¶{ KE DUA PULUH DUA }¶

58.4K 2.8K 219
                                    

Tandai jika typo berserakan

Happy reading

________________________________

Jika apa yang kamu harapkan tidak terjadi, maka kamu harus mencoba untuk menyukai apa-apa yang sedang terjadi

________________________________

🕊🕊🕊

Di pagi hari pesantren digemparkan oleh kedatangan dua ustadz muda pulang ke pesantren. Siapa lagi kalau bukan arkam dan alfian. Mereka berdua pulang ke pesantren setelah dilihat kondisi arkam dan alfian sudah membaik seusai kecelakaan beberapa minggu yang lalu.

Arkam dan alfian menjadi pusat perhatian para santriwan maupun santriwati. Para santriwati berteriak histeris akan kedatangan arkam dan alfian.

Disisi azazia dan kedua sahabatnya. Fida dan aidah berteriak heboh seperti santriwati lainnya. Tapi diantara aidah dan fida, fida lah yang paling keras teriakannya. Sedangkan azazia yang berada di tengah tengah aidah dan fida hanya bisa menutup telinganya dengan tangannya sendiri. Sudah beberapa kali azazia menyuruh aidah dan fida diam. Tapi ucapan azazia sama sekali tidak dituruti oleh aidah dan fida. Lagi lagi azazia cuma bisa pasrah.

Sesudah sesampainya arkam dan alfian di ndalem semua santriwati dan santriwan bubar dari lapangan.

Begitu juga dengan azazia dan kedua sahabatnya. Azazia aidah dan fida kembali ke kamar asramanya. Buat pertanyaan Kenapa azazia dkk tidak berangkat ke sekolah?. Dikarenakan, khusus kelas 12 diliburkan karna kelas 12 seminggu yang akan datang akan melaksanakan ujian nasional. Sedangkan kelas kelas lainnya sedang ulangan nasional.

Kini azazia dan kedua sahabatnya sedang duduk dengan posisi melingkar di dalam kamar asrama mereka sambil bercerita.

"Ihh, gila woi. ustadz alfian malah nambah ganteng. Jadi makin suka deh" ujar fida heboh

"Sama. Ustadz arkam juga malah nambah ganteng. Pesonanya itu lo, bikin hati salto" ujar aidah tak kalah heboh

"Bisa nggak usah heboh. Dan juga nggak usah menyukai terlalu berlebihan. Takutnya nanti nggak jodoh terus kalian berdua nanti malah depresi" ujar azazia

"Doa lo kok nggak bikin gue nyaman ya"ujar fida

"Gue lagi nggak ngedoain siapa tau kan nyata omongan gue"

"Iya juga sih. Tapi bodo amat. Itu mah urusan belakang yang ke depan mah harus ngejar" ujar fida bodoamat

"Fida, kodrat wanita itu di kejar bukan mengejar. Sebagai wanita juga harus jual mahal. Kalau kita ngejar nanti kita malah jual diri. Tenang kalau urusan jodoh. Jodoh itu nggak kemana. Pasrahin aja semua sama Allah" nasehat azazia

"Iya deh ning!" ujar fida sedikit berteriak

"Betul juga tuh omongan zia. Tumben kamu bijak zia" ujar aidah

"Ntah. Kek ada aja gitu di otak"

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari luar kamar asrama yang di tempati oleh azazia aidah dan fida.

"Siapa tuh yang ngetuk pintu" heran fida

Kamu akan menyukai ini

          

"Iya ya. Yaudah biar aku bukain ya" aidah bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu

Setelah pintu dibuka oleh aidah terlihat seorang perempuan dengan baju syar'i nya dan sebuah buku buku yang menumpuk yang sedang ia bawa di tangannya.

"Assalamu'alaikum. Azazia nya ada?" tanya perempuan tersebut

"Wa'alaikumussalam. Eh ustadzah ara. Ada kok" jawab aidah. Yap, perempuan tersebut adalah ustadzah ara.

"Tolong panggilin azazia buat kesini" suruh ustadzah ara

"Iya ustadzah, bentar saya panggilin dulu zia nya" aidah kembali masuk ke dalam kamar asrama untuk memanggil azazia.

"Zia, kamu dicariin tuh sama ustadzah ara. Orangnya udah ada di depan" ujar aidah

"Ngapain tu ustadzah centil panggil lo zia" ujar fida tak suka

"Nggak boleh gitu fida" ujar azazia

"Emang ustadzah ara ngapain manggil aku?" tanya azazia

"Nggak tau, samperin aja dulu" suruh aidah

"Yaudah, bentar ya" azazia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu kamar asrama untuk menghampiri ustadzah ara yang tadi memanggilnya.

"Ada apa ya ustadzah ara?" tanya azazia setelah sampai di pintu kamar asrama

"Gini zia, kamu bisa bawa buku buku ini ke kamar ustadzah mita. Soalnya saya tadi tiba tiba dapat panggilan dari orang tua saya" ujar ustadzah ara

"Eh iya, boleh kok ustadzah ara" ustadzah ara memberikan buku buku tersebut ke azazia. Tiba tiba buku buku tersebut ingin jatuh tapi Dengan sigap azazia menerima buku buku yang hampir jatuh tersebut. Ustadzah ara sengaja ingin menjatuhkan buku buku tersebut. Tapi rencananya gagal karena azazia dengan sigap menerima buku buku tersebut yang hampir jatuh.

"Yaudah kalau gitu saya pamit dulu, assalamu'alaikum" pamit ustadzah ara lalu pergi dari hadapan azazia

"Wa'alaikumussalam" jawab azazia

"Buset, buku dari siapa tuh zia?" tanya fida yang tiba tiba muncul

"Astagfirullah" kaget azazia

"Lo tu ya, bisa nggak sih nggak usah ngagetin orang" ujar azazia merasa kesal

"Ya mangap" canda fida. Azazia memutar bola matanya malas.

"Itu buku buku dari ustadzah ara?" tanya sudah

"Iya, ini buku dari ustadzah eh ralat, bukan ustadzah, melainkan mak Lampir" ralat azazia

"Sa ae lo tong" fida menggeplak bahu azazia sambil tertawa

"Sakit tau" kesal azazia. Fida hanya menyengir tak berdosa atas apa yang telah ia lakukan tadi.

"Kenapa harus lo ya yang nganterin buku buku ini ke ustadzah mita? . Padahal kan masih banyak santriwati lainnya. Lagipula hubungan lo sama ustadzah ara atau ustadzah mita kan nggak baik" cerocos fida

"Nggak tau, udahlah, gue mau nganterin buku buku ini ke mak Lampir dulu. Assalamu'alaikum" pamit azazia lalu pergi dari kamar asrama dan berjalan ke kamar ustadzah mita.

ISTRIKU! CANDUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang