Junapiya ♥ 13

32 7 3
                                    

“Semakin tumbuh dewasa, bukan kah kita jadi banyak menangis?”

-Kim Junkyu-

21.10

"Piyaa, kamu kenapa sih nak? Tolong buka pintunya! Jangan bikin Mama khawatir sayang ..." ucap Dian sambil sibuk mengetuki pintu kamar putrinya.

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

"Sayang, kenapa kamu nangis terus?" Dian sungguh merasa risau mendengar suara tangisan Vya dari dalam kamar. Entah apa yang terjadi pada anak kesayangannya.

Dirga yang baru saja masuk ke dalam rumah sepulang bekerja lantas penasaran saat mendapati istrinya yang terlihat terus-terusan mengetuki pintu kamar anak mereka. "Ada apa, Ma?"

Dian menoleh ke arah sang suami dengan tatapan risaunya. "Pa, ini Vya sejak pulang sore tadi langsung ngunci kamar. Terus dari sejam yang lalu Mama dengar kayaknya Vya itu nangis sambil ngelemparin barang-barang. Mama nggak tau kenapa, Pa. Mama jadi khawatir ..."

Dirga diam untuk berpikir sejenak. Sudah pasti dia sedang memikirkan hal apa menyebabkan putrinya jadi seperti ini. "Apa ini karna ulahnya si Juna?" terkanya kemudian.

"Mama nggak tau, Pah,"

"Awas aja kalo Vya kayak gini ternyata karna ulah anak itu. Papa nggak akan segan-segan untuk langsung nyuruh dia buat ninggalin Vya. Enggak ada untungnya juga punya menantu kayak dia."

"Pa .. Jangan berpikir buruk dulu. Belum tentu kan Juna yang bikin Vya nangis kayak gini?"

Tok! Tok! Tok! Tok!

"Piya? Tolong buka pintunya, sayang. Mama khawatir sama kamu ... Kalo kamu kenapa-napa tolong cerita sama Mama, nak ..."

"Vya, buka sayang! Papa bawa makanan buat kamu. Tadi Papa beli martabak keju, enak tau sayang, kamu pasti suka .. " kali ini Dirga ikut membujuk Vya.

"Piya, ayo kita makan, nak. Kamu belum makan dari tadi hey, sayang ... Keluar yuk?" ajak Dian.

"Juna, kamu nggak lapar? Kamu belum makan malam kan, nak?" tanya Nia dari depan pintu kamar Juna.

Tok! Tok! Tok!

"Jun..? Bunda udah masakin nasi goreng, kamu makan ya, nak!" setelah mengatakan itu Nia pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

2 menit setelahnya, Juna keluar dari dalam kamarnya. Ia memastikan terlebih dahulu apakah bundanya sudah benar-benar masuk ke dalam kamar. Karena tidak ingin membuat sang bunda jadi khawatir jika melihat wajahnya.

Juna pergi ke dapur untuk menyantap nasi goreng masakan bundanya. Karena perutnya memang sudah begitu keroncongan akibat menahan lapar sejak siang tadi.

Sedang asik mengunyah, kemunculan sang bunda yang tiba-tiba di dapur membuat Juna sedikit terkejut.

Nia hanya melirik sekilas ke arah Juna yang duduk di meja makan. "Kamu lagi makan? Bunda juga tiba-tiba ngerasa lapar. Bunda mau makan juga deh." ucapnya sembari mengambil piring di rak. Kemudian mengambil nasi goreng lalu duduk di kursi sebelah kiri Juna.

Juna yang sedang mengunyah lantas sedikit memalingkan wajah ke arah kanan. Berjaga-jaga agar sang Bunda tak dapat melihat dengan jelas wajah pucat serta mata bengkak Juna.

♥JUNAPIYA♥ | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang