52. Family

2.3K 101 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

S

etelah menghabiskan tiga hari di kampung mereka kembali ke kota mereka. rasa sedih menyeruak karena Shana harus meninggalkan kedua orangtuanya kembali. Tapi itu memang sudah harus ia jalani.

Shana dan Daren sudah membahas mengenai tempat tinggal. Sebenarnya Daren sudah memiliki sebuah rumah yang sengaja dia siapkan untuk keluarga kecilnya nanti. Dia hanya sesekali menempati rumah itu. di dalamnya pun masih perlu diisi perabotan-perabotan yang belum lengkap.

Shana pun sudah menyetujuinya. bagaimanapun dia akan ikut kemanapun suaminya pergi. Karena sekarang dia sudah menjadi istri Daren dan sudah sepatutnya dia patuh kepada sang suami. Kontrakannya dulu juga sudah akan habis masa sewanya. Jadi dia bisa mengembalikannya lagi.

"Wah, rumahnya bagus sekali Papi!" gumam Seira senang. Gadis kecil itu ada di gendongan Daren sekarang. tentu saja dengan pernikahan itu, Seira lah yang paling berbahagia. Dia bahagia karena pada akhirnya dia bisa merasakan memiliki Ayah.

"Iya sayang, oh ya, Papi juga punya sesuatu untuk Seira." Ujar lelaki itu membuat Seira bersemangat dibuatnya.

"Taraa.. ini kolam ikan untuk Seira." Daren menunjukkan kolam kecil yang dia isi dengan ikan koi berwarna-warni. Dia sengaja membuatkan kolam ikan itu karena tahu Seira menyukainya.

"Wah, bagus sekali. asik bisa lihat ikan setiap hari." Teriak gadis itu dengan riang gembira. Shana ikut senang melihat Seira senang.

"Terimakasih ya sayang. Kamu udah berkali-kali membuat Seira bahagia." Ujar Shana tulus pada suaminya itu.

"Sekarang aku ini suamimu dan juga ayahnya Seira, jadi aku akan menjamin kebahagiaan kalian berdua." Ujarnya dengan penuh keyakinan. Shana tak salah memilih Daren sebagai suaminya, dia selalu memprioritaskan dirinya dan juga Seira diatas kebahagiaannya sendiri.

Sebelum rumah itu dipakai, Daren sudah menyewa orang untuk membersihkan rumahnya. Dia ingin setelah mereka tiba di rumah itu, mereka tinggal memakainya saja tanpa perlu repot bersih-bersih lagi.

Shana segera menata pakaiannya di lemari kamar mereka. dia nampak bahagia bisa menjalankan perannya sebagai seorang istri saat ini. untuk pertama kalinya dia menata pakaian pria di lemari yang sama dengannya.

Di kamar lain, tepat di seberang kamarnya adalah kamar milik Seira. Entah sudah sejak kapan Daren mempersiapkan kamar itu. kamar yang bernuansa pink dan ada beberapa pernak-pernik kesukaan anak kecil. Seira pasti senang tidur di kamar itu. walaupun Shana agak cemas karena selama ini Seira belum pernah tidur sendirian.

"Daren, kita belum punya apapun di kulkas. Mau beli sayuran dulu atau beli makanan matang saja?" tanya Shana pada suaminya yang sedang duduk santai di sofa. Shana pun ikut duduk di sebelahnya dan mengobrol disana.

"Kamu tadi panggil aku apa?" Tanya Daren sembari menatap istrinya tajam.

"Daren. Kenapa?" tanya Shana dengan polosnya.

"Kita kan udah nikah, ya kali kamu panggil aku nama doang." Protes lelaki itu dengan nada merajuknya.

"Iya, maaf deh. panggil apa ya bagusnya." Ujar Shana sembari berpikir keras.

"Abang? Kakak? Om?" canda Shana membuat suaminya semakin kesal.

"Kamu ih. Masa suami sendiri dipanggil Om." Protesnya lagi membuat Shana tertawa puas karena berhasil mengerjai suaminya itu.

"Bercanda doang sayang." Shana memeluk suaminya erat agar tidak ngambek lagi.

" Awas ya kalo panggil nama lagi, aku akan hukum kamu." Ancam Daren pada sang istri. bukannya takut, Shana malah menggoda suaminya itu dengan berkali-kali memanggil nama Daren.

"Oh, nantangin ya. sini kamu." Daren mulai mengejar istrinya yang berlarian memutari sofa itu untuk menghindari Daren yang sedang kesal itu.

Namun Shana tak bisa mengalahkan kecepatan Daren, dalam waktu singkat Shana tertangkap oleh sang suami. Daren mengangkat istrinya dan Perempuan itu tertawa dengan napas yang memburu akibat berlarian kesana-kemari.

"Coba tadi bilang apa heh? Sekarang kamu udah di tangan aku. Kamu gak bisa kemana-mana lagi sayang." Ujar Daren tepat di samping telinga istrinya itu.

"Dari tadi kan aku bilang sayang gitu. Kamu aja yang gak denger." ujar perempuan itu dengan senyum jahil di bibirnya.

"Udah berani bohong ya, nih aku kasih hukumannya." Daren langsung menggelitiki istrinya sampai menggelinjang kegelian.

Shana tertawa kegelian dan mencoba untuk melepaskan diri dari sang suami. Tapi sayangnya kekuatannya hanyalah seperempat dari kekuatan Daren.

"Iya maaf sayang, udah dong geli." Teriak Shana kegelian.

"Mami, Papi mainan apa? kok gak ajakin Seira sih?" gadis kecil itu keluar dari ruang bermain dan menghampiri kedua orangtuanya itu.

"Sini sayang, Tuh Papi kamu jahil sama Mami." Adu Shana pada gadis kecilnya itu.

"Nggak Seira, Mami bohong. Orang Papi Cuma bercanda doang sama Mami." Kilah Daren mencoba meluluhkan hati Seira.

Shana lalu membisikkan sesuatu kepada putrinya dan dalam hitungan ketiga kedua perempuan itu kompak menggelitiki Daren. Lelaki itupun pasrah karena diserang oleh dua orang sekaligus. Tawa mereka pun pecah memenuhi ruangan yang masih nampak kosong itu. Rumah yang nantinya akan mereka isi dengan canda tawa mereka.

***

Akhirnya Seira udah punya papi sekarang..

Para onty readers pada ikut seneng gak ya???

Kalo Seira sudah pasti senang sekali...

Makasih yaaa yang udah bacaa :)

Have a great day !

Unexpected Child ( Terbit ✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang