Berada ditengah orang banyak, saling menyapa dengan ramah tamah hanyalah sebuah formalitas. Itulah anggapan Calder, ia bukan benci orang banyak tetapi keramaian seakan merampas kedamaian.
Areum memutar-mutar isi gelas minumannya. Ia menikmati kegiatannya seperti seseorang sedang larut dengan permainan.
Kerrich dan Vince tentunya tidak lepas mengamati Areum.
"Ar, apakah isi pikiranmu lebih menarik perhatianmu dibanding champagne digelasmu?
"Hai si pelupa ini. Heran, bagaimana kau bisa jadi penulis dengan kebiasaan pelupamu itu Vince".
"Memangnya aku melupakan apa Kerr?
"Coba kau ingat. Sejak kapan gadis ini bisa mengonsumsi alkohol ?
Vince menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna merutuki kebodohannya.
Semua orang dipesta menyadari kehadiran Calder terutama Areum. Namun Calder sebaliknya, ia tidak menyadari kalau Areum ada ditempat yang sama dengannya saat ini.
Vince menjauh dari sahabatnya menyapa temannya sesama seorang penulis sedangkan Kerrich setia bersama Areum. Areum jelas terlihat tidak sedang menikmati pesta.
Kerrich menyikut lengan Areum. Sehingga Areum berhenti larut dalam pikirannya sendiri.
"Hampiri dia, dia adalah kunci dari keberhasilan project mu"
"Itu sangat aneh Kerr"
"Kenapa?
"Komunikasiku dengannya tidak baik bahkan sama sekali berakhir tidak menyenangkan".
Tanpa mereka sadari, Neoland menuju kearahnya.
"Hai nona Parker"
Areum berbalik mendengar namanya dipanggil.
"Ohh Hai Mr. Jeffrey"
Neoland berbincang beberapa menit dengan Areum juga Kerrich lalu kembali mencari keberadaan Calder.
"Areum, sepertinya kau punya jalan untuk mencapainya, Mr. Jeffrey bisa jadi jembatanmu"
"Tidak Kerr, aku tahu kalau itu tetap tidak mudah. Aku yang akan melakukannya sendiri"
~~~
Calder melepas suitnya. Menggulung kemejanya setengah lengan dan membuka kancing atasnya.
Neoland yang fokus menyetir ikut merasakan kebosanan yang melanda Calder. Kali ini Calder mengizinkannya menyetir karna itu permintaan Neoland.
"Neo, handle jadwalku selama sepekan. Aku akan terbang ke Melbourne besok"
"Baiklah Son, kupindahkan jadwalmu ke pekan depan. Aku akan menemanimu".
"Aku memintamu menghadlenya bukan untuk kau kosongkan tapi gantikan aku. Aku pergi sendiri seperti biasa".
Neoland tidak lagi membalasnya, mengenai hal satu ini ia tidak bisa mengatur Calder.
Calder akan menghadiri pameran lukisan besar yang diadakn setiap tahun. Ia tidak pernah melewatkan kegiatan itu.
Melihat karya-karya seniman terbaik dunia, seakan mengobati rindunya pada Daddynya.
Sejak kecil ia selalu ia dibawa oleh Edgar Dowson tidak lain ayahnya ke pameran tersebut. Saat ini Edgar sudah tiada tapi Calder masih tetap menyukai pameran itu dan mengagumi karya lukisan.
~~~
Pagi hari menyapa, Areum dengan mencoba percaya diri akan memulai projectnya.
Deef tersenyum melihat nafsu makan Areum mulai kembali.
Areum memilih berangkat sendiri walaupun Deef sudah bersiap ingin mengantarnya. Ia sengaja karna akan langsung datang ke Caldson Properties.
Areum sudah merencanakan akan menemui Presdir Caldson Properties, jujur saja ia tidak yakin tapi tetap percaya diri dengan berusaha.
Jeans standar dan kemeja pres body melekat dibadannya sempurna. Ia memang tidak pernah berpakaian sangat formal untuk bekerja. Sepatu kets sudah jadi andalannya. Bukan Tanpa alasan sebab high heels selalu berakhir melukai kakinya.
~~~
Sudah berada tepat didepan resepsionis.
"Maaf Miss. Saya ingin bertemu dengan Mr. Caldson maksud saya Mr. Dowson"
"Anda sudah ada janji temu?"
"Ahh belum"
"Saya menebak itu nona. Tapi maaf sekali. Mr. Dowson sedang tidak masuk kantor hari ini. Ia memiliki jadwal tertentu. Mungkin anda bisa menemui sekertarisnya langsung".
"Kalau begitu bis saya minta tolong anda menghubungi sekertarisnya Miss?
"Sekali lagi maaf nona. Mungkin anda bisa bertemu dengannya besok karna ia ada beberapa meeting diluar kantor hingga sore hari"
"Ohhm baiklah, terima kasih Miss".
Areum sudah menduga itu akan terjadi. Perkataan Kerrich pada Areum mengatakan kalau Areum beruntung bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Calder memang benar.
Lihatlah sekarang, Areum datang untuk menemuinya tapi ia tidak bisa bertemu.
Areum berjalan keluar dari gedung besar Caldson Properties. Ia menghela nafas Kembali mencoba untuk percaya diri. Ia akan datang kembali ketempat ini untuk menemui Calder.
"Huft untuk bertemu dengannya saja sulit. Bagaimana aku bisa menulis kisahnya. Belum lagi persetujuannya pasti akan rumit".
Areum memilih kembali ke Trust Publisher. Ia akan memeriksa novelnya Yang akan rilis lima hari lagi.
Areum singgah di Coffe Shop. Siapa sangka ia bertemu dengan Aderald Zeroun.
Aderald lebih dulu menyapanya dengan ramah. Aderald menawari Areum minum bersama dimejanya. Areum tentu saja tidak menolak dan langsung setuju dengan tawaran itu.
"Kita belum mengadakan makan malam merayakan kesuksesan film Yours. Maaf, padahal saya harus mengapresiasi penulis hebat sepertimu"
"Tidak apa sir, anda sibuk. Makan malam bisa kapan saja tapi pekerjaan dan tanggung jawab Anda yang utama".
"Mr. Parker pasti bangga memilki putri sepertimu. Kau cantik, berbakat, sopan dan ramah juga pengertian"
"Heheh semua orang pasti bangga dengan anaknya sir".
"Tidak semua, Daddyku tidak pernah memuji atas pencapaianku"
"Pujian dan apresiasi itu tidak selamanya berupa kata-kata sir. Bentuk dan caranya berbeda-beda dari setiap orang"
"Tidak heran lagi kau bisa jadi penulis. Dalam berbincang saja kau seperti sedang menulis dialog karyamu".
"Jangan berlebihan sir. Banyak orang yang jauh lebih baik dariku".
"Tapi tidak banyak orang bisa membuat orang banyak tertarik dan kau mampu membuat penikmat karya banyak tertarik dengan hasil karyamu. Saya salah satu pengagum karyamu" .
Areum tersipu malu, bagaimana ia tidak melting kalau Aderald selalu berbicara manis padanya. Areum bahkan dibuat terpana dengan pesona seorang Aderald Zeroun.
~~~
Calder benar-benar melakukan perjalanan ke Melbourne seorang diri. Padahal Neoland sudah siap menemaninya tapi tetap saja ia ingin berangkat sendiri
"Dad, kesekian kalinya aku datang kepameran tanpa sosok Dad. Para seniman hebat termasuk teman Daddy akan ada disana. Karya lukisan yang luar biasa akan dipajang kecuali karya Daddy. Tetapi Daddy tetap menjadi seniman favoritku yang sangat kukagumi".
Calder berbicara sambil menatap foto Edgar Dowson di ponselnya.
~~~
Ditempat lain, Neoland sedang menikmati perannya sebagai Calder. Ada beberapa rekan bisnis Calder sampai mengira kalau Neoland adalah Calder.
Andai saja Neoland tidak memperkenalkan diri sebagai asisten sekaligus sekertaris Calder maka mereka tetap mengira bahwa paras Calder Whycliff Dowson ialah Neoland.
Seharian Neoland menghadiri pertemuan penting. Sebanyak empat pertemuan. Ia sudah terbiasa dengan ini.
Resepsionis menghentikan langkah Neoland sebelum menuju ruangannya.
"Maaf sir, tadi ada seorang wanita yang ingin bertemu Presdir".
"Dia dari perusahaan apa?
"Saya kurang tahu tentangnya Sir. Tapi kelihatannya ia ada urusan pribadi karna tidak memperkenalkan diri".
"Bahkan namanya pun tidak?
"Tidak sir, maaf saya juga lupa bertanya padanya"
"Ya sudah, jika ia kembali katakan saja kalau Presdir tidak dikantor".
Neoland melanjutkan langkahnya menuju ruangan. Sejenak ia berpikir, seorang wanita?.
Siapa dia?. Selama ini calder tidak pernah berurusan dengan seorang wanita bahkan urusan kantor saja ia hanya punya satu rekan bisnis wanita.
Neoland kembali berpikir apakah ia Kline Calder. Tapi ia tahu benar kalau klien Calder tidak pernah ada yang menemuinya langsung karna tahu sistem Calder yang tidak menerima pertemuan dengan Kliennya. Lagi pula para Klien gambar Calder tidak tahu kalau Calder adalah Presdir Caldson Properties.
Calder hanya selalu mengirimkan hasil kerjanya lewat email. Atau mengirim pesan ketika ada penting. Kalaupun ada pertemuan yang mengharuskan ia datang maka Neo selalu dikirimnya kecuali sangat-sangat mendesak.
~~~
"Carol sayang, lekaslah sembuh. Aku sungguh mencintaimu"
Carlaa menatap lekat pria dihadapannya. Matanya teduh, ia tidak syok atau berteriak. Pria itu memegang tangan Carlaa dengan sayang. Ia mengusap-usap kepala Carlaa. Carlaa tenang menerima perlakuan itu.
Seseorang menghampiri mereka.
"Sir, saran saya. Sering-seringlah anda mengunjuginya. Setiap kali anda sudah menemuinya. Ia akan lebih membaik. Sepertinya, ia hanya butuh anda"
"Saya akan mengusahakannya, tolong selalu kabari saya tentang keadaannya"
Carlaa spontan menyandarkan kepalanya ke bahu pria disampingnya.
"Aku sangat menyayangimu, kumohon sembuhlah Carol. Jalan kita memang tidak mudah tapi kita bisa melewatinya. Dengan kau kembali seperti dulu itu sudah sangat cukup untukku".
EnhaShahena
Ig: @enhashahena