Bab 24

1.9K 262 135
                                    

Yeaay sempet update sebelum ganti minggu! 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeaay sempet update sebelum ganti minggu! 😁. Siang2 pula..

Jangan baca sambil makan ya!. Aku takut kalian kesedak 😩😩.

Part ini mengandung 21+ ya 🙈.
Cian Tirta di siksa terus ngga dikasih enak 🤣.

Voment yg ramaiii, biar cepet up lagi~

❄️❄️❄️

Selain senang sekali mengirimkan Tirta list makanan yang wajib ia beli sebelum pulang ke rumah, Kirsi juga semakin membuat Tirta pusing karena sifat cemburu yang sering kali meledak-ledak. Bisa dibilang semua perempuan yang berinteraksi dengan Tirta—terkecuali keluarga dan Icha—jadi sasaran kecemburuan Kirsi. Padahal, perempuan-perempuan itu hanyalah karyawan perusahaan atau mitra bisnis Tirta yang terkadang menanyakan perihal laporan atau pertanyaan bisnis lainnya.

Bahkan, Jika ia mendengar seorang penelpon yang menghubungi Tirta adalah perempuan, Kirsi segera bergerak mendekat untuk menguping. Dan saat ia mendengar bahwa perempuan itu menawarkan asuransi atau kredit bank, Kirsi tak segan merebut ponsel Tirta, "JANGAN GANGGUIN SUAMI SAYA YA!. AWAS TELFON-TELFON LAGI!. SAYA CARI RUMAH KAMU NANTI!.", Ancamnya galak. Lalu, Tirta akan di tinggal tidur, di punggungi.

Di satu malam ketika Tirta sedang menyelesaikan pekerjaan yang terpaksa ia bawa ke rumah, Kirsi masuk ke dalam ruang kerjanya dengan gerak kasar. Tirta mendongak, mendapati Kirsi mengayunkan langkah menghentak-hentak dengan bibir cemberut. Feeling Tirta mengatakan, bahwa akan ada masalah yang menyerangnya sebentar lagi.

"Ada apa?" Tanyanya lembut sambil menghela nafasnya sepelan mungkin saat Kirsi baru sampai di depan meja kerjanya. Perempuan itu bersedekap dada, menampakkan wajah marahnya.

"Kamu ngga ngerasa punya salah sama aku?!."

"Tidak." Jawab Tirta cepat. Ia memang tak merasa melakukan kesalahan apapun. Sebelum membeli buah-buahan untuk hari ini, Tirta sudah mendapatkan approval dari Kirsi bahwa semua jawaban tebak-tebakkannya benar.

"Kok ngga mikir dulu?. Yakin banget kamu ngga bikin salah.."

"Saya tidak merasa melakukan kesalahan apapun Kirs. Jika memang ada, bisa tidak kamu sampaikan saja secara langsung?. Jangan membuat saya menebak-nebak seperti sekarang ini.." Tirta bisa gila jika terus-terusan mendapat tatapan sinis Kirsi.

Masih dengan bibir cemberut, Kirsi menyerahkan ponselnya pada Tirta. Tirta meraihnya, menatap layar ponsel yang kini menampilkan foto dirinya bersama salah satu mitra bisnis yang pagi tadi menyepakati perjanjian kerjasama. Foto itu menjadi headline di salah satu koran digital, "Apa?" Tanyanya tak mengerti.

"Kamu bisa ngga jaga perasaan aku?!. Kenapa musti deket-deketan gitu sih fotonya!." Ucapnya berapi-api sambil menunjuk-nunjuk ke layar ponsel.

Kedua alis tebal Tirta bertaut, "Dekat-dekat bagaimana?"

Love Lightstick : After Story (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang