"Oooh, I'd be nothing without you. Oooh, there'd be no song without you, without youuu."
Mobil yang ruangnya tak seberapa, kini dipenuhi dengan suara lantang Issa, yang langsung heboh saat lagu HONNE mengalun dari audio mobil yang sudah tersambung dengan Apple Music-nya. Seolah hari kemarin tidak pernah ada, senyumnya merekah lebar. Di pelukan gadis itu terdapat sebungkus besar tortilla chips dan kripik kentang berkemasan karton dengan karakter berkumis sebagai ikon merknya.
Issa sangat beruntung, karena kali ini Nadya tidak ikut serta karena agenda perdananya dengan rekan di tempat magang. Sebab, jika malam ini gadis itu juga turut berada di dalam mobil bersama dirinya dan Raja, sudah pasti Issa akan mendapatkan setidaknya dua ocehan. Pertama, karena lagu bergenre alternative atau indie yang terputar dan dinilai membuat ngantuk oleh Nadya, serta suara sang gadis yang melengkingnya bukan main.
Kalau Raja, sih, tidak banyak protes. Pun meski dia bukan penikmat musik indie, Raja membiarkan saja Issa menyetel lagu-lagu kesukaannya itu. Walaupun agenda carpool karaoke ini menjadi milik Issa sepenuhnya, sedang Raja hanya bergumam sedikit sebab tidak terlalu hafal lirik. Tidak seperti Nadya yang terus berebut untuk mendengarkan melodi lantunan Taylor Swift, yang kata Issa, "Pathetic bener, hobi kok ngajak galau orang satu dunia."
"Eh, kaki lo jangan naik, Sa. Gue baru cuci mobil luar dalam."
Ya, kalau Raja, sih, paling protesnya terkait kebersihan dan kerapian. Snack yang tidak boleh jatuh, jendela yang harus dibuka jika memakan sesuatu yang baunya menyengat, atau menurunkan kaki dari dasbor seperti yang baru saja dia peringatkan.
Issa pun segera menuruti titah itu. Entah kenapa, meski sudah hafal dengan tabiat Raja yang seperti ini, dia dan Nadya tetap saja melakukan hal-hal yang dapat mengganggu keseimbangan kerapian dan kebersihan mobil Raja.
"Kayaknya kalo disuruh milih ngasih tumpangan gue yang abis nyemplung ke comberan atau ninggalin gue diketawain setiap orang di jalan, lo bakal milih yang kedua saking nggak maunya Dimy kotor," kata Issa sarkastik.
Dimy itu nama mobil Raja, berasal dari kata diamond.
"Udah pasti nggak, sih?" Raja membenarkan, membuat Issa melemparkan bantal leher ke arah lelaki itu.
"Tega!"
Tawa menjadi sahutan yang diberikan Raja. Namun, bukannya cemberut, Issa justru ikut terkekeh. Mood-nya sedang sangat baik hari ini. Rasanya, dia ingin tertawa sepanjang waktu, tidak peduli meski bibir gadis itu akan sobek. Bahkan saat Raja sudah meredakan tawanya pun, Issa masih setia dengan kekehan-kekehan kecilnya.
Sampai Raja berucap, "Udah kenapa, Sa. Kering gigi lo, cengengesan mulu dari tadi."
Issa menoleh, masih dengan raut sumringah. Sebelum kembali menerawang ke depan sembari berujar, "Seneng banget tau, Ja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Borderlines - Jeong Jaehyun
RomanceC A M P U S S T O R Y A New Adult Romance *** Harusnya Issa kesal pada supervisor-nya yang menyebut Issa tidak becus di hari pertama dia bergabung dengan divisi Lifestyle Navigasi Media. Akan tetapi, sebaliknya, hidup yang semula berada di ruang...