RAHASIA:

17.7K 282 10
                                    

Wangi parfum perpaduan dari aroma buah pir, bunga limau dan pink pepper itu masih tercium dimana-mana. Sebuah wangi yang khas dari Yves Saint Laurent Black Opium yang sering Freen pakai kemanapun dia pergi, termasuk ketika kita sedang syuting dan melakukan banyak adegan percintaan, sehingga otomatis kini wanginya masih menempel ditubuhku dan membuatku kecanduan dengan sosok Freen yang sudah menjadi pasanganku dalam Serial Gap The Series itu.

Aku sudah kehilangan bauku sendiri, karena baju, jaket, dan bahkan tubuhku kini sudah memiliki aroma parfum Freen. Membuatku menjadi semakin gila untuk mencium wangi itu sepanjang hari, karena dengan mencium wanginya saja, aku sudah bisa merasakan hangatnya tubuh Freen dan aku akan teringat lagi adegan-adegan romantis kita saat syuting Serial Gap The Series. Ah Freen, sekarang aku memang sangat menggilainya.

Aku ketagihan untuk mendapatkan ciuman lembutnya yang sulit aku lupakan itu, walaupun kita harus melakukannya di depan kamera dan kru-kru lain, tapi aku sangat menikmatinya. Aku kecanduan!

Freen kini berjalan ke arahku membawa sebotol air mineral di tangannya. Dia tersenyum dengan wajah yang tampak kelelahan. Jantungku berdebar-debar setiap kali tubuhnya mendekat kepadaku dan perutku geli seperti banyak kupu-kupu yang tengah menggelitikku di sana. Oh Freen, kini aku tahu apa itu dopamin, sebuah hormon bahagia yang aku rasakan ketika aku berada didekatmu. Dan perasaan bahagia itu terus semakin membuncah ketika jari tanganmu tak sengaja menyentuh jari tanganku.

“Minum dulu!”

Ucapnya singkat, membuat aku mengeluarkan lidahku dengan spontan setiap kali bibirnya bergerak untuk mengatakan sesuatu.

“Lidah kamu jangan dibiasakan menjilati bibir terus, nanti bibir kamu kering dan pecah-pecah. Ini pakai dulu lip gloss punyaku, baru kamu minum airnya!”

Freen lalu mengeluarkan lip gloss berwarna pink dari tas kecilnya dan memakaikannya ke bibirku. Jantungku berdegup lebih kencang dibandingkan tadi. Kini aku bisa merasakan lagi sensasi ciuman dengannya ketika harus melihat wajahnya dari jarak sedekat ini. Aku menutup mataku sesaat untuk berimajinasi dengan lip gloss yang kini sedang menempel dibibirku dan sebelumnya juga pernah menempel di atas bibir Freen. Itu berarti sekarang aku tengah berciuman dengan bibirnya secara tidak langsung, melalui bantuan sebuah lip gloss.

“Sudah! Bibir kamu indah banget Beck! Sekarang minum yang banyak biar kamu ga dehidrasi!”

Mataku masih tertuju pada bibir Freen yang kini tersenyum lebar dengan memperlihatkan gigi kelincinya. Uh, dia sangat imut ketika tersenyum. Aku jadi ingin merasakan lagi lidahnya  yang sewaktu syuting sempat beradu dengan lidahku. Ah, sepertinya aku sudah gila. Pikiranku tidak bisa lepas dari skenario-skenario romantis antara Sam dan Mon, hingga aku ingin membawanya pada kehidupan nyata, antara Freen dan Becky.

“Makasih!”

Freen tersenyum dan mengelus kepalaku seperti tengah memanjakan seekor anak kucing yang memang sering bermanja-manaja kepadanya, baik ketika kita berada ditempat syuting ataupun ketika kita tidur berdua di kondominium milikku atau di apartemen miliknya

“Nanti aku nginep lagi ya! Malam ini, aku masih takut tidur sendiri gara-gara film horror yang kita lihat kemarin itu.”

Aku tertawa mendengar Freen yang memang selalu takut oleh hantu. Dia akan menginap di kondominium milikku saat dia tidak bisa tidur sendirian.

“Oke! Tapi, kamu ga perlu bawa selimut ya! Kita pakai selimut berdua saja biar lebih hangat.”

Freen lalu nyengir mendengarnya. Dia lalu mengacak-ngacak rambutku dengan tangannya.

“Baiklah saudara Beck! Lain kali bilang saja kalau kamu mau satu selimut denganku dan tidur berpelukan dalam satu selimut. Bukan begitu?”

Aku tertawa dan kini memeluknya dengan manja.

          

“Iya, soalnya Mon kangen tidur romantis dengan Khun Sam!”

Freen tertawa, lalu berbisik lembut ditelingaku.

“Inget Beck, aku Freen, bukan Sam!

Aku lalu menatap matanya dari jarak sangat dekat. Saking dekatnya, hidungku sampai bersentuhan dengan hidungnya. Posisi wajah kita seperti dua orang yang akan berciuman. Kita bertatapan.

“Tapi, bisakah kisah kita berlanjut seperti Sam dan Mon?”

Freen terdiam cukup lama. Dia hanya tersenyum dan mengelus rambutku kembali. Aku sudah tidak sabar mendengar apa yang akan diucapkannya, hingga bibirnya bergerak dan mengucapkan sesuatu, jantungku seperti akan melompat dari tempatnya.

“Bisa! Seperti yang sering aku bilang saat wawancara bahwa “love is love”. Aku tidak akan membatasi kepada siapa aku harus jatuh cinta. Hanya saja, aku tidak suka terlalu terbuka  dengan hubungan kita. Lebih baik kita simpan kisah kita sebagai rahasia. Cukup kita berdua yang merasakan hati yang tengah berbunga-bunga. Bagaimana?”

Jantungku kini benar-benar telah melompat dari tempatnya. Aku bahagia mendengarnya, hingga tanpa sadar aku melompat-lompat kegirangan di depan mata Freen, seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah undian.

Nam yang berada tidak jauh diantara kita berdiri, lalu menghampiriku seraya tertawa.

“Kamu dapat hadiah apa Beck dari Freen sampai lompat-lompat kegirangan begitu?”

Aku hanya cekikikan mendengar Nam yang selalu penasaran dengan apapun yang aku lakukan dengan Freen. Dia memang shipper sejati yang sudah tidak sabar melihat kita menjalin hubungan didunia nyata.

“Rahasia, hehe!”

Nam cemberut mendengar aku yang tidak memberitahukan apa yang aku bicarakan dengan Freen tadi. Sebaiknya Nam memang tidak tahu, karena kalau Nam sampai tahu, maka semua media akan heboh dibuatnya. Nam memang sulit menjaga rahasia, sehingga kini aku lebih berhati-hati kepadanya jika aku sedang berduaan dengan Freen, karena Nam akan dengan cepat menyebarkan gossip bahwa aku dan Freen benar-benar pacaran.

Kini, aku sudah tidak sabar menunggu malam tiba dan tidur satu selimut bersama Freen tanpa ada lagi rahasia. Kita baru saja memulainya!

***

“Kita nonton Gap The Series yuk!”

Aku memulai pembicaraan ketika Freen sudah duduk di atas tempat tidurku dengan memakai tanktop dan hot pens berwarna putih. Wajah Freen tampak memerah ketika aku langsung memilih episode hot antara Sam dan Mon dalam serial Gap The Series.

“Apa ga sebaiknya kita menontonnya dari awal?

Tanya Freen memastikan karena aku melompati beberapa episode untuk sampai ke episode hot antara Sam dan Mon.

“Ah kelamaan! Aku lebih suka langsung ke intinya, hehe!”

Freen tertawa mendengarnya. Kita lalu menonton dengan serius beberapa adegan romantis antara Sam dan Mon yang tidak lain adalah aku dan Freen, walaupun dalam karakter yang berbeda.

Baru beberapa menit kita menonton, aku dan Freen merasa gelisah. Tangan Freen kini sudah merayap di atas tanganku dan mengelus-elusnya lembut. Tanganku juga tidak bisa diam ketika mataku melihat Mon tengah mendesah di depan layar saat dia bercinta dengan Sam.

“Khun Sam!”

Aku jadi teringat lagi saat melakukan adegan hot bersama Freen ketika syuting. Aku memang tidak sedang berakting saat itu, karena aku benar-benar merasa terangsang oleh setiap sentuhan dan belaian yang dilakukan Freen terhadapku.

Aku menoleh ke arah Freen. Dia terlihat beberapa kali mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibirnya. Aku sudah tidak tahan lagi melihatnya yang begitu seksi melakukan itu. Tanganku kemudian menariknya dan mengecup bibirnya dengan lembut.

“Hmmm…”

Freen lalu menghentikan ciumannya karena dia merasa kaget.

“Beck! Apa yakin kita mau berciuman? Kita tidak sedang syuting!”

Aku tidak menggubris ucapannya dan terus melumat bibirnya yang kini mulai basah oleh air liurku. Aku mengulum lidahnya dan menarik masuk ke dalam mulutku. Freen mulai menikmati apa yang baru saja aku lakukan kepadanya. Aku kini duduk di atasnya dan terus melahap bibirnya. Freen lalu meremas pantatku.

“Ahh…”

Celanaku sudah basah sejak tadi dan aku ingin melakukan hal lebih dari sekedar berciuman. Aku kemudian berbaring dan meraih tangan Freen. Aku lalu memasukan tangannya ke dalam celanaku. Tangan Freen lalu menyentuh klitoris yang sudah membesar dan basah oleh cairan pelumas yang keluar dari vaginaku karena aku sudah terangsang.

“Terus, jangan berhenti!”

Tangan Freen terus memainkan klitoris dan bibir vaginaku, sementara bibirnya tidak berhenti melumat bibirku.

Tanganku kini juga tidak tinggal diam, aku melakukan hal yang sama kepada Freen. Aku masukkan tanganku ke dalam celananya untuk mencari sumber kenikmatan di sana, namun Freen tiba-tiba menghentikannya.

“Jangan!”

Ucap Freen tiba-tiba dan membuatku terkejut.

“Aku belum pernah melakukan ini!”

“Aku juga! Mari kita belajar bersama untuk melakukannya!”

Aku lalu membuka satu persatu baju yang dipakai oleh Freen sehingga kini dia telanjang bulat di depanku. Tubuhnya sangat indah, dengan leher jenjang, badan ramping dan payudara yang terlihat sempurna dimataku. Aroma tubuhnya yang bercampur dengan keringat semakin membuatku bernafsu dan ingin mencumbunya sampai pagi.

“Aku bukain baju kamu juga ya?”

Freen langsung melepas baju yang tengah aku pakai, sehingga kita berdua kini berdiri berhadapan tanpa selembar pakaianpun yang menutupi tubuh kita.

Kita kembali berciuman. Freen kemudian berbaring di atas tubuhku dan menyilangkan kakinya ke arah kakiku, sehingga kini vagina kita saling menempel. Freen lalu menggerakkan pinggulnya dan menggesekkan klitorisnya yang kini sudah bergesekkan dengan klitorisku.

“Ahh terus sayang!!”

Ucapku merancu karena merasakan kenikmatan luar biasa dari Freen. Mulut Freen kini menciumi leher dan menghisap payudaraku seperti seorang bayi yang tengah menetek kepada ibunya. Sedangkan pinggulnya masih bergerak di atas vaginaku sehingga vaginaku terasa berkedut dan ingin pipis dibuatnya. Freen terus mempercepat gerakan tubuhnya saat melakukan scissoring sex, sehingga aku merasa tidak kuat lagi dan tubuhku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.

“Arrrggghhh!!”

Aku lalu orgasme untuk pertama kali. Cairan dari vaginaku membasahi vagina Freen. Dia juga menggelinjang dan semakin merapatkan vaginanya di atas vaginaku.

“Arrrrgghhhh!!”

Freen orgasme. Tubuhnya dipenuhi oleh keringat dan dia juga mengeluarkan cairan orgasme di atas vaginaku. Kita lalu berciuman mesra dan berpelukan di atas rahasia kita berdua yang masih menyebut dirinya saudara.

“Makasih Kak Freen, kamu hebat! Hehe.”

“Sama-sama Dik Becky! Kalau kamu senang, aku akan melakukannya kapanpun adikku mau!”

Freen lalu tertawa dan aku pun tertawa karena mendengar kata “adik dan kakak” yang  bisa-bisanya malam ini bercinta dalam sebuah hubungan yang kita sebut rahasia.

***

Bersambung…

Gara-Gara GAP The SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang