WARNING!!
Beberapa adegan dalam cerita ini mengandung unsur kekerasan, seksualitas, kata-kata kasar dan berbagai unsur dewasa lainnya.
----------
Meskipun disebut sebagai iblis yang kejam dan berhati dingin, nyatanya Hyunjin tetaplah manusia biasa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Dia menemukan alat itu?"
"Ya." jawab Lee Know sambil membantu memakaikan jas pada Hyunjin. "Dan karena itu, sekarang aku jadi tau siapa yang membantunya selama ini."
"Kakak sendiri yang akan mengurusnya?"
"Tidak. Dia akan kuserahkan pada Jisung. Aku sama sekali tidak ingin bermain dengannya lagi."
"Jisung?"
"Ah ya, aku lupa memberi tahumu. Jisung akan bekerja dirumah mulai besok. Jadi hari ini aku akan memasang semua perlengkapan yang dibutuhkan di kamarnya."
"Tunggu, tunggu." Hyunjin masih belum mengerti maksud Lee Know. "Jisung mengerti hal seperti itu?"
"Dia akan belajar. Aku akan menugaskan top agent kita untuk melatih Jisung agar bisa langsung bekerja secepatnya."
"Kenapa Kakak melibatkan Jisung?"
"Jisung punya insting dan kepandaian yang cocok untuk pekerjaan seperti ini. Sayang sekali kalau dia cuma melakukan pekerjaan biasa saja. Dan lagi, jika Jisung bisa bekerja di rumah, dia bisa sekalian menjaga Felix saat kita berdua sedang tidak ada."
Hyunjin terdiam. Ia masih agak kurang setuju dengan ide Lee Know itu.
"Jisung tidak akan seperti dia, Jin. Kau tidak perlu khawatir padanya. Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri."
Hyunjin menghela napasnya. "Aku justru lebih mengkhawatirkan Kakak. Melakukan hal seperti ini lagi pasti akan membuat Kakak mengingatnya kembali."
"Dia kini sudah tidak ada artinya lagi bagiku. Dan lagi, kali ini dia sendiri yang menantangku. Aku tidak mungkin diam saja, kan?" Lee Know tersenyum.
Hyunjin kembali menghela napasnya. "Baiklah. Tapi tolong jangan libatkan diri Kakak dalam bahaya karena itu."
"Aku mengerti." Lee Know menganggukkan kepalanya. "Oh ya, sepertinya Jeongin tidak tau apa-apa soal Pamanmu. Dia masih ditahap mencari tau soal itu."
"Kurasa kata-kataku padanya malam itu membuatnya cukup penasaran. Aku ingin tau apa yang akan dia lakukan saat dia tau segalanya."
"Jadi intinya, dia menyerangmu benar-benar hanya karena Felix untuk saat ini. Apa kau tau kalau Jeongin sudah menyatakan perasaannya pada Felix?"
"Kapan dia melakukannya?"
"Sepertinya sebelum acara keluarga kemarin. Jadi kurasa dia marah padamu karena kau mencuri start duluan."
Hyunjin terkekeh. "Siapa yang mencuri start dari siapa? Aku bahkan belum mengatakan apa-apa tentang perasaanku pada Felix."
"Tapi sepertinya kau dan Felix makin dekat. Apa yang kau lakukan padanya?"
"Aku tidak melakukan apa-apa."
"Felix bahkan sangat memikirkan tentang menjadi kekasih pura-pura mu. Dia sepertinya tidak mau kalian menyudahinya."
"Dia sudah mendapat pernyataan cinta dari orang yang disukainya. Mana mungkin dia masih memikirkan tentang berpura-pura jadi kekasihku?"
"Eyy, kalian bahkan tidur bersama lagi."
Hyunjin memutar bola matanya malas. "Apa yang sebenarnya ingin Kakak katakan?"
"Cepat nyatakan perasaanmu padanya. Apa lagi sebenarnya yang kau tunggu?"
"Aku menunggu timing yang tepat dulu."
"Kau terlalu lambat."
"Aku tidak mungkin tiba-tiba bilang kalau aku menyukainya, kan?"
"Kenapa tidak bisa?"
"Aku sedang mencari cara supaya dia tidak bisa menolakku."
"Tsk, dia tidak akan menolakmu."
"Bagaimana Kakak bisa seyakin itu?"
"Sudah kubilang kalau Felix itu juga sebenarnya menyukaimu."
"Baiklah, baiklah, aku akan menyatakan perasaanku padanya dalam waktu dekat ini."
Lee Know mengangguk. "Bagus."
Hyunjin mendesis. Ia kadang berpikir kalau Lee Know itu mirip seperti Kakeknya. Senang sekali mendorong Hyunjin melakukan hal-hal yang mereka inginkan.
"Oh ya Kak, Felix akan keluar sabtu ini. Dia akan bertemu dengan Jeongin."
"Sabtu ini? Kita harus keluar kota hari itu. Aku akan menugaskan beberapa orang untuk menjaga Felix dan mengawasi sekitar juga kalau begitu."
"Aku bisa pergi sendiri. Tolong Kakak jaga Felix hari itu."
"Kau yakin?"
"Tentu saja. Aku akan lebih tenang kalau Kakak langsung yang menjaganya."
Lee Know menghela napasnya. "Baiklah, aku yang akan menjaganya."
-0-
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hyunjin dan Lee Know disambut dengan sangat antusias saat mereka sampai di sebuah perusahaan yang akan menjadi partner bisnis mereka yang baru. Hari ini mereka mengundang Hyunjin datang untuk menunjukkan produk baru mereka.
"Selamat datang, Tuan Hwang, Tuan Lee. Presdir sudah menunggu anda di ruang meeting bersama dengan yang lainnya." sambut salah seorang pegawai disana yang memang ditugaskan menyambut Hyunjin.
Hyunjin hanya melirik sekilas.
Lee Know tersenyum. "Terima kasih. Bisa antarkan kami kesana sekarang?"
"Baik, Tuan." sang pegawai langsung berjalan lebih dulu untuk menunjukkan jalan menuju ruangan yang di maksud, yang langsung diikuti oleh Hyunjin dan Lee Know.
"Kukira sedikitnya kau akan bisa tersenyum menanggapi sambutannya tadi. Ternyata kau masih sama saja." keluh Lee Know dengan suara pelan.