07. PACARAN ?

5 0 0
                                    



Aira menutup telinga ketika ruang kelas mulai ramai,dengan mata yang masih tertutup Aira mengabaikan Dea dan Caca yang masuk ke kelas secara bersamaan.Matanya masih berat untuk beraktivitas,dengan gabutnya Aira berangkat jam 6 pagi dengan meminta pak toni mengantarnya.

" Non masih jam 6 pagi bukannya biasanya jam 7 baru berangkat ya " ujarnya sesekali menutup mulutnya yang menguap.

Pak Toni salah satu sopir yang bekerja sudah hampir 10 tahun dengan Pak Adam,Pak Toni dipercaya untuk mengantar Aira baik ke sekolah atau hanya sebatas main. Aira terkekeh melihat Pak Toni dengan kolor belang hitam dan kaos dalam yang Nampak kusut serta sarung yang masih melilit tubuh kurusnya dan sesekali menggaruk perutnya.

"Bangun Pak,10 menit lagi ya aku tunggu dimobil" Perintahnya kemudian berbalik meninggalkan Pak Toni.

Aira melompat kegirangan,Satu hari dalam 365 semenjak pindah ke Yogja menjadi hari yang teristimewa.perjuangannya mendekati Dimas Adji Pangestu berbuah manis, sehari sebelumnya Dimas menyatakan perasaannya,tepat dihari kasih sayang 14 februari 2012.

"Tumben ni orang Jakarta udah disekolah aja,mimpi apa ente" ejek Dea terkekeh-kekeh bersama Caca.

"Iya nih tumbenan banget, baru jam 7 " timbal Caca sembari menatap jam ditangan kirinya.

Aira menarik nafasnya berat,terlalu malas meladeni sifat jahil kedua sahabatnya itu.Aira memalingkan wajahnya kearah tembok dengan punggung-punggung lengan yang menjadi bantalannya.Sesaat setelah hampir jatuh kedalam mimpi,seseorang membelai rambutnya dengan lembut.Argh Dea gumamnya dalam hati.Belaian itu semakin sering membuat Aira merasa jijik.

Aira memutar kepalanya membelakangi tembok,dengan mata yang masih tertutup Aira masih menikmati tidur paginya, tetapi kembali lagi belaian ke rambutnya bener-benar menganggu konsenstrasinya.

"Apaan sih De" gerutunya dengan mata yang nyaris tertutup rapat.

Tidak ada jawaban dari lawannya,tapi kembali lagi sebuah belaian halus mengacak rambutnya.

"De" gertaknya keras hingga membuat mata Aira 100% terbuka.Naas bukannya Dea yang mengusilnya justru tatapan hangat dari seorang pria membuat pipinya merona.

"Pagi Cantik, bangun yuk semua udah kumpul dilapangan" sapanya membuat jantung Aira seperti lari marathon.

Pemuda itu pergi dengan tatapan yang menghalus,meluluhkan hatinya.

SISA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang