Ceritanya Kabur

16 3 4
                                    



"Seger, seger, dikira seger sari rasa jeruk peras!" Suara itu membuat Fitri tersentak dan refleks membuka mata. 

Fitri menoleh dengan cepat ke arah sumber suara tersebut dan mendapati Lidya yang tengah bersilang tangan dengan wajah kesal. Fitri menggaruk pipi kanan yang tak gatal.

"Ngapain?" tanya Fitri yang sontak membuat Lidya semakin kesal dibuatnya.

Lidya menghampiri temannya dengan langkah cepat. "Lo yang ngapain malah nongkrong di sawah begini? Lo mau nikah, ya, ke KUA, bukan di sawah!" omelnya.

"Gak apa-apa, mungkin dia mau akad di sawah biar beda dari yang lain. Bener, kan, Nyonya cerewet?" Laki-laki dengan jas putih melangkah menghampiri calon istrinya yang masih duduk di sebuah saung. Ia tak habis pikir, mengapa perempuan cerewet itu bisa berpikir kabur ke sawah seperti ini.

"Kok, lo tau gue di sini, sih?" Fitri menatap Hasan yang sudah berdiri di depannya. Tatapan perempuan itu beralih pada Lidya. "Pasti lo yang bilang ini mah!"

Hasan tak menggubris ucapan Fitri. Laki-laki itu memilih bertanya, "mau akad di sini? Ntar gue panggil dulu penghulu sama yang lain."

Fitri refleks melambaikan kedua tangan sebagai tanda penolakan. Masa iya melangsungkan akad nikah di tengah sawah?

"Kalo gak mau, ayo, balik ke rumah. Acara udah mau mulai, Pak penghulu juga udah dateng," ajak si calon pengantin laki-laki. "Gak kasian sama kakek, bunda, ayah, dan orang-orang yang kelimpungan cari calon pengantin perempuan yang kabur?"

"Ta—"

"Ayo, pulang!"

"Tapi nanti lo harus salah sebut nama gue pas ijab kabul, ya!" pinta Fitri sebelum menyetujui ajakan Hasan. Mendapati Hasan yang seolah tuli, Fitri kembali mengulang permintaannya.

"Ya, mau, ya, ya!" Fitri menggoyang-goyangkan lengan Hasan yang terbalut jas putih.

"Lo mau ikut pulang atau enggak? Terserah, sih. Gue cuma mau ngasih tau, tadi gue liat ular di sana," kata Hasan. Ia berjalan lebih dulu dan tak memperdulikan bagaimana Fitri di belakangnya.

"Ikut!" Dengan langkah cepat Fitri menyusul Hasan. Namun naas, kakinya terperosok sehingga masuk ke dalam area tanaman padi. "Aaa ... Hasan bantuin gue!"

Hasan berbalik dan langsung berjalan ke arah Fitri yang sudah memasang raut wajah kesal. Di belakang, Lidya berusaha menahan tubuh Fitri agar tak semakin dalam menginjak area tersebut.

"Ribet banget. Makanya kalo kabur, tuh, milih tempat yang agak keren dikit biar gaunnya gak kotor," dumel Hasan setelah berhasil menarik Fitri agar keluar dari area penanaman padi. Fitri hanya mendengkus membalas ucapan Hasan.

***

Holla olala!

BACA SELENGKAPNYA DI KARYAKARSA. LINK ADA DI BIO, YA.

Jadi gimana bab ini? Ada rekomendasi tempat keren buat kabur, gak? 🤣

Jadi nikah gak tuh mereka? Stay tune terus, ya.

Jumpa lagi di bab berikutnya. Papay!

Sin, 28 Apr 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different Ways ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang