31. Hentikan Ritualnya!

111 16 0
                                    

.
.
Happy Reading!
Oiya, cuma mau ngingetin nih..
Kalau semisalnya baca, jangan bolong-bolong ya soalnya kan ini to be continued terus, kalau nanti bolong-bolong bacanya gabisa nebak dong endingnya gimana hehe
.
.











Hyunjin mengikuti rencana yang Mark dan Jeno beritahu padanya. Itu dilakukan sebagai salah satu rasa penyesalan dan permintaan maafnya. Maka dari itu, dia dengan segera pergi untuk mencari Yohan dan yang mungkin masih tersisa di seluruh penjuru Saranjana. Akhirnya dia menemukan kalau Yohan dan Yeonjun di salah satu ruangan yang ada di rumah Felix tengah memikirkan sesuatu.

Hyunjin yang melihatnya malah tergesa-gesa menghampiri mereka dengan membuka pintu ruangan secara paksa. Ketika mereka berdua melihat Hyunjin yang datang menjadi terkejut. Refleks Yeonjun menodongkan pistolnya pada Hyunjin.

Hyunjin mengangkat kedua tangannya, "Kak, tolong dengar penjelasan gue dulu," ucapnya lirih berharap Yeonjun segera menurunkan senjatanya. Karena dia malah berjalan mendekat dan akhirnya menempelkan ujung pistol ditangannya tepat ditengah kening Hyunjin.

"Apalagi yang harus kita dengar dari mulut para pengkhianat?" tanya Yeonjun sambil menatap sinis pada orang yang tengah ketakutan didepannya. Bagaimana tidak? Aura Yeonjun kali ini bukan main menyeramkannya.

"Kak Yohan, tolong!" ucapnya sedikit memaksa agar Yohan berbaik hati memberikannya kesempatan.

Hyunjin dengan ragu melemparkan ponsel mahalnya pada Yohan yang menampilkan sebuah rekaman suara berdurasi kurang lebih lima menit itu. Dia akhirnya bernafas lega ketika Yohan berhasil menangkapnya.

"Apa yang mau lu buktikan dengan rekaman suara ini? Gue rasa hal ini ga akan ngubah fakta kalau lu juga termasuk komplotan pengkhianat!" seru Yohan mengacuhkan ponsel yang dilempar tadi.

"Setidaknya lu play dulu rekamannya, dan dengar sendiri siapa yang ngomong!" bentak Hyunjin kesal karena orang dihadapannya tidak mau mendengarkannya barang sekali saja. Persetan dengan pistol Yeonjun yang masih menempel di keningnya.

"Siapa memang?" tanya Yeonjun dingin.

"Kak Marka dan Jeno."

Keduanya sontak terkejut dan langsung memfokuskan perhatian pada Hyunjin yang barusan mengatakan kalau rekaman suara itu adalah milik Mark dan Jeno. Yohan dengan segera memutarkan rekaman tersebut dan menyimaknya begitu pula dengan Yeonjun yang masih setia menahan pistolnya.

Tiba-tiba saja pintu terbuka lebar dan menampilkan dua orang pemuda yang tersenyum pada mereka semua dengan setelan jas putih ditubuh masing-masing bersamaan dengan rekaman suara yang telah selesai diputar itu. Mereka mendekat, "kita udah dengar semua dan siap melaksanakan rencana selanjutnya dan yang terakhir," ucap mereka serempak yang ternyata Eric dan Sunwoo sambil berpandang-pandangan.

"Kak Marka dan Jeno masih aman di rumah Hyunsuk. Sedangkan Kak Changbin dan Jaemin ada di rumah gue. Gue akan pastikan dan periksa mereka biar baik-baik aja sebagai tanda penyesalan gue. Gue ada di pihak kalian," sahut Hyunjin yang diangguki keempat orang itu dan Yeonjun juga menurunkan pistolnya. Setelahnya dia menepuk pundak Hyunjin beberapa kali. Di matanya tampak ada keinginan untuk tidak terkhianati untuk yang terakhir.

.





































Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang