Keluarga pasien?

2.3K 366 33
                                    

Jantung Alvex berdetak liar, pria tinggi itu masuk ke dalam rumah Clau dengan mudah. Satpam sama sekali tidak menghentikannya begitu tau siapa yang datang.

Keringat membasahi tangan Alvex, ia hendak berbelok menuju kamar Biyu yang ada di belakang rumah utama namun langkahnya terhenti ketika ia berpapasan dengan seseorang.

Keduanya terdiam saling menatap dengan tajam.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Alvex berteriak murka melihat pria kecil yang dikhawatirkannya berada digendongan orang tersebut. Tubuh lemah Biyu terlihat bersandar dengan matanya yang tertutup. Darah di sekitaran wajahnya mengering, rambut Biyu terlihat lepek dengan keringat membasahi keningnya.

"Tidak ada waktu untuk bertengkar," Pria yang mengendong Biyu berbicara dengan lemah, suaranya serak seperti menahan emosinya sendiri. "Minggir!"

"Apa-apaan kau ini?!" Alvex maju untuk mencengkram kerah kemeja yang digunakan pria dihadapannya. "Kau ingat perjanjian kita?"

"Peduli setan dengan perjanjian, Biyu kritis sekarang. Jika kau peduli dengannya ikuti aku, kita harus ke rumah sakit sekarang."

Alvex menurunkan tangannya yang ada di pakaian Bible. "Kritis?"

"Aku akan menjelaskannya nanti. Tidak ada waktu, cepat Alvex."

***

Flashback

Berkali-kali Bible melirik pada amplop yang diletakan sekretarisnya di meja. Sebagian dirinya merasa penasaran dengan isi dari kertas yang dikirim rumah sakit itu namun sebagian dirinya melarang ia untuk membukanya.

Bible melipat tangannya didada. "Apa peduliku? Kalau dia sakit pun Alvex pasti merawatnya."

Bible berusaha meyakinkan dirinya sendiri lalu kembali berkutat dengan pekerjaannya.

Tok Tok Tok

"Ya masuk.."

Wanita cantik dengan hak tinggi dan tubuh semampai itu masuk dengan langkah pasti. "Tuan ini makan siang anda."

Sekertaris Bible meletakan satu set makanan ke atas meja di sebrang ruangan. "Apa anda membutuhkan yang lain?"

"Tidak."

"Baik tuan kalau begitu saya permisi."

Setelah kepergian Sekertarisnya Bible memilih menyudahi pekerjaan dan beranjak membuka makan siangnya.

"Huh?" Tidak ada yang aneh dengan satu set makan siang yang berisi nasi, potongan daging saus lada hitam, ebi tempura dan beberapa pelengkap lainnya namun ia tiba-tiba teringat Biyu.

Tempo hari saat Biyu tinggal di rumahnya pemuda itu sangat menyukai daging saus lada hitam dan akan makan banyak ketika menu itu yang di masak. Bible diam-diam menyuruh pelayannya untuk menyiapkan makanan kesuakaan Biyu setiap hari.

Menyuapkan makanan itu kemulutnya Bible lalu tersenyum pahit. "Apa kau sudah makan siang Bi?"

Satu suapan dan rasanya sudah kenyang. Bible kembali menutup set makannya. Pria itu mengacak rambut dan menatap pada langit-langit ruangan kerjanya. "Biyu aku rindu.."

"Dia paling cantik saat makan. Apa dia sekarang sudah tidak mual-mual?"

Bible hendak menutup matanya ketika ia mengingat sesuatu. "Tunggu.. Kenapa dokter meminta ia melakukan pemeriksaan lengkap? Apa Biyu sakit parah?"

"Ah tidak mungkin dia hanya kelelahan. Baiklah aku akan memastikannya." Pria itu berdiri, segera berjalan menuju mejanya untuk mengambil hasil pemeriksaan Biyu. Tanpa curiga sedikitpun Bible membaca satu persatu paragraf disana.

SLUTWhere stories live. Discover now