kah nama orang tuh?! ucap Varo menyipitkan matanya melihat nama yang berada di ponsel Bian.

"Aziz syamsuddin mungkin." sela Dev.

"Serius." ucap Niko dan Nathan serempak.

Dev dan Varo mengatup bibir rapat-rapat, kena semprot lagi bisa berabe.

"Aziz Mahendra, siapa dia?" gumam Allegeo geram.

Allegeo melihat jam tangannya kemudian berjalan keluar ruangan. "Balik, kita urus nanti!"

"Asyiap." jawab Varo dan anggukan yang lain.

Allegeo akan kembali ke sekolah supaya Naina tidak curiga kalau dirinya membolos.

●●●

Allegeo telah sampai ke sekolah dan akan menyebrang tetapi ia melihat Naina di depan gerbang sekolah sedang melambaikan tangan ke dirinya.

Gawat, Allegeo ketahuan.

Naina bahkan kini sudah menatap tajam Allegeo dari jauh dan bibir mungil Naina yang cemberut, itu sangat lucu menurut nya.

Naina pun menyebrang jalan setelah melihat kanan kiri dan Allegeo menggeleng kepalanya, gadis itu malah menghampirinya dan ia pun membuka helm nya lalu turun dari motor.

Namun Allegeo melototkan matanya melihat motor melaju kencang ke arah Naina. "NAINAA!"

Naina berteriak dan menutup matanya dengan kedua tangannya.

Bruk

Tubuhnya terjatuh.

Tangan Naina gemetar dan perlahan membuka matanya, dia berada di pinggir jalan.

Siapa orang yang menyelamatkan nya?

Naina menoleh dan melihat seorang pria di sampingnya yang duduk tergeletak sambil memegang tangan nya yang terluka.

Pria itu balik menatap Naina dan tersenyum tipis. "Syukurlah kamu baik-baik aja."

"Dek.."

Naina tidak salah dengar kan? pria itu memanggilnya dengan sebutan adik?

💍💍💍

Istri Figuran Where stories live. Discover now