Ceklek
Suara pintu terdengar dan memperlihatkan sosok pria yang terlihat lusuh keluar dari ruang dekan.
"Kenapa? You baikkan?"
Pria itu hanya menggeleng dengan helaan nafas berat, sudah di pastikan masalah besar menerpa Reyden Abimanyu, pria berumur 21 tahun bertubuh tegap tinggi bak atlit profesional.
"Gue pusing Yo, sepertinya gue gak bisa lanjut kuliah deh, apalagi keadaan nyokap di tambah dua adik gue yang perlu gue pikirin kedepannya. Gue gak sanggup nih harus mikirin biaya kuliah juga"
"Lu butuh berapa? Gue transfer"
Aryo yang notabennya sahabatnya Reyden langsung merogoh ponselnya namun Rey Sepertinya menolak kali ini, pasalnya dari awal ia masuk kuliah sampai semester 5, pria itulah yang selalu menyodorkan bantuan sampai bantuan terakhir yang cukup besar untuk biaya rumah sakit ibunya.
"Cukup Yo, terlalu banyak hutang gue"
"Gue ngasih ikhlas ko, gak usah di pikirin lah, gue bantuin lu selama ini bukan ngutangin lu"
"Gak lagi deh, tapi kalau lu mau bantu gue, bantuin gue cari kerja selain part time di restoran"
Aryo terdiam, ia menatap kearah Rey begitu seksama, seperti ada yang ingin ia ucapkan tapi ia segan.
"Kenapa Yo?"
"Gue ada kerjaan, kerjaan enak, uang banyak tapi gue gak yakin lu mau"
"Kapan gue pilih-pilih kerjaan sih Yo, gue mau Yo, kerjaan apapun itu akan gue usahain bisa"
Aryo terdiam sampai akhirnya ia mengangguk membuat raut wajah Rey sumringah tak sabar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan tentunya bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
"Kita obrolin pekerjaannya jangan disini ya"
Rey hanya mengut-mangut dan mengikuti kemana pria itu membawanya.
"Harus sampai keluar kampus gini"
Aryo hanya tersenyum, ia memilih meja untuk mereka makan siang bersama di sebuah restoran yang cukup ternama.
"Mahal Yo, kenapa kita harus makan disini"
"Karena ini tempat yang cocok buat kita obrolin masalah kerjaan, lagi pula kita nunggu seseorang ko"
"Siapa?"
Belum menjawab pertanyaan Rey, Aryo terlihat berdiri dan melambaikan tangan kearah seseorang. Rey menoleh kebelakang dan terlihat wanita berjalan kearah Mereke dengan dua orang pria bertubuh tegap layaknya bodyguard.
"Hello mih"
"Hello sayangnya mami"
Aryo dan wanita itu saling cipika cipiki, Rey saat itu langsung berdiri dan bingung harus apa selain melambaikan tangan dan mencium tangan wanita itu layaknya seorang ibu.
"Lu mah Rey malah cium tangan"
"Gapapa sayang"
Rey terlihat bingung sambil menggaruk telungkupnya apalagi pas ia dengar kata sayang dari wanita yang Rey perkiraan umurnya di atas Aryo.
"Rey kenalin ini mami Rachel"
"Ma..mami?"
"Iya"
Wanita itu mengulurkan tangannya dan Rey juga, namun ketika kedua tangan mereka berjabatan, mami Rachel mengusap sambil menatap intens kearah Rey. Sungguh Rey tak nyaman di tatap Seperti itu.
"Santai ajah bro"
Rey hanya menelan ludahnya.
"Kayanya masih fresh ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
REYDEN🔞
Teen FictionTentang perjalanan hidup pria bernama Reyden Abimanyu, selengkapnya baca ajah ya..!! Warning..!! di bawah umur di larang baca