Mark membuka matanya perlahan, sedikit terkejut pasalnya ia yang berada dalam dekapan Haechan. Ingatan terakhirnya, Haechan memintanya untuk merilekskan tubuhnya dengan memeluk Haechan. Mark tidak tau kenapa Haechan memintanya untuk melakukan itu, tapi entah kenapa Mark saat itu merasakan tubuh dan kepalanya ringan, seolah semua beban dan hal yang membuatnya tidak nyaman menghilang begitu saja, memeluk Haechan membuatnya nyaman hingga ia tertidur.
Mark juga merasa, tidurnya sangat nyenyak. Selama ini Mark tidur selalu tidak tenang, setiap ia menutup matanya mencoba untuk tidur, ia selalu ditakutkan dengan ponselnya yang berbunyi atau mimpi buruk yang selalu mengganggu tidurnya. Bahkan terkadang Mark hanya menutup matanya, tapi fungsi tubuhnya masih bekerja dan ia yang selalu waspada. Tapi kali ini, Mark benar benar tidur, bahkan untuk pertama kalinya ia tidak mendapat mimpi buruk. Mark masih tidak tau apa penyebabnya, apakah karena Haechan yang memintanya untuk merilekskan butuhnya sejenak, atau karena Haechan yang memeluknya dalam tidurnya.
Mark menatap Haechan yang tertidur, matanya pun sedikit sembab. Mark masih ingat, saat ia memeluk Haechan, melepaskan rasa sesak di dadanya yang membuatnya sampai kesulitan bernafas, Haechan menangis. Mark tidak mengerti kenapa Haechan menangis, terlebih lagi tangisan Haechan berbeda saat ia menangis waktu itu, tangisannya lebih lembut, mendengar tangisan Haechan, membuat sesak di dadanya sedikit berkurang, dan dirinya yang menjadi tenang.
" Maaf...."
Ucap Mark sambil mengelus pelan mata Haechan. Kemudian matanya teralihkan pada bibir plum lembut milik Haechan. Mark dibesarkan di lingkungan militer, yang ia tau hanya bertarung dan membunuh, sehingga membuatnya jauh dari kata nafsu. Mark juga dilatih dan didik untuk bisa menahan nafsu seperti makan, minum, rasa lelah,mengantuk dan lainnya saat berada dalam medan perang. Mark adalah orang yang sangat ahli untuk urusan itu. Ia bisa menahan lapar dan hausnya selama berhari-hari dan sudah biasa bagi Mark untuk tidak tidur berhari-hari.
Tapi untuk satu nafsu ini, Mark tidak mengerti dengan dirinya. Mark bisa menahan semua gejolak yang ada dalam dirinya, tapi bibir Haechan adalah pengecualian. Mark bahkan merasa gelisah dan tidak fokus bekerja hanya karna dia yang membayangkan atau melihat bibir itu. Mark juga sadar, selama ini ia tidak pernah mencium siapapun, apa lagi melakukan hal hal erotis lainnya. Bahkan Mark hanya mengalami sekali mimpi basah dalam hidupnya itupun saat ia pubertas. Pikiran dan jiwanya sangat jauh dari hal hal erotis seperi itu.
Hanya saja, saat bibir lembut itu ia rasakan, tubunnya seolah diambil alih dan menggila mencumbu pria itu, Mark juga tidak tau kenapa dirinya tidak bisa mengontrol nafsu dan hasratnya seperti itu. Mark bahkan tidak terlintas pikirannya untuk meniduri Haechan atau semacamnya, hanya saja untuk bibir satu itu, Mark bisa gila rasanya jika tidak mencicipinya.
Mark menutup matanya, memalingkan wajahnya dan menghela nafasnya beberapa kali, ia sudah berjanji untuk mencium Haechan hanya saat pria itu mengizinkannya. Hanya saja ini sudah tiga hari semenjak terakhir kali ia mengecup pelan bibir Haechan, dan sungguh Mark menginginkan bibir itu.
"Aku sudah berjanji..."
Cicitnya pelan dan bangun dari tidurnya, memilih untuk membiarkan Haechan tetap tidur dan dirinya yang keluar dari kamar, karna jika ia masih berbaring di samping Haechan, ia takut tidak bisa menahan diri.
~~~~~~~~~
Haechan mengerutkan keningnya, menatap suaminya itu penuh curiga.
" Babe... you oke?" Tanya Haechan pelan di selang makan malam mereka
" Ya.."
Dia menghindari menatap ku....
Ucap Haechan sambil menatap Mark lurus, meradar apa yang tengah disembunyikan oleh suaminya itu. Hal yang Haechan suka dari suaminya itu adalah, Mark yang selalu fokus dan mendengarkannya saat bercerita, Mark memang tidak mengeluarkan ekspresi apapun, pria itu benar benar hanya diam, hanya ia tidak akan melepaskan pandangannya pada lawan bicaranya, bahkan Haechan hanya berpindah tempat sedikit, matanya itu mengikuti arah pergerakannya dan itu yang membuat Haechan sering salah tingkah.
Tapi sudah beberapa hari ini Mark selalu menghindarinya, menghindari untuk menatapnya, untuk berbicara dengannya bahkan saat Haechan ingin bermanja dengan Mark, pria itu seolah menarik dirinya menjauh. Ini kali pertamanya Mark menjauh darinya seperti itu.
Apa aku melakukan kesalahan? Dia marah padaku? Tapi jika dia tidak nyaman dia pasti langsung mengatakannya.
Mark adalah orang yang sangat lurus dan jujur, dan hal itu kadang membuatnya menyakiti hati lawan bicaranya. Misalkan saat dia bekerja dan tidak fokus karena Haechan yang selalu bermanja manja dengannya, Mark akan mengatakannya secara terang terangan dan terkadang itu menyakiti hati Haechan. Haechan tau Mark tidak bermaksud, pria itu hanya menyampaikan apa yang ia rasakan. Karena itu diam dan menjauhnya Mark darinya membuatnya sedikit takut.
~~~~~~~~~
Mark sedikit terkejut pasalnya saat ia masuk ke dalam kamar. Haechan sudah menunggunya di depan pintu. Mark langsung memalingkan pandangannya, pasalnya Haechan itu selalu merawat dirinya, dan setiap malam Haechan selalu memakai pelembab bibir membuat bibirnya itu mengkilap.
" Hah! Kau melakukannya lagi!"
Ucap Haechan cepat saat Mark memalingkan pandangannya, Mark hanya menelan air ludahnya kasar.
" Yak! Kau itu kenapa? Aku ada salah apa? Jangan mendiamkan dan menjauhi ku seperti ini!" Kesal Haechan sambil merapatkan tubuhnya pada Mark
" Hu-Hun... bi-bisakah kau memberi sedikit jarak?" Ucap Mark pelan masih memalingkan pandangannya.
" tidak mau! Kau pasti menyembunyikan sesuatu dari ku!" Ucap Haechan semakin merapatkan tubuhnya, kemudian karena dirinya yang memang lebih pendek dari Mark, membuatnya sedikit berjinjit dan menengadahkan kepalanya untuk menatap Mark.
" Bilang dulu aku ada sala- Yak!Mark!"
Kesal Haechan pasalnya tiba tiba saja Mark mendorongnya ke tempat tidur, kemudian mengunci kedua tangannya di atas kepalanya dengan satu tangannya
"Yak! Mark!"
Kesal Haechan lagi pasalnya Mark menggenggam tangannya sedikit kuat, dan aura pria itu sedikit mengintimidasi, Haechan belum siap jika mereka harus melakukan 'itu' saat ini.
" Ma- maaf aku sudah tidak tahan " Ucap Mark menundukkan kepalanya
" Huh? " Tanya Haechan bingung masih sedikit merinding.
" Bibir mu... mengganggu ketenangan ku " Ucapnya sambil menatap bibir Haechan dengan intense.
Haechan hanya bisa melongo, wajahnya pun memerah.
" Jadi apa kau mengizinkan ku untuk menciummu?" Tanyanya pelan sambil mengelus pelan bibir Haechan
" Ka-kau menjauh dari ku dan tidak berani menatapku karena itu?" Tanya Haechan gelisah dan Mark mengangguk
" Aku sudah berjanji hanya menciummu saat kau mengizinkannya, ta-tapi aku sudah tidak tahan lagi" Ucapnya sambil menelan air ludahnya kasar
" Kenapa kau begitu menggemaskan.... Huft... jika begini bagaimana aku bisa menolak" Ucap Haechan pelan, memalingkan pandangannya dan mengangguk pelan
Mark masih menatap bibir itu dengan intense, menutup matanya dan mendekatkan bibirnya perlahan.
" Tu-tunggu..." Ucap Haechan membuat Mark menghentikan pergerakannya
" ke-kendalikan dirimu... a-aku tidak akan kemana mana..." Ucap Haechan malu dan wajahnya semakin memerah.
Mark tidak mengucapkan apa apa, entah kenapa melihat Haechan seperti itu membuatnya ingin mencumbu pria itu hingga esok pagi.
~~~~~~~~~
Haechan mendecak kesal, menatap suaminya yang tengah menyantap sarapannya dengan tenang.
" Tidak ingin mengatakan sesuatu?!" Kesal Haechan sambil menatap kesal Mark
Mark menghentikan pergerakannya, menatap Haechan yang sepertinya bisa saja menusukkan garpu di tangannya itu padanya. Mark menelan air ludahnya kasar, ia bisa melihat banyaknya kissmark di leher mulus pria itu.
" Maaf..." Ucap Mark memalingkan pandangannya
Haechan hanya bisa menghela nafas kasar, Haechan lupa Mark adalah orang yang tidak pernah melepaskan nafsunya, dan siapa sangka ternyata orang ini memiliki gairah dan nafsu yang tinggi. Padahal mereka hanya saling mencumbu, tapi Haechan hampir kehilangan nafasnya. Haechan tidak bisa membayangkan jika mereka benar benar melakukan "itu", sepertinya iya bisa pingsan.
" Kau berjanji untuk mengontrol dirimu!" Kesal Haechan
" Tubuh ku bergerak sendiri... dan kau mengeluarkan suara2 aneh membuat pikiranku semakin kacau"
Wajah Haechan semakin memerah,mengingatkannya pada tadi malam akan ciuman panas Mark yang sangat memabukkan.
" Mu-mulai sekarang kau boleh menciumku setiap hari ..." Ucap Haechan malu
Mark masih diam menatapnya, hanya saja matanya itu berbinar layaknya anak anjing.
" Ta-Tapi kau tidak boleh lebih menciumku lebih dari 5 menit"
Haechan menelan air ludahnya kasar, membiarkan Mark menahan nafsunya ternyata pilihan yang salah, pasalnya saat nafsunya itu sudah membludak, ia menjadi buas dan berbahaya.
" Hanya lima menit?" Tanya Mark
" Ya hanya Lima menit"
" Dalam satu hari?"
" Ya terserah mu, yang penting saat kau menciumku tidak boleh lebih dari lim-hmmpt"
Haechan membelalakkan matanya kala Mark menarik wajahnya dan menempelkan kedua bibir mereka. Melumat bibir itu dengan pelan dan lembut, seolah Mark benar benar menikmati sarapannya itu.
Mark siaaalaaaan.... Sepertinya aku harus mencari cara lain untuk mengontrol nafsu pria buas ini!
Kesal Haechan dalam hati sambil menutup matanya dan membalas ciuman Mark.