DUDA IS MINE [CH2]

duda is mine : 45

"Udah ya bun, aku mau sekolah."

"Nanti duluuuu."

"Nanti aku bisa telat bun, kan mau latihan perpisahan sekolah hari ini."

"Nanti dulu ci, bunda masih mau sama kamu. Adeknya loh yang mau."

"Adeknya nanti keteken bunda."

"Enggak, kan bunda cuma peluk."

Christy menghela nafas kasar, sejak dimana chika dinyatakan hamil dan sekarang memasuki bulan ke 5. Chika menjadi manja pada christy, bahkan dengan yang lainnya juga sama. Seperti sekarang, bundanya itu tidak mau melepas dirinya pergi ke sekolah.

"Bunda mau nanya, boleh?" Tanya chika, sedikit melonggarkan pelukan.

"Tanya apa?" Bingung christy.

"Kamu kok gak marah, waktu tau bunda hamil lagi?" Tanya chika, karna sejak mereka mengumumkan bahwa chika hamil lagi, christy sama sekali tidak mengeluarkan eskpresi apapun.

"Kenapa emangnya?" Tanya christy.

"Ya kamu jawab dong, masa ditanya malah nanya balik." Protes chika.

"Bunda maunya aku marah?" Tanya christy, mengusap perut bundanya itu.

"Enggak, tapi kok kamu tumben gak marah atau apapun. Kamu pendem semua sendirian? Maaf ya, bunda juga gak tau kalau sampai punya adek lagi." Ucap chika, karna ia tahu sebenarnya christy tidak ingin memiliki adik lagi.

"Enggak bun, aku gak marah. Lagian aku juga seneng kok punya adek lagi, jadi bunda nanti gak kesepian kalau aku tinggal kuliah ke luar." Ucap christy

"Oh jadi gitu?!" Protes chika, akhirnya ia tahu alasan anak itu biasa saja. Christy hendak pergi keluar kota untuk menempuh pendidikan selanjutnya.

"Kamu kok jahat mau ninggalin bunda?" Protes chika, tidak terima.

"Cuma ke bandung bunda, yaampun. Lagian disana juga ada ibu sama papah, bunda gak perlu khawatir." Jawab christy, bahkan flora dan mirza sendiri yang meminta christy agar tinggal di rumah mereka saja. Selama christy berada di bandung untuk kuliah Disana.

"Ya tetep aja ci, yang namanya orang tua tuh pasti khawatir kalau anaknya pergi jauh. Enggak kamu, enggak abang suka banget pergi jauh-jauh." Keluh chika, dua anak itu senang sekali membuatnya khawatir karna jauh.

"Bandung kan deket bundaku sayang. Aku bisa pulang sabtu minggu kok, kalau misal libur." Ucap christy, lagipula bandung memang masih dekat dibanding cakra

"Tetep aja." Lesu chika, christy terkekeh

"Kan masih belum tentu bunda, aku kan nyoba daftar lewat elgible itu. Kalau emang bukan rezeki, ya liat nanti aja lah. Yang penting kuliah." Ucap christy, karna hasilnya tes nya saja belum keluar

"Pasti keterima, kamu itu kan pinter." Ucap chika, mengusap kepala christy.

Dug dug

"Ih, adeknya nendang-nendang bun." Kaget christy, saat ia merasakan adik di dalam perut chika terus menendang.

"Dibilang, adeknya tuh seneng ci kalau di deket cicinya. Kadang cuma sama kamu doang, adeknya aktif banget." Ucap chika, karna memang benar terkadang bayi itu sangat aktif jika berinteraksi dengannya

"Lucuuu, adeknya cowok atau cewek?" Tanya christy, menoleh kearah chika.

"Gak tau deh, bunda belum cek lagi. Hari ini jadwalnya." Jawab chika, sambil mengusap perut buncitnya.

"Yah, aku mau ikut. Tapi pasti bunda jadwalnya siang. Aku kan sekolah." Ucap christy, sedikit menyesal.

"Nanti bunda kabarin, kamu kan harus latihan perpisahan. Paling bunda sama ayah, sama kembar kalau mau ikut." Ucap chika, christy mengangguk.

"Bunda." Panggil christy.

"Kenapa?" Tanya chika, menoleh.

"Kalau adeknya cewek lagi, aku tetep di sayang kan?" Tanya christy, khawatir.

"Kamu tuh nanya apa sih, ya tetep di sayang dong angelina christy. Kamu kan juga anak bunda sama ayah, gak ada yang enggak disayang disini." Jawab chika

"Kan takutnya." Gumam christy, pelan. Chika yang sedikit mendengarnya ikut tersenyum mendengar ucapan christy.

"Gaakan, bunda sama ayah, sama yang lainnya tetep sayang kamu. Gak ada yang enggak di sayang disini." Ucap chika, mengecup pipi anak itu.

Cklek

"Yaampun, di tungguin malah masih disini. Ini udah jam berapa dek, chiko udah nunggu tuh di bawah." Ucap christian, datang ke kamar christy.

"Bundanya nih, daritadi nahan aku." Adu christy, menunjuk bundanya itu.

"Anaknya biar sekolah dulu bunda, udah mau telat loh ini. Udah jam 7.40, kamu latihan jam 8 kan disekolah?" Tanya christian, christy mengangguk.

"Yaudah, cepet ke bawah. Udah di tunggu sama chiko dibawah." Ucap christian, christy segera bersiap.

"Iyaa, ayah." Balas christy, bersiap.

Christian mendekati chika, yang sedang duduk diatas kasur christy. Ia menatap chika, chika yang merasa di tatap seperti itu menundukan kepala.

"Udah? Atau masih kurang?" Tanya christian, mendekati chika. Chika yang ditanya seperti itu, berfikir bahwa christian sedang marah dengannya.

"M-maaf." Balas chika menunduk.

"Kenapa minta maaf? Saya kadang bingung, kamu kok manjanya sama adek sih, gak manja sama saya. Ini ayahnya saya atau christy sih?" Keluh christian, ia merasa cemburu sekarang.

"Hahaha, kenapa gitu?" Chika tertawa.

"Kamu gak sayang ayah ya dek, masa maunya deket deket cici. Kamu gak mau deket-deket ayahmu?" Ucap christian, mengobrol dengan bayi itu.

"Masa cemburu sama anak sendiri." Cibir chika, terkekeh melihat suaminya.

"Ya lagian, kamu mau di jenguk ayah ya? Biar manja sama ayah terus?" Tanya christian, mendapat geplakan keras di lengan kekar milik christian.

"Gak usah macem-macem yayah ian, belum di bolehin sama dokter." Ucap chika, menolak dan menggeleng.

"Kan hari ini check up bun, sekalian tanya. Siapa tau boleh, orang udah kangen banget ya dek?" Ucap christian, mengusap perut buncit istrinya itu.

Disisi lain, benar saja bahwa chiko sudah menunggu dirinya di bawah. Dengan ditemani gevan dan gavin, yang sudah tentu libur di hari sabtu.

"Maaf ya, lama." Ucap christy, sambil menuruni tangga menuju bawah.

"Lama banget sih ci, kasian nih kak chiko nungguin cici." Ucap gevan.

"Untung ada kita yang nemenin." Ucap gavin, ikut bersuara pada cicinya.

"Iyaa, maaf. Tadi bunda gak mau di tinggal, jadinya lama." Jawab christy.

"Berangkat sekarang?" Tanya chiko.

"Iyaa, takut telat." Balas christy, sambil memakai tas selempang miliknya.

"Om chris sama tante chika mana? Mau pamitan." Tanya chiko, mencari.

"Ada di atas. Langsung berangkat aja, takut kelamaan." Ucap christy, chiko mau tak mau mengangguk.

"Kalau ayah sama bunda tanya, bilang ya cici sama kak chiko berangkat." Ucap christy, pada dua adik kembarnya.