Hari Senin adalah hari paling dibenci oleh gadis yang masih terbaring diranjangnya dengan selimut yang selalu setia melilit ditubuhnya, Jam weker sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu dan sekarang sudah menunjukan pukul 06.15 dimana 45 menit lagi upacara bendera akan segera dimulai.
"QUILLA BANGUN APA KAMU TIDAK AKAN SEKOLAH" Teriak wanita paruh baya yang sedang berusaha membangunkan anak semata wayangnya
"Hmmm 5 menit lagi deh bun nanggung, Ila masih ngantuk banget" Balas Quilla sambil mengeratkan selimut ketubuhnya
"ga da 5 menit Ila,Ini udah mau jam 7" Ucap sang Ibunda dengan sedikit menahan kekesalannya
"Masih jam 7 Bun..." Balasnya
sedetikk... dua detik... pada detik ketiga Ila langsung membuka full matanya lalu bernjak dari kasur.
"Bunda kenapa baru bangunin Ila" Ucap Quilla sambil berlari kearah kamar mandi
Sang ibunda yang melihat kelakuan anaknya hanya menggeleng heran dan sesekali cekikikan karena telah berhasil menjahili anaknya, nyatanya sekarang masih menunjukan pukul 06.20
Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk bersiap berangkat sekolah akhirnya Quilla menuruni anak tangga dengan sangat tergesa gesa.
"pelan-pelan nanti jatuh, kamu ga sarapan dulu?" Tanya sang Ibunda
"ngga bun Ila udah telambat nih, gojeknya udah didepan juga Ila berangkat" setelah mengucapkan itu ila pun menyalimi tangan sang ibu dan berpamitan untuk berangkat sekolah.
Saat diperjalanan ternyata begitu macet dan jam sudah menunjukkan pukul 06.55 dimana gerbang sebentar lagi akan segera ditutup.
setelah melewati kemacetan akhirnya Ila sudah sampai disekolah pukul 07.10 gerbangpun sudah ditutup, dan sekarang Ila berada didepan gerbang bersama beberapa anak-anak yang juga datang terlambat.
tak membutuhkan waktu lama gerbang tersebut dibuka dan terdapat seorang guru killer yang menatap siswa siswi dengan tatapan garang.
"Masuk kalian, berbaris dilapangan kedua dan ikuti upacara dengan baik mengerti?!" Ucap Bu Diah seorang guru kiler yang sangat tegas terhadap peraturan
Akhirnya upacara yang sangat sangat memakan tenaga itu selesai juga, padahal jika dipikir-pikir dia tidak melakukan hal-hal berat saat upacara namun kenapa kegiatan upacara sangat memakan tenaga? aneh memang.
Saat sedang asik melamun memikirkan hal itu tiba-tiba Bu Diah datang langsung menyuruh untuk berbaris kembali dengan rapih dan mulai mengeluarkan wejangan yang sangat panjang sampai tidak ingat waktu.
"Ingat tidak diulangi lagi, kalian sudah mau lulus berilah contoh yang baik kepada adik kelas kalian, silahkan masuk ke kelas masing-masing" Setelah mengucapkan hal tersebut Bu Diah langsung melengos pergi begitu saja tanpa merasa kasihan sedikitpun.
"Rasanya gue pengen cabik-cabik itu guru, ga ada otak apa ngasih wejangan 1 Jam belum lagi tadi upacara berdiri hampir 1 Jam kagak sekalian aja patahin nih kaki?" Gerutunya sambil berjalan ke arah kelasnya secara tertatih dan apesnya lagi kelasnya ada dilantai 3 dimana dia harus melewati banyak anak tangga untuk sampai ke kelasnya.
Ya Allah masih pagi tapi kenapa cobaan hamba berat sekali Ya Allah batin Quila yang sangat dramatis
setelah melewati anak tangga yang sangat banyak akhirnya Quila sampai didepan kelasnya dengan nafas yang sangat berat dan kaki yang mungkin sebentar lagi akan patah karena sekarang dia tidak merasakan apa-apa pada kakinya.
Quilapun masuk kedalam kelas dan untungnya didalam kelas tersebut sedang Jamkos karena tinggal mengihtung minggu mereka hampir lulus yang dimana sudah tidak ada lagi pembelajaran yang akan dibahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance and Time
Teen Fiction"Gue harus gimana biar lu ga pergi? please jangan buat masalah ini jadi nambah rumit Ila." Ucap Sebastian menahan amarah "Gue berhenti sampai disini, sekeras apapun gue berjuang kalo lu ga bisa liat itu, ga akan pernah ada harganya Bas." Lanjut Syaq...