Berita tentang Keluarga Zhang yang membagi keluarga dengan cepat tersebar di Desa Li. Konon pada malam yang gelap itu ada beberapa warga desa yang tidak sengaja melihat Changming tengah digendong oleh Fengying dan Zhang Yichen yang berjalan bersama Li Wei serta Chunying.
Sebelumnya warga Desa Li menganggap Keluarga Zhang sangatlah beruntung karena mereka memiliki tiga orang putra, kehadiran Zhang Yichen tidak dihitung karena pria itu adalah seorang shou yang akan mengikuti keluarga suaminya jika telah menikah. Dengan ketiga putranya, Zhang Changming dan Li Wei pasti akan menikmati masa tua yang tenang.
Tapi pada kenyataannya keluarga Zhang malah membagi keluarga dan orang tua itu tidak yang ada mengikuti putra pertama atau putra kedua, malah putra ketiga yang mendukung Zhang Changming dan Li Wei yang sering diangap pembuat onar.
Warga Desa Li mengaitkan pemisahan keluarga itu dengan kabar keluarga Zhang yang tidak lagi memiliki lahan sewaan yang menbuat warga menggelengkan kepala saat mendengarnya. Jika seseorang tidak bisa berburu, mereka hanya bisa menjadi seorang petani. Dan jika seorang petani tidak memiliki lahan, mereka akan mati.
Tapi para warga desa tidak menganggap Zhang Changming dan Li Wei memiliki nasib yang buruk karena saat ini mereka akan tinggal dengan putra ketiga yang sangat mampu.
Zhang Yichen yang telah terkenal menjadi seorang pembuat onar tentu saja tidak memilili kemampuan untuk mendukung keluarga, apalagi dia seorang shou. Tetapi, baru-baru ini pria itu telah berubah dan seperti kejatuhan keberuntungan. Pria itu dan suaminya memiliki bisnis dengan membuat cemilan yang sangat terkenal di kota kabupaten, tidak hanya itu baru berapa hari yang lalu, Shang Yichen juga diangkat menjadi murid dokter persalinan. Bukankah itu luar biasa?
Orang-orang yang berpikir jika Zhang Changming dan Li Wei akan mengikuti putra sulung atau putra keduanya yang mampu segera menampar wajah mereka sendiri. Orang-orang desa itu mulai memperlakukan semua anak mereka dengan baik, takut jika salah satu anak mereka yang kurang disukai ternyata memiliki nasib baik.
"Yichen, apa benar keluargamu berpisah?" tanya Paman Gao Wei yang mendatangi Zhang Yichen setelah melihat kehadiran ibu dan ayah pria yang telah menggunakan jasanya.
"Benar, Paman. Ayah, ibu dan adikku akan tinggal bersama kami mulai sekarang," jawab Zhang Yichen yang tidak ingin menutupi apapun.
"Bukankah hanya ada satu kamar di rumahmu? Bagaimana jika aku dan para pekerja membangunkan satu kamar lagi sederhana agar kalian bisa nyaman?" tanya Paman Gao yang membuat Zhang Yichen yang mendengar membulatkan matanya dan langsung mengangguk dengan sangat senang.
"Paman, jika kamu tidak keberatan, aku akan sangat terbantu!" seru Zhang Yichen.
Gao Wei ikut senang saat melihat ekpresi Zhang Yichen. Pria itu mulai memerintahkan beberapa pekerja untuk membangun kamar tambahan bagi rumah Zhang Yichen. Karena itu tidak termasuk ke dalam pekerjaan mereka untuk membangun rumah baru, jadi hanya beberapa orang saja yang pergi membantu termasuk Wu Dahu.
Kebetulan sekali Fengying dan Chunying telah pergi ke hutan sejak pagi untuk mencari bambu yang akan menjadi bahan untuk membuat kamar tambahan. Jika hanya berdua, mungkin akan membutuhkan waktu seharian untuk membuat kamar lain namun untungnya karena bantuan Paman Gao dan para pekerja yang lain membuatnya tidak makan waktu yang banyak.
Wu Dahu awalnya hanya berpikir jika Zhang Yichen hanya seorang pembuat onar, namun setelah pria itu membantu isterinya dalam persalinan dan sekarang mendukung keluarganya, pria itu terus memuji Zhang Yichen dalam hatinya. "Huh? Aroma apa ini? Kenapa sangat enak? Paman Gao, apakah kamu menciumnya?"
Paman Gao yang sedang menjerjakan bagian akhir yang berupa memasang jendela juga mencium aroma yang sangat harum dan segara menyadari jika itu berasal dari dapur. "Ini benar-benar sangat harum, sarapan apa yang akan Zhang Yichen buat?"
"Paman Gao dan semuanya, terima kasih telah membantu membangun kamar tambahan. Sebentar lagi sarapan akan siap, kalian pasti akan menyukainya!" seru Zhang Yichen membuat orang-orang disana sedikit ragu, makanan enak apa yang bisa dibuat orang desa?
Ketika sarapan dihidangkan, mereka terkejut saat melihat itu adalah roti isi yang terlihat gemuk dan sangat harum. Beberapa orang berpikir pasti isiannya hanyalah sayuran liar yang ditemukan di pegunungan dan tidak akan seenak harumnya.
"Yichen, kenapa aku diberi tiga?" tanya Wu Dahu saat melihat pria itu memberikan tiga roti isi dan sup panas untuknya.
"Anggap saja itu ucapan terima kasih telah membantuku membangun rumah, para pekerja yang membantu juga akan mendapatkan bonus." Para pekerja awalnya tidak peduli, itu hanya dua tambahan roti kukus yang tidak terlalu beharga.
"Apa ini? Kenapa rasanya sangat enak? Dan ada daging?!" Paman Gao yang tidak sabar karena aroma roti kukus itu segera menggigitnya dan terkejut dengan cita rasa roti kukus yang sangat lezat. Wu Dahu yang melihat itu segera menggigit dan ikut terdiam, tidak hanya aromanya yang enak namun roti kukus itu benar-benar seperti makanan dari surga. Dengan roti yang lembut dan isian sayur beraneka ragam serta potongan kecil daging yang ditambahkan dengan saos, roti isi itu benar-benar sangat lezat.
Setelah semua pekerja mencobanya, mereka menyesal tidak membantu Zhang Yichen membangun kamar tambahan dan dengan begitu mereka akan memiliki dua roti isi lezat yang bisa dimakan. Namun sebenarnya dengan satu roti cukup untuk membuat orang dewasa merasa terisi walau tidak sampai kenyang.
"Rasa roti isinya sangat enak jika dicampur dengan sup!" seru seorang pekerja yang tidak sengaja menjatuhkan roti isinya ke dalam sup, ternyata itu semakin menambah rasa. Orang-orang yang telah menghabiskan roti isinya lebih dulu hanya bisa melihat sambil menikmati sup yang sebenarnya sudah sangat lezat.
"Yichen, bolehkan aku akan kembali sebentar?" tanya Wu Dahu pada Zhang Yichen yang baru saja hendak mulai sarapan.
"Ada apa? Apakah ada sesuatu yang tertinggal?" tanya Zhang Yichen.
Wu Dahu yang mendengar itu menggeleng sambil menggaruk kepalanya. "Aku ingin mengantar roti kukus ini untuk Li Yun. Dia pasti akan sangat suka!"
"Tunggu sebentar!" tahan Zhang Yichen lalu masuk ke dalam dapur. Pria itu berjalan dengan lambat, tidak seperti biasanya yang akan mempercepat langkahnya walau memiliki perut yang besar. Itu semua karena Li Wei yang berada disini, sehingga wanita itu akan terus mengomeli Zhang Yichen jika dia sembrono.
"Yichen... ini..." Wu Dahu terkejut ketika Zhang Yichen memberikan tambahan dua roti kukus.
"Ini untuk Li Yun, karena sekarang dia sedang menyusui, pasti memerlukan banyak tenaga," ucap Zhang Yichen yang rasanya ingin mengajak dua putranya untuk menemui bayi Li Yun. Dia belum tahu keadaan pria itu lebih lanjut. "Cepat kembali dan habiskan sarapanmu sendiri, kamu harus mengeluarkan banyak tenaga nanti!"
"Yichen, terima kasih! Aku akan mengeluarkan semua tenagaku untuk membangun rumah keluargamu!" Zhang Yichen tertawa saat pria itu telah meninggalkan rumahnya, Li Yun pasti akan sangat beruntung karena memiliki suami yang sangat mencintainya seperti Wu Dahu.
Setelah semua pekerja sarapan, Gao Wei yang menjadi sangat bersemangat, mulai memerintahkan para pekerja untuk membangun. Pertama-tama, mereka akan membuat fondasi rumah milik Zhang Yichen sekuat mungkin.
Para pekerja yang sudah merasakan roti isi dan sup buatan Zhang Yichen, menjadi tidak sabaran untuk menunggu waktu siang. Mereka bertanya-tanya, apakah menu makan siang akan seenak sarapan?
"Jangan malas! Siapa yang tidak bekerja sungguh-sungguh, hanya makan siang dengan acar!" seru Gao Wei membuat semangat para pekerja yang mendengar itu bangkit lagi. Mereka tentu saja tidak akan sudi makan siang dengan acar yang benar-benar tidak membuat selera.
Zhang Yichen dan Li Wei akhirnya bisa beristirahat dengan tenang, keduanya duduk di meja dapur sambil menyandar. "Ibu, apa apakah kita harus memanggil orang lain untuk membantu? Apa ibu punya seseorang yang bisa membantu kita? Dia tidak perlu pandai memasak, cukup rajin dan tidak memiliki lidah yang panjang."
Awalnya sang putra sudah menawarkan untuk mencari seseorang yang bisa membantu mereka namun Li Wei menolak karena kehadirannya pasti bisa membantu tapi pada akhirnya wanita itu menyadari jika dengan perut besar cukup sulit untuk bergerak. Li Wei yang tidak tega melihat putranya sangat kelelahan akhirnya memutuskan untuk mencari seseorang yang bisa membantu mereka.
"Yichen, ibu memiliki seseorang yang bisa membantu kita. Ibu akan pergi sebentar," ucap Li Wei yang bangkit dengan perlahan.
Zhang Yichen ingin menahan ibunya tapi sayangnya Li Wei tidak mengidahkannya dan tetap pergi.
"Kemana ibu pergi?" tanya Fengying menarik kursi untuk duduk di samping isterinya.
"Ibu pergi mencari seseorang untuk membantu kami. Rasanya dengan perut sebesar ini, kami akan melahirkan lebih awal jika terus bekerja," canda Zhang Yichen sambil meletakan telapak tangannya di atas perut besarnya.
"Itu ide yang bagus, kalian tidak boleh kelelahan," tutur Fengying yang diangguki oleh Zhang Yichen.
Pria itu lalu menunduk untuk melepas sepatu Zhang Yichen dan meletakan kaki isterinya yang bengkak di atas pahanya, Fengying perlahan mengusap kaki sang isteri dan mulai memijat lembut membuat Zhang Yichen yang sejak tadi merasa kakinya sangat pegal, kini memejamkan kelopak matanya menahan nikmat.
"Ahh, Fengying, itu sangat enak!" seru Zhang Yichen membuat Chunying yang hendak masuk ke dalam dapur jadi terhenti. Pemuda itu mengerutkan dahinya, bingung dengan apa yang dilakukan oleh kakak dan kakak iparnya.
"Bagus, lebih keras! Wow, itu sangat enakkk!"
Tiba-tiba wajah Chunying berubah merah padam saat bayangan kotor itu terlintas di otaknya, pemuda itu benar-benar tidak habis pikir dengan keduanya yang melakukan itu disaat matahari bahkan belum berada diatas kepala.
"Ahhhh... Fengying, itu sangat keras. Lebih pelann...."
NOTE :
Chunying yang lagi di depan pintu : 😱🌚🌚
Terima kasih untuk teman-temannya yang ikut tantangannya, kalian keren!!😍🥰