24

16.1K 658 6
                                    

Semangat puasa guys
.
.
.
Jangan lupa follow vote and komen, buat yang udah maaciw ya🖤🖤🖤

Sore hari belum membuat Zura takut karena banyaknya suara burung berkicau di halaman rumah dan tentunya hewan lainnya seperti kucing yang sering menggedor jendela kamarnya.

Dia didalam kamar sudah seharian sejak Aksa meninggalkannya tadi siang untuk sebuah urusan.

Awalnya Zura menghabiskan waktu dengan menangis seharian tapi lama kelamaan menurutnya menangis gak akan ada guna nya.

Zura menopang dagunya didepan jendela sambil mengetuk-ngetuk jendela dengan satu tangannya "hi kucing maaf ya kamu gabisa masuk soalnya jendela Zura gabisa dibuka terus pintu kamar Zura dikunci" sendunya.

Aksa tidak pernah main-main dengan ucapan dan hukuman yang dia berikan pada Zura.Tapi untuk hal kali ini cukup sulit bagi Zura.


Tak terasa kini hari sudah mulai gelap tapi tak ada tanda-tanda orang yang akan datang ketempat Zura.

Zura memojokkan dirinya dipojok kiri kamar "hiks hiks Zura takut hiks ibu tolong Zura" dia memandang foto ibunya yang terpajang didinding.

Gelap sudah menyapa kini semua suara hilang diganti dengan suara sunyi, Aksa belum juga datang ditambah Zura yang memiliki ketakutan parah dan juga selalu digerogoti dengan pikiran negatifnya.

Bayangkan saja dikurung didalam ruangan yang penuh dengan organ manusia, sendirian.

Zura tidur dilantai sambil memegang kedua lututnya "Zura takut" dia memejamkan matanya.

Diluar tepatnya diruang tamu ada Aksa yang duduk di sofa sambil memandang layar laptopnya yang menunjukkan keadaan Zura didalam kamar.

Aksa sudah pulang tapi dia tidak menghampiri Zura, hal itu dia lakukan supaya Zura merasa kapok dan nanti akan memohon-mohon padanya agar tidak ditinggalkan Aksa.

Aksa mengulum senyum "sayang ssssttt jangan nangis ya, ini Aksa ada diluar kok nemenin Zura jadi ga ada yang akan berani ganggu Zura" Aksa mengusap layar laptopnya.

Aksa memejamkan matanya di sofa, hari ini cukup memuaskan untuknya untung saja Zura kabur dari rumah jadi dia bisa merasakan perasaan bahagia karena melihat mimik wajah menyedihkan Zura yang selalu meminta agar dia cepat datang.

•••🖤•••

Jam dua belas malam Aksa membuka pintu kamar Zura disana dia melihat Zura yang masih tidur dilantai.

Aksa menghela nafas panjang lalu berjalan ke arah Zura dan segera menggendong Zura ke atas ranjang setelahnya dia ikut tidur disamping Zura.

Aksa membelai mata Zura yang nampak bengkak mungkin akibat dia terus menerus menangis seharian.

Tampaknya Zura merasakan belaian tangan Aksa, segera dia membuka matanya padahal tidurnya sudah lumayan pulas mungkin ini faktor karena dia terlalu ketakutan.

"Aksa" Zura memandang sendu wajah Aksa segera dia menggeser tidurnya agar dekat dengan Aksa "Zura takut sendirian hiks hiks Aksa jangan tinggalin Zura sendiri disini, Zura minta maaf sama Aksa."

Deg

Aksa menyesal telah membiarkan gadisnya sangat ketakutan seperti ini dia jadi tidak tega "iya Aksa ga ninggalin Zura kok" Aksa memeluk erat Zura.

Zura merasa damai berada dipelukan Aksa walaupun sebelumnya dia sangat takut tapi sekarang dia sudah lumayan tenang didekat Aksa.

"Zura jangan nangis lagi ya? Besok kita pergi jalan-jalan."

"Zura mau pergi dari sini Aksa, kita balik ke rumah lagi ya?" Zura menatap Aksa dengan tatapan memohon.

"Hukuman Zura belum selesai jadi kita perginya ga sekarang, tunggu beberapa saat ya" Aksa tidak mau momen berduanya dengan Zura cepat usai.

Memang di rumahnya mereka selalu berdua tapi Zura kadang terlalu sibuk bermain dengan para pelayan.

Zura memilih menutup mulutnya tanpa mau memperpanjang perkataannya karena dia takut jika semakin bicara nanti bisa-bisa Aksa semakin marah.


Pagi ini cuacanya cukup cerah, Zura sarapan dengan Aksa dimeja makan dengan menu nasi goreng dan tentu saja Aksa yang membuatkan.

"Aksa Zura nanti mau beli es krim ya" Zura berbicara sambil mengunyah makanannya.

"Tentu."

"Masakan Aksa enak banget jadi Zura kasih bintang lima" Zura mengangkat kedua tangannya.

"Jari Zura ada sepuluh berarti bintang sepuluh dong" kekeh Aksa.

"Eh iya bintang sepuluh" cengir Zura.

Aksa sangat menikmati momen ini untung saja dia menaruh cctv diruang makan jadi nanti dia bisa mengambil potret Zura yang tersenyum bahagia disana lalu memajangnya di dinding.

Kenapa Zura tidak melihat foto-foto dirinya di dinding? Jawaban nya karena sebelum Zura sampai disini Aksa sudah melepas semua bingkai foto Zura, tujuannya agar gadis itu tidak curiga.

Acara sarapan sudah selesai kini Zura menaiki mobil bersama Aksa karena dia akan pergi ke mall untuk belanja, ini adalah hal yang paling Zura sukai.

Aksa memarkirkan mobilnya diparkiran mall lalu dia beralih ke meja sebelahnya untuk membuka kan Zura pintu mobil.

Zura keluar mobil lalu berjalan masuk kedalam dengan tangannya yang tetap digandeng Aksa.

Sepeti biasa jika ditempat umum Aksa selalu mendapatkan pujian akan kegantengannya lah atau mungkin badannya yang bagus serta tinggi.

Tapi Zura tidak ambil pusing dengan itu sebab menurutnya itu adalah hal yang biasa terjadi.

Kini Zura beralih memasuki toko peralatan alat untuk menggambar serta melukis "Aksa Aksa Zura mau beli ini ya" Zura menunjukkan set alat lukis pada Aksa.

Aksa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tulus ke arah Zura.

Aksa selalu memotret Zura dengan diam-diam tanpa mau mengganggu aktivitas gadis kecilnya yang kini sedang sibuk memilih berbagai macam belanjaan.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang