Sekarang, aku sudah berada di kamarku. Nuansa biru simbol laut dan hijau menyiratkan pepohonan membuatku terlelap dengan cepatnya.
***
Ahhh
Ahhhssshhukkhh
Suara bising itu membuatku terbangun dari mimpi. Menyebalkan. Semakin aku membiarkannya, mereka semakin menjadi-jadi. Pikirku.
Aku yang sudah berada di dapur mengambil pisau yang paling tajam, segera menghampiri kamar Orang tuaku. Di depan pintu kamar mereka. Kudekatkan telinga ini. Benar saja, mereka melakukan ritual malam lagi. Bolehkah aku menginginkan kenyamanan? Protes batinku menjerit. Ku ketuk pintu kayu jati ini. Kemudian terdengar erangan kemarahan berasal dari Ayah.
"Ngapain kau anak bajingan?! Mengganggu saja!!" bentakan Ayah terdengar jelas di telingaku.
"A-a-ayahanda, aku mau minta tolong." ucapku terbata-bata. Seketika itu juga pintu terbuka dengan kasar, menampilkan pria tua tanpa busana.
Menjijikkan
Tanpa basa-basi aku menghunuskan pisau tajam ini tepat di jantungnya dan menembus hingga belakang. Tangan kiriku menutup mulut Ayah sembari mataku menilik Bunda yang masih santai di kasur menunggu suami tercintanya.
______________________________________
Jangan lupa vote, comments and follow ya..🙇🏻♀️
Thank you💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Daging
Short StoryIngatan saat aku memakan dagingnya muncul, membuatku ingin mengulanginya lagi . . . #cerpen