๑۩ tiga ۩๑

18 3 9
                                    

"memang kenapa kalau gue tahu hm?".

Deg..

tuhkan kebiasaan! selalu muncul jika ada yang menyebut namanya..

hufftt

"gapapaa, Cena mah suka ngawur gitu hehe". Syaza menyenggol Cena menyuruhnya untuk tidak ember soal tadi ia menangis.

Cena pun diam tanda mengerti, daripada nanti dirinya juga yang repot. Razan yang merasakan ada yang tidak beres akhirnya memilih duduk disamping Syaza..

"sini, liat abang..". ucapnya dengan lembut seraya menghadapkan wajah Syaza kearahnya. Yang di perlakukan seperti itu Syaza, namun yang salting malah Cena, bagaimana tidak salting jika di perlakukan semanis ituu.. Cena jadi ingin punya abang semanis plus setampan Razan mwehehhe..

"gapapa, beneran deh". Ujar Syaza bohong

"terus kenapa mata Ayes sembab gini? udah berani bohong sekarang?". Tutur Razan lembut

"o-ohh inii, i-ini tadi karna abis nonton drakor.. sedih bangett.."

"abng harus nonton sih, biar ikutan nangis kayak Ayes hehe.."

"ya kan Cena?". dengan cepat Syaza mengode agar Cena mengiyakan bulshitnya tadi. Untungnya Cena adalah orang yang pandai memahami situasi, jadi akan aman.

Razan hanya mengangguk-anggukan kepala, dan setelah itu pergi ke lantai dua. Syaza dan Cena yang melihat Razan pergi akhirnya bisa menghela napas lega, tumben sekali Razan bisa di bohongi...

[Produk Pertama💞]
nanti kekamar abng

Syaza membuka chat dari Razan, dan ya, ternyata Razan tetap tidak bisa di bohongi, ia pikir kali ini ia akan mudah membohongi Razan, namun ternyata tidak.

"kenapa za?". tanya Cena penasaran

"gagal Cen, ternyata tetap tau si Razan". Syaza menggaruk kepalanya, ini bukanlah hal buruk selama itu adalah Razan, bukan Reza. Karena Syaza tahu maksud Razan menyuruhnya ke kamar.

"yaa kalau udah gini, gue pulang aja ya. Don't give up". ujarnya antusias seraya mengepalkan tangan tanda menyemangati sahabatnya itu. Syaza mengangguk tersenyum, ia beruntung memiliki sahabat seperti cena, ya walaupun sering menyebalkan dan halal untuk di bogem.

Setelah mengantar Cena ke depan pintu, Syaza menuju kamar Razan. ia mengetuk pintu yang berwarna abu-abu itu dengan pelan dan masuk dengan langkah tak bersuara.

"mau berdiri sampe kapan disitu?". ucap Razan yang melihat Syaza malah berdiri melamun didekat pintu. Syaza yang mendengar itu dengan langkah pelan mendekati abang sulungnya itu di atas karpet.

"maafin Ayes ya bang, Ayes udah bohong". ia tidak berani menatap mata teduh Razan yang mirip seperti mamanya. Razan hanya diam tak menjawab namun sebuah pelukan langsung di rasakan oleh Syaza yang membuatnya tenang dan nyaman.

Razan menganggukkan kepala,

"tapi lain kali ga boleh bohong oke". begitu lembut seperti mama, itu yang di rasakan Syaza saat berada di sisi Razan. Syaza langsung mengangguk-angguk layaknya anak kecil yang lucu.

"terus kenapa tadi nangis?. Tanyanya menatap wajah Syaza yang sedikit sembab namun tetap terlihat cantik dan lucu dimatanya.

"tadi papa kerumah sakit"
"nyuruh Ayes pulang". Syaza pun menceritakan mengapa ia menangis, Razan pun mendengarkan dengan seksama, keningnya berkerut saat Syaza berkata Reza menggantikanya untuk menjaga mama, saat Syaza sudah tenang, Razan malah terlihat khawatir, Syaza yang tidak sadar kekhawatiran Razan pun hanya bersikap biasa saja.

"Ayes tidur dulu ya bang, ngantuk banget. Hoamm". tanpa menunggu jawaban dari razan, Syaza yang sudah mengantuk karena sehabis menangis, langsung menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Razan.

kamar Razan dan Syaza memang bersebelahan, lalu kamar Reza berada di depan kamar Syaza. Sedangkan kamar ortu mereka berada di lantai bawah.

[razan_gtg] : lo di RS?

[reza_cool] : knp?

[razan_gtg] : pap dong rez😗

[reza_cool] : dih ga jls

[razan_gtg] : mau mastiin aja, mana tau lo udh sekarat karna bokap

[reza_cool] : amn bro

[reza_cool] :

[razan_gtg] : ok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[razan_gtg] : ok. titip mama gue

[reza_cool] : Read

︵‿︵‿୨♡୧‿︵‿︵

Bau makanan sana sini membuat perut Syaza dan Cena semakin bergejolak ingin makan. Namun saking banyaknya menu di kantin kampus, mereka sudah mengelilingi kantin ini lebih dari 7 kali, sudah seperti towaf saja. Dan akhirnya mereka memilih ayam geprek yang berada di pojok kantin. Ayam geprek adalah pilihan mahasiswa yang kebingungan ingin makan apa, untungnya harga seporsi masih tergolong murah di kantong mahasiswa, yaitu 12 ribu.

Mereka terpaksa duduk di samping kumpulan mahasiswa dari fakultas lain yang juga memilih kantin 1 ini sebagai tempat favorit. Fyi kampus ini memiliki kantin kecil di setiap fakultas, namun juga memiliki 3 kantin utama yang menyediakan dengan lengkap menu makanan yang diinginkan. Mulai dari bakso hingga prindapan food.

"za, gue kok ga nyaman ya duduk disini..". Cena seperti gelisah, ia bergerak tidak tenang seperti cacing digoreng.

"kenapa? lu bisulan kali". Syaza seperti biasa tidak terlalu menanggapi omongan Cena, ia masih scroll tiktok dengan santai seraya menunggu pesanan mereka datang.

"dih enak saja! cantik-cantik gini bisulan". ujar Cena tidak terima. Syaza pun hanya meliriknya sekilas, benar kan? memang tidak penting meladeni Cena.

"ihhh za, gue serius tauk. Pindah yuk", ajak Cena, Syaza pun mengeryitkan dahinya. Apa maksud Cena ini? sudah jelas kantin penuh sesak, tidak ada tempat duduk lagi selain disini.

"ogah, lu ga liat gada tempat duduk laen?". Wajah Syaza yang ingin marah tidak jadi saat ia melihat pesanannya akan datang.

"noh udah dateng makanan nya", setelah membaca doa, Syaza langsung menyantap hidangan yang begitu menggiurkan.

Namun berbeda dengan Cena yang belum menyantap makanannya, lirikannya berulang kali mengarah ke meja depannya yang membelakangi Syaza, Syaza yang melihat gelagat Cena pun dengan cepat menoleh ke belakangnya. Dan ya ternyata ini penyebab Cena begitu gelisah..

Syaza Dan HarapannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang