Selamat pagi, Ayah, Ibu" Arabella menarik kursi.
Semalam Duke dan Duchess sudah kembali, Arabella kembali lebih awal. Namun, dia tak bisa tidur semalam. Ia memutuskan untuk bergadang dengan membaca buku semalaman.
Kalian ingin tahu apa yang terjadi setelah dia bangun pagi ini dan bercermin?
Sialan,terdapat memar atau kemerahan di sekitar garis leher Arabella, yang sudah dipastikan berasal dari mana bekas tersebut.
Sungguh dia lalai dalam menjaga diri kali ini,biasanya ia akan menendang jauh atau menikam para pria yang mencoba melakukan hal tak senonoh seperti itu.
Tapi entah dari mana datangnya hawa yang menekan dan membuat tubunya lemah dalam dekapan pria tampan itu.
'baik kali ini aku mengakui pria itu tampan'Sepertinya dia bukan berasal dari kerajaan nya dan baru kali ini ia melihat pria itu.
Sudahlah jangan pikirkan pria brengsek itu lagi,jika bertemu lagi ia bersumpah akan menedang masa depannya.
"Selamat pagi sayang. Apakah kau baik-baik saja? Kau terlalu cepat pulang semalam bahkan sebelum bertemu dengan kami" khawatir Duchess, Arabella tampak memikirkan alasan yang masuk akal.
"Ibu, semalam aku tidak enak badan. Terlebih lagi ada kejadian yang tak terduga seperti 'itu'" ucap Arabella merujuk kepada kejadian pembunuhan semalam.
"Ah! Itu benar-benar mengerikan! Kau harus berhati-hati Arabel. Bagaimana dengan putra mahkota? Apakah dia sudah berhasil masuk ke hati mu?" Tanya Duchess lagi membuat Arabella memutar bola mata malas.
Harus berapa kali ia katakan,dia tak tertarik dengan kisah cinta yang menggelikan itu dan tak terlibat dalam hubungan konyol tersebut.
"Ibu... Sudah ku katakan, aku tak ingin menjalin hubungan dengan siapapun. Aku akan menjadi penerus keluarga ini" ingin rasanya ia menggebrak meja ini bila ia tak ingat dihadapannya ini sang ibu tercinta.
"Arabel, Ayah tak kan melarang keputusan mu. Tetapi kau tak bisa hidup sendiri selamanya nak..." Kini Duke angkat bicara.matanya memancarkan kasih sayang kepada putrinya
'Padahal mereka baru kembali, mengapa hanya membicarakan pernikahan?! Menyebalkan!' Batin Arabella berkecamuk.
Apakah hidup ini hanya tentang cinta, menikah,punya anak dan hidup bahagia bersama. Ia muak mendengarkan semua ini apa tak ada hal lain yang ingin dibahas,contohnya seperti pembunuhan tadi malam yang lebih menarik.
Ia tak berbicara apapun lagi dan meneruskan sarapannya. Di sana hanya Duke dan istrinya yang asyik bercanda riang. Hubungan mereka begitu harmonis, meski terkadang keduanya sama-sama sibuk. Arabella hanya mendengus kesal.
PRANG!
Arabella meletakkan sendok dan garpu secara kasar.Moodnya hancur bila keduanya membahas tentang asmaranya terlebih ada Putra mahkota di sana.
Kedua orangtua nya hanya bisa menghela nafas lelah melihat kelakuan Arabella.Ia segera pergi keluar, pagi yang sangat buruk baginya. Untunglah hari ini akademi libur, dia berencana untuk pergi berkuda saja mengelilingi hutan mencari udara segar yang ada di wilayah Marlin.
.
.
.
Arabella sudah sampai di kandang kudanya. Dia menyuruh penjaga untuk mengeluarkan kuda kesayangannya, kuda yang berwarna putih bersih. Arabella sendiri memberikan nama Hollis pada kuda itu, dia sangat menyayangi nya."Hollis, ayo kita jalan-jalan hari ini! Jadilah kuda baik dan penurut, kau mengerti" Arabella mengelus bulu-bulu halus itu. Hollis bersuara bertanda dia senang akan kehadiran sang majikan.
Arabella menaiki kuda dengan mudahnya, dia sangat ahli dalam hal ini. Menaiki kuda serta belajar pertahanan diri lebih menyenangkan daripada menikmati tea time seperti gadis bangsawan lain. Hollis mulai berjalan dengan cepat , Arabella tersenyum menikmati pancaran sinar matahari pagi yang mengenai wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lari Dari Sang Alpha (COLLAB)
RomanceMate? Alpha? Werewolf? Omong kosong apa itu? Manusia serigala hanyalah sebuah dogeng. Itu yang sempat Arabella pikirkan hingga suatu hari ia menyaksikan dengan mata kepala makhluk mitologi itu sendiri. "Persetan dengan Moon Goddes! Persetan dengan...