Meera mendumel tak Terima sembari merapihkan rak buku. Ya hari ini ia kena hukuman karna telat masuk masjid saat subuh tadi pagi.
"Percuma ngadu ke abba gak akan pernah di bela, pengen ngadu ke umma tapi kasian Abba kena hukuman mulu. "
"Lagian aneh masa aku kena hukuman juga padahal kan mereka tau aku santri pulang pergi. " kesal Meera sembari menata Buku-buku di rak buku.
"Udahlah Terima aja, lagian siapa suruh pulang pergi aku udah bilang kan buat tinggal di asrama aja gak mau nurut. " ucap Arkan sembari membantu Meera.
"Kalo aku juga di asrama kasian Arsyad pasti jadi nyamuk terus kan tau sendiri abba kalo udah ketemu umma gimana. "
"Hm. Udah selesai kembali ke kelas sana. "
"Loh cepet banget sih sebelah sini aja belum aku. "
"Biar Aka yang beresin sekarang kembali ke kelas. "
Meera tersenyum senang menatap adiknya tak percaya, berjalan ke arah Arkan sembari merentangkan tangannya ingin memeluk adiknya itu.
Namun kalah cepat dengan Arkan yang langsung menoyor kepala Meera dan menahan agar kakaknya itu tidak memeluk nya.
"Di peluk orang cantik kok gak mau. "
"Masalah nya ini cantik ODGJ, takut ketularan. " jawabnya cepat, Meera mendengar ucapan adiknya itu langsung terdiam
Menatap mata adiknya dengan linangan air mata, "mulutnya kenapa pedes banget sih. Kakak bilangin umma ni. "
"Udah gak usah drama sana masuk kelas. "
Meera berjalan ke arah pintu sembari menghentak-hentakan kakinya kesal.
"Ingin rasanya jual adek di toko oren. " gumamnya kesal
*****
A
rshan menatap jengah dengan drama yang di lakukan Kakak perempuan nya dan adik bungsunya itu. Arkan yang baru saja sampai langsung menggeleng samar sudah biasa terjadi jadi ia tak pernah heran.
"Satu hari lagi kak, " ucapnya dengan dramatis, Meera pun ikut menangis sesegukan memeluk Arsyad.
"Kalian cuman nikah bukan mau mati. " celetuk Arshan
Arkan yang mendengar celetukan Arshan langsung melempar bantal ke arahnya. "Kalo ngomong di jaga, lagian mereka nikah juga pertanda masa remajanya berakhir sama dengan mati. " baru saja Meera dan Arsyad tersenyum karna ada yang membelanya tapi ternyata sama saja.
"Yeee aku kira abang bakal bilang apa ternyata sama aja. " kesal Arsyad
"Nikah muda enak kok, umma udah ngalamin nya. Mau apa-apa juga gampang terus dapet pahala lagi, dari pada pacaran dapet dosa. " ucap Nafiya datang sembari membawa empat gelas susu untuk anak-anaknya.
"Pandangan kita terjaga dari wanita atau laki-laki yang bukan mahram. Dan setiap kali kita memandang pasangan kita kita akan dapat pahala loh. " jelas Nafiya sembari duduk di sofa tunggal.
"Dan pacaran setelah menikah itu lebih seru bisa ngelakuin apapun itu tanpa mikir dosa. Arkan dan Arshan juga kalo udah ada seseorang yang di sukai bisa langsung umma nikahin biar umma dan abba tenang karna kalian terhindar dari zina mata, hati, pikiran ataupun perbuatan. "
Ke empat anaknya menyimak penjelasan Nafiya dengan susu yang masih berteger di tangannya masing-masing persis seperti empat bayi yang tengah mendengarkan dongeng dengan botol susu.
Nafiya tersenyum saat menatap anak-anaknya tak disangka waktu berlalu begitu cepat, bukankah baru kemarin Nafiya menolak keras dengan pernikahannya tapi kini sudah ada empat anak, yang dulu sering bertengkar dengan Gus Arshya hanya kerana masalah kecil saat ini menjadi keluarga yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti 2
Teen Fictionsequel cerita dari peran pengganti jadi yang belum baca peran pengganti mending baca dulu biar nyambung. Cerita ini menceritakan tentang kehidupan Nafiya dan anak-anaknya. Arsyad, Arkan, Arshan, dan Meera. Perjodohan Meera dan Galen dan pernikahan...