Wahid Wa Sittun

29 1 0
                                    

Mengingat jarak antara rumah sakit PrIH dan juga restoran The Herbs ini tidak begitu jauh , kana tidak harus menghabiskan waktu berlama - lama di jalan raya ini , kurang dari tiga puluh menit , mobil BMW i8 ini akhirnya kembali terparkir rapi di area parkiran khusus dokter yang bekerja di rumah sakit ini . 

Sebelum benar - benar berjalan menuju rumah sakit PrIH yang tidak jauh dari parkir ini , kedua perempuan dengan penampilan yang berbeda jauh ini , mengambil barang bawaan masing - masing di kursi belakang mobil ini lalu berjalan menuju bangunan rumah sakit PrIH ini . begitu memasuki lobby rumah sakit PrIH ini , kana dan winda segera saja berpisah di lantai pertama . namun sebelum benar - benar berpisah , kana sempat mengulurkan dua paperbag pada winda

" winda , ini ada kue buat kamu sama orangtua kamu ya " seiringan dengan kana menolehkan kepalanya kearah winda , pintu lift yang tadinya masih tertutup kini perlahan - lahan terbuka , winda yang terkejut pun hanya bisa mengangguk dan menerima uluran dua paperbag tersebut dari kana dan menatap dokter syaraf tersebut memasuki lift yang sudah terbuka

Dengan memakai salah satu lift yang masih kosong , kana pergi ke lantai dua dimana ruangan prakteknya , sebelum memasuki ruangan prakteknya , kana mengantarkan lebih dulu makanan untuk aga , sebelum sempat dia keluar dan kembali ke ruangan prakteknya , si pemilik tunggal rumah sakit ini sudah keburu mengajak dirinya untuk makan siang berdua di ruang kerjanya ini

Sedangkan winda sendiri pergi ke lantai lima , lebih tepatnya ke ruangan rawat abinya dengan lift yang berbeda . setibanya dia di ruang rawat abinya , dia langsung saja melepaskan cadarnya dan mengajak umminya untuk makan siang terlebih dulu . disaat dia dan juga umminya sedang memakan makanan masing - masing ini , si ustazah retni tiba - tiba saja bertanya , mendengar pertanyaan ibunya ini , sebetulnya winda agak sedikit terkejut .

" tadi kamu naik apa buat pergi ke restoran ? pake grab ? " tanya si umi dan segera saja dijawab gelengan kepala anaknya ini , mendapati anaknya menggeleng , si ustazah ini pun mengerutkan keningnya heran , begitu tahu uminya bingung dengan jawabannya , sembari menghela nafas , winda pun kembali membuka suaranya

" tadi maunya emang pake grab aja mi , tapi tiba - tiba aja kana ngajak winda buat barengan aja beli makanannya " sembari terus fokus pada kegiatan makan siangnya , anak bungsu dari empat bersaudara ini pun menjawab pertanyaan si ustazah retni yang notabenenya adalah ibunya ini , mendengar jawaban anak bungsunya ini , beliau tampak terkejut , namun beliau memilih untuk menganggukkan kepalanya saja .

Disaat yang sama ketika winda dan ibunya sedang makan siang dan juga disambung dengan beristirahat , baik kana dan aga juga makan siang di ruangan praktek milik aga , selagi mereka berdua sibuk menyantap makanan masing - masing , tiba - tiba saja aga menanyakan apakah istrinya ini benar - benar membeli kue untuk si pemilik pondok pesantren Ash - Shiddiq tersebut

"  oh iya , tadi habibah jadi beli kue buat abinya winda ? habibah beliin berapa kotak kuenya ? " tanya aga sembari dirinya meminum kopi miliknya , kana menoleh ke arah sumber suara dan menganggukkan kepalanya ,

" jadi kok bib , habibah jadi beliin kue , habibah juga udah kasihin kuenya ke dia di lobi tadi , habibah beliin empat , dua untuk mereka , dua untuk kita bawa pulang ke rumah , terus , nanti jadi jenguk ke ruangannya bib ? " kini giliran kana yang bertanya pada aga , sementara itu , laki - laki yang bekerja sebagai dokter spesialis syaraf dan pemilik tunggal rumah sakit PrIH dan juga IRH ini tampak menganggukkan kepalanya

" kayaknya jadi habibah , tapi gak usah lama - lama juga , nanti telat pulangnya kita " tukas aga yang langsung diangguki oleh kana , lima belas menit kemudian , baik aga maupun kana sama - sama sudah selesai menyantap makanan masing - masing , setelah mencuci dua mangkok dan sendok dari restoran The Herbs ini , kana pun segera berpamitan pada aga untuk bisa kembali ke ruangan prakteknya ini .

Tanpa diduga oleh kana , mendadak saja aga menahan pergelangan tangannya dan dengan gerakan cepat , laki - laki mengecup kening , kedua pipi dan juga bibir , kana yang tidak mengira akan dikecup seperti ini pun sama sekali tidak bisa menghindar , sementara itu , si perempuan ini , hanya bisa menggelengkan kepalanya dan buru - buru keluar dari ruangan ini , mendapati istrinya yang tampak bergegas keluar ini pun hanya terkekeh saja .

My Boss My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang