09|Nine ["Suka Lo?"]
🔹🔹🔹
Waktu berjalan cukup cepat dan tak terasa hari menyebalkan pelajar sudah datang. Hari dimana siswa/i akan di jemur berjam-jam lamanya untuk mendengarkan keluh kesah kepala sekolah.
Upacara hari senin Sma Nicschool sudah dimulai dari tadi. Namun tak kunjung selesai karena pak kepala sekolah yang masih betah berlama-lama.
Desah dan keluhan banyak keluar dari mulut siswa/i. Kaki mereka sudah pegal dan kesemutan. Kalau ditanya apa yang dibicarakan kepala sekolah pun mungkin mereka akan kompak menggeleng dan menjawab tidak tau.
Sebagian siswa masih berjuang bertahan dan mengkuat-kuat kan tubuh agar tak ambruk. Tak sedikit pula dari mereka yang memilih untuk menyerah dan melangkah menghampiri pmr yang bertugas di belakang.
"Dia ngomong apa ya la? Kok diperdengaranku blebek blebek?"
"La, itu kepala sekolah ngomong nya lama bangett!" keluh Nayra seraya menghapus keringat yang mengucur.
Dara melirik ke arah Nayra yang sudah tak betah ingin kembali ke kelas. "Nggak punya tempat keluh kesah."
Nayra terkekeh kecil mendapatkan jawaban dari Dara. Ternyata Lala ini bisa julit juga, batin Nayra.
"Ya begitulah anak muda jaman sekarang, di suruh upacara bentar aja banyak alasan. Giliran maen game hp aja betah berjam-jam. Di panggil orang tua nggak nyaut, disuruh dikit dibentak orang tuanya."
"Dulu jaman saya kecil, nggak ada tuh yang namanya hp. Kalau disuruh nggak nurut langsung dipukul pakek rotan, lah jaman sekarang di jewer dikit aja alay. Bilangnya broken home lah, udah nggak sayang lagi lahh, bahkan sampe barkot karena ngerasa nggak ada yang ngertiin."
"Kalian itu harus nya bersyukur karena hidup di jaman modern seperti saat ini. Kalian dimanjakan oleh ponsel yang amat sangat canggih ini, dan bukan cuma ponsel doang."
"HEH KAMU YANG DISANA! SINI MAJU!"
~××~
"Akhirnya selesai juga. Gila berasa jadi ikan asin gue!" ucap FFsya yang sedari tadi mencak-mencak tidak jelas.
"Cita-cita doang tentara, disuruh gini aja ga kuat," sinis Eshaa.
"Ck cita-cita waktu bocah itu, sekarang mah udah berubah!"
"Dasar cowok ga punya pendirian," sahut Zabdan.
Fasya bersedekap dada, "Pak kelsep nya aja yang ngomong nya panjang ngelebihin jalur kereta api."
Fasya tak trima, ini semua karena kepala sekolah. Beliau berbicara panjang kali lebar kali sisi. Ini itu bagaikan kalian muter-muter lapangan sepuluh kali tapi finis nya tetep aja di situ. Terlalu berbelit-belit.
"Nasehat berkedok pamer," ujar aflan tiba-tiba.
"Weeee, cuaks."
~××~
Dua gadis yang sedang dekat-dekatnya itu duduk di salah satu bangku kantin sekolah. Tak langsung memesan makanan, mereka malah asik dengan benda pipih canggih sejuta umat. Yaa dengan alasan menunggu antrian menyusut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Jalan Bertabrakan Lagi
HumorJudul awal "AYAVAR||Berjumpa kembali" Terimakasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membuka kembali cerita ak inii. "Bertemu denganmu kembali adalah ketidaksengaja yang paling menyenangkan." -Aflan bhugiri bhayangkara "Untuk apa aku berusaha m...