【 ADIEU 2 】
"Remember when I said that you are the center of gravity of my life, right?"
🍁
"CHOI YEONJUN!!?"
Tubuh Yeonjun mematung, menatap nanar dua insan yang bergumul dalam perbuatan dosa itu. Bagaimana Yeonjun harus menanggapi ini? Tertawakah? Bertepuk tangan? Hey, ini adik kandung dan istrinya yang berselingkuh.
"Lanjutkan aktivitas kalian, aku takkan ganggu," ucapnya tenang, bagus Yeonjun. Seharusnya laki-laki itu berteriak kalap karena melihat dua orang yang berharga di hidupnya malah mengkhianatinya.
"Yeonjun-ie..." suara (Y/N) melengking putus-putus, menyerukan nama Yeonjun. "Awas, awas Soobin..." dengan sekuat tenaga wanita itu berhasil menyingkirkan Soobin yang mengungkung tubuhnya sedari tadi. Dia menarik kimono suits dan mengenakannya dengan gerakan kilat, akhirnya, langkah kaki (Y/N) yang kurus berhasil menyusul Yeonjun.
"Yeonjun-ie, kumohon... berhenti." pinta (Y/N) memelas.
Yeonjun menghentikan langkah kakinya kemudian berbalik menatap sang istri dengan getir, "Apanya yang harus dihentikan? Aku memergoki kau dengan si sialan tak tau diuntung itu. Kau pintar, (Y/N), wajarkan aku marah saat ini?" masih dengan nada tenang Yeonjun melemparkan pertanyaan, ya Tuhan, lelaki itu benar-benar tak ingin meninggikan nada suaranya. Takut perkataan kerasnya akan melukai hati sang istri.
Akhirnya (Y/N) mengangguk pelan meski airmatanya masih setia mengalir. Dia sangat mengerti, suaminya benar-benar berhak menenangkan batinnya yang berkecamuk saat ini. Yeonjun perlu menuntaskan amarahnya.
"Jaga dirimu baik-baik," Yeonjun melirik wanita yang masih menunduk itu, lantas meninggalkan rumah. Muak, sebenarnya dia sangat muak atas apa yang terjadi. Pada Soobin, pada (Y/N). Keduanya benar-benar bersalah. Dan Yeonjun merasa kecewa.
"Dia pergi?"
(Y/N) menoleh ke belakang begitu mendapati sebuah pertanyaan dari Soobin yang baru saja menyusul, dan (Y/N) hanya memberikan anggukan lemah sebagai jawaban.
"Aku tak perlu memanggilmu kakak ipar lagi setelah ini, kan?" Soobin malah tersenyum cerah membuat gigi kelincinya menyembul dan memberikan kesan lucu. "Ikutlah denganku, mari kita pergi dan tinggal di manapun yang kamu suka, lalu menikah."
Jantung (Y/N) serasa terhentak. Pergi bersama Soobin? Bukan pilihan yang buruk, kan? Lagipula Yeonjun sudah tahu pasal hubungan terlarang ini. Pergi dan menetap dengan Soobin seakan menjadi opsi yang baik.
"Ayo sayangku... Apa lagi yang kamu tunggu disini?" Soobin menepuk pundak (Y/N), wanita itu sedikit terhentak namun kemudian menatap Soobin dengan pandangan yang tak bisa Soobin duga.
"Tidak, aku tak akan pernah pergi dari sini, Choi Soobin." pungkas (Y/N) dengan yakin. "Jika ada yang harus pergi dan berakhir, itu adalah hubungan kita."
Soobin melotot kaget. Kini kepala lelaki tampan itu berdenyut-denyut perih. Mengakhiri hubungan mereka? Yang benar saja!?
"Kuharap kamu sadar kamu salah berkata..." ucap Soobin hati-hati. Berharap apa yang didengarkannya tadi itu salah.
"Tidak, Soobin." (Y/N) menggeleng kuat, memberikan penolakan. "Pergilah, lanjutkan kehidupanmu. Aku tak mungkin bisa meninggalkan Yeonjun karena—"
"Kamu mencintainya?" Soobin memotong dengan nada gusar.
"Iya, aku mencintai suamiku."
Soobin tak bisa berkata-kata, kalimat yang terlontar dari suara orang yang paling disukainya di dunia ini, kalimat itu benar-benar menyakitkan. Bagai ujung mata pisau yang menusuk ulu hati Soobin dengan telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TXT Imaginación
Fanfiction-The second part of TXT Imagine.- What is the cheapest pleasure besides imagination? Here, the five young men you love will love you back. cr.clandestinerl_