[CERITA SEDANG DIREVISI]
"Jangan lupakan Jakarta hari ini, ya?"
"Gak akan, Jakarta hari ini akan selalu menjadi cerita paling abadi yang gak pernah mau aku selesaikan"
!!! Mending langsung baca aja soalnya gak pandai buat deskripsi !!!
Sepasang luka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
"Selalu ingat kita ada di bawah langit yang sama, memandangi bulan yang sama."
...
Suara kicauan burung terdengar merdu layaknya bersyair, mentari pagi kian sudah berada di singgasana nya, cahaya nya menerobos masuk melalui celah. Menyentuh dahi gadis yang kini tertidur pulas, merasakan panas yang menyengat lantas ia berbalik ke arah lain untuk menghindari cahayanya
"Bangun, udah pagi jangan tidur terus"Ucap pemuda yang sembari menata buku nya dimeja
ia yang tak mendengar ada jawaban dari sang empu pun menoleh, dan menggelengkan kepalanya
"Alivia bangun"lirih angkasa dari samping kanan telinga via, pemuda itu menata anak rambut yang terlihat berantakan menutupi wajahnya
"Sayang, sarapan yok, mbok sama mamah udah masakin kalian"Ujar wanita paruh baya yang berada di ambang pintu, angkasa pun membenarkan dirinya duduk kembali dan beranjak ke arah meja belajar
"Abang"panggil Dhira
"Duluan aja, aku nunggu adek"ketus angkasa
Dhira menatap lekat punggung kekar milik anaknya, beliau tau jika anaknya masih tak mau berbicara dengannya, tetapi apa salahnya untuk sarapan bersama?
"Adek bangun, jangan malas-malasan"kata Dhira yang mulai meninggikan nada suaranya
"Dia kecapean jangan diganggu, biarin aja"
"Tapi ba–"
"Jika anda ingin sarapan, silahkan sarapan tanpa kami, apa masalah nya ada tanpa nya kehadiran kami di meja makan?"balas angkasa yang semakin terbalut emosi
"Bang ini mamah, kamu berani bentak mamah, nak?"
"Silahkan keluar jika anda hanya ingin mengganggu ketenangan tidur adek saya"
Dhira masih terbeku ditempat ia tak percaya jika pagi ini akan menjadi pagi yang tidak menyenangkan, ia lalu berbalik dan meninggalkan kamar anak sulungnya
...
Saga tengah bersiap-siap untuk menjemput kekasihnya, ini karena permintaan sang bunda yang sudah lama tidak bertemu via
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
"Bunda kakak berangkat"Kata saga dengan lantang sembari berjalan ke arah sofa tempat sella dan raya duduk
"Hati-hati ya, Kak. Jangan ngebut-ngebut loh"jawab sella
"Iya bunda, bunda tenang aja"
"Cil, lo gak main bareng temen lo itu?"lanjutnya beralih menatap adiknya
"Gak"ketus raya, hari ini sangat sangat membuat mood rusak, pasalnya bara sedang pergi mengantarkan mamahnya ke rumah adik mamahnya di Semarang, karena Tante bara akan melangsungkan pernikahan nya. Raya kesal, kenapa bara harus 3 hari disana, melelahkan jika merindukan seseorang yang jauh keberadaan nya
Saga pergi setelah berpamitan dengan bunda dan adiknya
...
"Kak emang harus banget, ya?"Tanya via
"Loh memang kenapa? kamu gak mau ketemu bunda?"
"Bukan gitu, tap–"
"Ya sudah kalo gak mau, aku balik dulu"celetuk saga
"Kak minta maaf lagi, ayok aku ikut"
Via berlari menuju motor saga yang terparkir di depan rumahnya, Saga hanya menggelengkan kepalanya dan beranjak mendekati motornya
"Helm nya pake"Ujar Saga
Mereka pun pergi meninggalkan pekarangan rumah via, dan menuju ke rumah saga
Mereka hanya menempuh waktu 5-10 menitan dari rumah via, gadis itu disambut dengan hangat oleh orang-orang dirumah saga, layaknya putri mereka sendiri, sella langsung memeluknya dan mencium kedua pipi serta kening via
"Assalamualaikum, Bunda"sapa via kala dihadapan sella
"Wa'alaikumsalam, Sayang"balas sella lembut
"Bunda apa kabar?"
"Baik banget sayang, kamu apa kabar? lama gak pernah main kesini lagi"
"Via juga baik, maaf ya bunda, via jarang banget ke rumah"
Sella hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan, ia menuntun via menuju ke ruang tengah
"Duduk sini, bunda mau ngobrol sama putri bunda yang cantik ini"
"Iya bunda"gumam via sembari tersipu malu
"Mamah kamu bagaimana kabarnya?"
"Alhamdulilah baik kok, Nda"
"Papah kamu?"
Via terdiam, "Bunda"Timpal Saga yang peka dengan situasi disana
"Iya kak?"balas sella bingung menatap ke arah putranya
"Papah sama mamah udah pisah dua hari yang lalu, Nda"lirih via yang hampir tak terdengar, namun sella masih bisa mendengar nya
"Maafin bunda, Sayang. Bunda gak tau kalau–"sella menggantungkan ucapan nya berniat untuk tidak menyinggung perasaan gadis disampingnya lagi