chapter 20

11 7 0
                                    

.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.


"Selalu ingat kita ada di bawah langit yang sama, memandangi bulan yang sama."

...

Suara kicauan burung terdengar merdu layaknya bersyair, mentari pagi kian sudah berada di singgasana nya, cahaya nya menerobos masuk melalui celah. Menyentuh dahi gadis yang kini tertidur pulas, merasakan panas yang menyengat lantas ia berbalik ke arah lain untuk menghindari cahayanya

"Bangun, udah pagi jangan tidur terus"Ucap pemuda yang sembari menata buku nya dimeja

ia yang tak mendengar ada jawaban dari sang empu pun menoleh, dan menggelengkan kepalanya

"Alivia bangun"lirih angkasa dari samping kanan telinga via, pemuda itu menata anak rambut yang terlihat berantakan menutupi wajahnya

"Sayang, sarapan yok, mbok sama mamah udah masakin kalian"Ujar wanita paruh baya yang berada di ambang pintu, angkasa pun membenarkan dirinya duduk kembali dan beranjak ke arah meja belajar

"Abang"panggil Dhira

"Duluan aja, aku nunggu adek"ketus angkasa

Dhira menatap lekat punggung kekar milik anaknya, beliau tau jika anaknya masih tak mau berbicara dengannya, tetapi apa salahnya untuk sarapan bersama?

"Adek bangun, jangan malas-malasan"kata Dhira yang mulai meninggikan nada suaranya

"Dia kecapean jangan diganggu, biarin aja"

"Tapi ba–"

"Jika anda ingin sarapan, silahkan sarapan tanpa kami, apa masalah nya ada tanpa nya kehadiran kami di meja makan?"balas angkasa yang semakin terbalut emosi

"Bang ini mamah, kamu berani bentak mamah, nak?"

"Silahkan keluar jika anda hanya ingin mengganggu ketenangan tidur adek saya"

Dhira masih terbeku ditempat ia tak percaya jika pagi ini akan menjadi pagi yang tidak menyenangkan, ia lalu berbalik dan meninggalkan kamar anak sulungnya

...

Saga tengah bersiap-siap untuk menjemput kekasihnya, ini karena permintaan sang bunda yang sudah lama tidak bertemu via

ALIGAWhere stories live. Discover now