09 | NINE

6 3 7
                                    

Lanjut yaa...

•••

Pukul 08.12

Seorang gadis putih dengan rambut ikal di ujungnya  serta bibirnya yang mungil datang menghampiri Ferza yang hendak berangkat ke kantor, siapa lagi kalau bukan Kanaya, putri Dewi dan sekarang sudah menjadi anak Ferza juga walaupun semestinya nya bukan

"Ayahhhhh"sorak gadis mungil itu memeluk ayahnya di atas kursi

"Wahhhhh, anak ayah pagi² udah semangat, mau berangkat sekolah ya"

"Iyaa, hari ini jari pertama aku masuk sekolah"ujar Kanaya

Segera berangkat sekolah bersamaan dengan ayahnya, sedangkan ibunya yaitu Dewi sedang beres² di rumah

"Ibuuuu, aku berangkat sekolah dulu"ujar Kanaya," aku berangkat kerja dulu ya sayang"

"Iya, hati²"

"Mmmuah" Kanaya memberikan kecupan masih di pipi ibunya, segera berangkat sekolah

Tiba di sekolah di hari pertamanya, gadis itu turun dari mobil ayahnya segera masuk, memberi kecupan masih juga kepada ayahnya

"Mmmuah"aku sayang ayah, aku masuk dulu ya ayah, ayah hati² bawa mobil

"Masih kecil sudah mengerti perasaan orang lain, ayah kamu pasti beruntung punya anak seperti kamu"ujar Ferza dalam hatinya sembari senyum kepada Kanaya

•••

"Fer, gimana?, Kamu udah berhasil menemukan keberadaan Devan?

"Belum Ris, Bryan juga masih tidak tau dimana keberadaan Devan"ujar pria itu

Devan mengetahui kalau dia sudah mulai di cari² polisi negara, bukan lagi kita, sudah negara, nama dia sudah terpajang di mana² karna Doris yang membuat sebuah berita keberadaan Devan

Sudah lima tahun lebih Devan tidak kunjung di temukan, kasus narkoba, pemerkosaan, perjudian masih juga merak di kota itu, Doris, Ferza, dan Bryan kini sudah berteman menjadi tiga serangkai

Bryan sudah bekerja sebagai kurir pengantar paket, hidupnya sudah bisa tercukupi karna bantuan dari dua temanya

Namun sayang, Bryan masih di pantau oleh mantan teman² sewaktu menjadi preman kantor, karna temannya curiga Bryan yang membocorkan rahasia komplotan mereka

Pukul 10.23

"Babyyyyy"

sorak wanita membawa sebuah bingkisan kotak berisi makanan memanggil suaminya
Dia adalah Yuna, mereka sudah menikah satu tahun yang lalu, setelah menjalani pacaran selama 3 tahun

Mereka juga sudah mempunyai anak sepasang,

"Aduuhhhh, Yuna pakai datang segala"saut Doris sembari menggarut kepalanya

Wanita itu datang ke meja tempat Doris bekerja, segera membuka kotak nasi itu untuk suaminya

"Aaappppp"

"Mulutnya di buka dong by"ujar Yuna meminta suaminya membuka mulut karna ia menyuapi suami nya itu

"Aku bisa sendiri sayangg"

"Nggak, aku suapin saja, nanti kerjaan kamu ke ganggu"

Di sisi lain Ferza tertawa bahak melihat kelakuan istri Doris, hal itu membuat Doris malu karna ulah istri nya yang berlebihan

"Yuna...!!! Doris katanya haus tadi tuuu"ujar Ferza

"Iss, apaan sih Fer, kamu kalau iri panggil aja Dewi, nggak usah panas² in"ujar Yuna sembari menyuapi suaminya

•••

"Drinkkkkkkkk"

Telepon rumah berbunyi,"Halo?"

Tidak ada jawaban di seberang sana,Dewi pun mematikan telepon itu

Setelah beberapa saat, kembali berbunyi telepon rumah itu,

"Isss, siapa sih, pagi² nelfon tapi nggak ada suara"

Dewi mengangkat telepon itu,"Halooo"
Sorak keras Dewi, membuat lawan bicara di seberang sana terkejut,

"Halo?Dewi? Ini ibu"kamu kok marah²

"Eh maaf Bu, aku kira siapa, soalnya tadi ada yang nelfon tapi nggak ada suaranya"

"Ibu mau ngajak kamu pasar, temani ibu belanja, udah ibu tunggu di pasar, kamu susul aja di sana"

"Iya Bu, aku siap² dulu

•••



Tanggal berapa kamu membaca bagian ini?
Jawab Du kolom komentar→

Next chapter selanjutnya yaa...
Chapter 10 | TEEN
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Surat Untuk Pergi

Surat Untuk PergiWhere stories live. Discover now