Don't be silent reader! Yuk bikin aku on fire ngetik lanjutannya!
*
Let's read!
***
Celine keluar dari mobilnya setelah ia berhasil memarkirkannya di depan sebuah apartemen. Ia bertemu dengan salah seorang petugas keamanan untuk mengatakan tujuannya datang ke sini. Setelah itu, ia pun menitipkan mobilnya pada satpam itu. Dan mengatakan jika ia tidak akan lama di dalam.
Celine berjalan anggun seperti biasa. Kemudian, ia segera menaiki lift dan menekan angka yang sembilan. Ia ingat jelas jika Arya tinggal di lantai tersebut.
Selang beberapa detik, Celine tiba di lantai sembilan. Ia pun segera menuju ke unit yang ia yakini merupakan tempat tinggal Arya.
Ia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tak ada suara sahutan dari dalam. Kemudian, Celine memencet bel. Namun tetap saja, tidak ada tanda-tanda jika ada orang di dalam unit tersebut.
“Haruskah aku menunggunya di sini? Dan membuang waktuku yang berharga begitu saja? Ini gila!” gumam Celine.
Seperti yang ia rencanakan kemarin siang, akhirnya ia mengunjungi unit apartemen Arya. Namun pria itu tampaknya tidak ada di apartemennya sore ini.
“Apa jangan-jangan dia punya tempat tinggal lain dan tidak akan pulang hari ini? Dilihat dari sosoknya, tidak mungkin ia hanya punya unit ini untuk ia tinggali. Argh, sial! Seharusnya aku berusaha mencari tahu informasi tentangnya terlebih dahulu agar tidak buang-buang waktu seperti ini,” keluh Celine.
Celine tidak tahu, harus berapa lama ia menunggu Arya di sini. Bertanya pada pihak apartemen pun percuma. Karena pasti mereka menjaga ketat keamanan data para penghuninya. Lantas, bagaimana cara Celine bisa berjumpa kembali dengan pria bernama Arya itu?
Tidak tahu harus melakukan apa, Celine akhirnya memutuskan untuk menunggu sedikit lebih lama. Siapa tahu, Arya hanya belum kembali saja dari kantornya.
Celine berharap banyak bisa berjumpa dengan Arya hari ini juga, sebelum pria itu mencari gara-gara di kemudian hari.
Namun, hampir satu jam menunggu, Celine belum juga melihat tanda-tanda kedatangan pemilik apartemen tersebut. Padahal jelas jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Jika memang Arya akan pulang ke apartemen, seharusnya pria itu sudah sampai, kan? Namun faktanya nihil.
Sepertinya pria itu memang tidak akan pulang ke apartemen hari ini.
“Mungkin aku akan ke sini lagi lain waktu. Tapi besok hingga tiga hari ke depan sepertinya aku akan sibuk. Berarti aku ke sini lagi besok Sabtu saja,” gumam Celine.
Ia pun bergegas pergi setelah menyadari jika usahanya hari ini belum dapat membuahkan hasil.
***
Celine berperan seolah ia hanya gadis lugu yang mengikuti arus serta arahan kedua orangtuanya.
Sejak pertemuannya dengan Jevin beberapa hari lalu, baru malam ini lah mereka dapat kembali bertemu.
Kini, mereka sedang menikmati makan malam romantis di sebuah restoran mewah. Tentu, ini bukan rencana keduanya. Mereka hanya tinggal datang sesuai yang diarahkan orangtua masing-masing.
Celine memilih untuk pura-pura tidak peduli dengan pria di hadapannya. Ia menikmati hidangan di hadapannya dengan lahap tanpa sekali pun melirik ke arah Jevin yang sejak tadi mencuri-curi pandang ke arahnya.
“Ada apa? Apa ada yang ingin kamu bicarakan?” tanya Celine setelah ia menyelesaikan kegiatan makannya. Ia beralih menatap Jevin yang baru saja menjauhkan piringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lips's Affair
RomanceWarning mature 21+ Tubuh wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu menegang bersamaan dengan datangnya gelombang gairah yang mengakhiri kegiatan panasnya malam ini bersama seorang pria. Keduanya saling berpelukan hingga si pria menarik kepunyaannya d...