*30. Menahan pedih

167 7 0
                                    

"Kau sudah sarapan, Nak?"

Kepala bersurai pirang itu menoleh pada sang penanya. Sosok sang ibu terlihat mendudukkan diri pada kursi lain bersekatkan meja kopi kayu berbentuk persegi.

"Sudah. Mama bisa melihatnya sendiri, bukan? Piringku sudah kosong." Naruto melirik sejenak pada alat makan di atas meja, lalu kembali menekuni monitor laptop di atas pangkuan.

***

Silakan lanjut membaca di KaryaKarsa^^

Sebagai tambahan informasi, bab 23 - 32 akan terbit secara lengkap di KaryaKarsa ya...

Secret FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang