[Part 24] : Perkumpulan Dan Ingatan Kecil

2.1K 156 7
                                    

Playlist_song by :
Upsahl - Money On My Mind

~ Selamat Membaca ~

🌑🌑🌑

00.40 AM

Seorang pria dengan setelan jas hitam mahal, berjalan tegap menyusuri lorong menuju satu-satunya ruangan didepannya. Dimana hanya dengan penerangan temaram, menerangi langkahnya. Diikuti pria lain yang juga berjalan dibelakangnya, lengkap dengan walki talkie dan wearless ditelinganya. Memperlihatkan jika pria tersebut hanya pengawal dari pria berjas hitam mahal itu.

Cklekk!

Dengan hormat, pria yang membawa walkie talkie maju dan membukakan pintu. Mempersilahkan pria bersetelan jas hitam mahal tersebut untuk masuk.

Klek!

Dan langsung menutup pintu ruangan tepat setelah pria tersebut masuk. Masih berdiri, pria tersebut tersenyum kecil dibawah ruangan yang dengan pencahayaan minimum. Sebuah ruangan biasa, yang sayangnya tidak dengan orang-orang didalamnya.

Dimana sepuluh pria dengan usia berbeda, sudah terduduk menunggu kedatangannya.

Melangkah menuju kursinya, para anggota secara bersamaan langsung berdiri sebagai tanda hormat.

Dimana meja bulat panjang, membagi para anggota menjadi sisi kanan kiri dengan lima. Dan dirinya, duduk dikursi ujung. Layaknya kursi seorang pemimpin.

"Tuan." Ucap para anggota kembali secara serempak, menunduk hormat saat orang yang mereka sebut 'Tuan' sudah duduk dikursinya.

Membalas dengan dehaman, seluruh anggota langsung kembali duduk dikursi masing-masing.

"Maaf atas keteledoran saya, hingga pertemuan ini terjadi." Ucap pembukaan oleh seorang pria paruh baya, yang duduk paling ujung. Tidak lupa dengan menunduk hormat sebagai tanda rasa bersalah.

"Ceritakan semuanya dengan detail." Perintah pria bersetelan jas hitam mahal tersebut, dengan nada datarnya.

Meski ruangan tersebut diterangi dengan satu lampu penerangan kecil tepat diatas tengah meja. Namun, semua anggota masih bisa merasakan aura dingin yang terpancar dari pemimpin mereka. Membuat semua anggota meneguk ludah cemas.

"Sa, saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, anak buah saya malam itu menelpon kalau kunci brangkas tersebut hilang. Tidak ada dilacinya. Laci yang selalu dia kunci, dan kuncinya selalu dia bawa pergi kemanapun. Itu sebabnya saya menyuruhnya kembali ke sekolah tengah malam untuk mencari kunci tersebut. Namun, paginya saya mendapat surah pemindahan tugas dan kabar langsung dari sekretaris pimpinan kalau dia sudah tidak lagi mengajar. Maafkan saya tuan, saya bersalah." Jelas pria paruh baya tersebut tanpa berani menaikan wajahnya.

Krekk, krakk.

Suara leher yang direnggangkan milik pemimpin anggota, berhasil membuat ketegangan takut menyergap seluruh ruangan.

"Lalu." Ucap tuan tersebut, menyilangkan kaki dan menyandarkan punggungnya.

"Saya merasa ada yang tidak beres, setelah saya mendatangi tempat pemindahan tugasnya sore tadi. Tidak ada satupun guru yang bernama Jeno. Dan saya tidak menemukannya dilingkungan sekitar. Bahkan saat saya mendatangi rumahnya, tetangganya bilang jika Jeno tidak pernah pulang." Lanjut pria paruh baya menjelaskan, tanpa sadar jemarinya saling bertautan gemetar takut.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang