Chapter 8

40 3 0
                                    

Di Kedai

"selamat dat--" gue kaget.

"Kiran?"

"Kak Jo? Kok disini?"

"gue kebetulan mau makan siang, lo sendiri disini kerja?"

"jadi Kak Jo gak tahu? Emang Kak Dimas gak cerita?"

"kok bengong, Ran? Kiran?"

"eung? Iya? Gue sebenernya tinggal disini, dan ini kedai Ibu gue"

"s-sorry gue gak tahu"

"gapapa, oh ya mau pesan apa, Kak?"

"gue pesan ini aja" dia sambil nunjuk menu itu.

"oke, ditunggu ya, Kak"

"iya, makasih"

Baru dua langkah gue jalan tiba-tiba dia ngomong lagi "semangat!"

"i-iya"

-------

"ini Kak pesanannya"

"thanks, Ran"

"...oh ya, gue boleh nanya?" katanya lagi.
"boleh"

"lo lagi deket sama Dimas ya?"

"maksud lo Kak Dimas gitu?"

"iya, emang Dimas mana lagi yang kita kenal?"

"kenapa lo nanyain itu, Kak? Emangnya Kak Dimas ceritain soal gue?"

"gak kok, dia gak cerita apa-apa, cuma gue curiga aja liat tingkahnya Dimas"

"emang Kak Dimas kenapa?"

"udah lama banget gue gak liat dia salting"

"salting? Hubungannya sama gue apa?"

"lo kemarin sama Dimas ketemuan kan?"

"eung? I-itu kita cuma itu kok, ituloh... latihan"

"iya gue tahu kok"

"terus?"

"Dimas gak pernah ngajarin orang lain secara personal kaya gitu"

"jadi baru ke gue doang?"

"iya"

"dari awal juga gue udah curiga sama si Dimas"

"curiga gimana, Kak?"

"cara dia natap lo beda banget"

"ya jelas, orang kita pernah ketemu sebelumnya, kan dia yang nyelematin gue, tapi gak mungkin dong gue ceritain ini ke Kak Jonathan?"

"masa sih, Kak?" gue berusaha mengalihkan pembicaraan.

"seriusss"

"udah punya pacar kali dia"

"sekarang gak ada"

"jadi dulu pernah? Jangan-jangan Kak Tania ya?"

"lo kenal Tania?"

"gak sih, cuma kan dia emang famous, dan waktu itu dia keliatan akrab banget sama Kak Dimas"

"tapi yang jelas mereka gak pacaran kok, si Dimas pasti cerita kalau dia punya cewek"

"oh"

"cemburu?"

"gak"

"cie cemburu! Gue bilangin Dimas nih"

"ehhh, Kak! Gue gak cemburu apaan sih"

"lagian gapapa kali"

"ini kita kenapa jadi bahas Kak Dimas sih?"

          

"habisnya gue penasaran, siapa yang bisa dobrak hati si Dimas lagi"

"emang dulu kenapa?"

"dulu dia pernah punya pacar, awal-awal kuliah lah, ceweknya beda fakultas, mereka cinlok gara-gara ospek universitas, cuma ya gitu gak bertahan lama, si Dimas tuh orangnya emang susah buat ekspresiin perasaannya, jadi itu cewek juga berpaling dari dia, dan dengan terang-terangan cewek itu ngebandingin-bandingin Dimas sama pacar barunya"

"kasian"

"makanya dia gak mau pacaran lagi"

"trauma kali"

"makanya gue greget sama dia! Dia kurang tegas kalau soal perasaan, gue gak mau kalau cewek yang dia suka malah pergi lagi dari dia"

"tapi emang bener, gue juga sebagai cewek pasti butuh cowok yang suka ekspresiin perasaan dia, jadi gue gak ngerasa jatuh cinta sendirian"

"oh ya? Kayanya gue juga harus sharing soal percintaan dari sudut pandang cewek deh"

"iya"

"lain kali gue curhat deh"

"ke gue?"

"iya"

"jangan, nanti lo nyesel, gue gak jago soal cinta-cintaan, gue gak ada pengalaman"
"gak ada pengalaman, bukan berarti lo gak tahu apa-apa soal cinta"

"tapi gue selalu disepelein, karena mereka pikir gue gak tahu soal pacar-pacaran"

"gue tabok deh tuh orang yang ngomong gitu"

"ehhh"

"pernah denger kata-kata ini gak? 'pelatih itu gak main' "

"pernah"

"nah itu, lo pelatih"

"ngasih pujian atau ngejek nih?"

"hahahah"

"ya udah lo makan dulu, Kak"

"eh iya sampe lupa! Soalnya seru juga ngobrol sama lo"

"gue gitu loh"

"tapi gak keren kalau belum jadi pacarnya Dimas!"

"KAK, JO!!!"

"eh iya satu lagi, besok jangan lupa latihan... latihan sambil ketemu Dimas"

"KAK IHHH"

Gue nggak nyangka Kak Jonathan se-asik itu. Dari awal gue masuk Korps, gue belum pernah ngobrol banyak sama dia. Ternyata dia seperhatian itu ke Kak Dimas.

-------

Di Basecamp Korps

"KIRAN"

"heboh banget sih Rev!"

"lo gak kangen gue apa?"

"GAK"

"cikhhh"

"lo kan cuma fokus sama Kak Jonathan kalau lagi kumpul Korps gini"

"kok tahu?!"

"lah emang itu kan motivasi lo gabung Korps"

"wkwk iya deh iya"

"...btw lo kemana gak latihan waktu itu?" katanya lagi.

"gue gak enak badan, Rev"

"kok gak bilang!!! Chat sama telpon dari gue gak di respon!"

"sorry"

"lain kali cerita, gue ini sahabat lo, Ran"

"iyaaa bestie"

Obrolan kita terhenti karena tiba-tiba Kak Dimas datang "bisa kita mulai latihan hari ini?" katanya.

"bisaaa"

"saya harap teori dan latihan yang kita pelajari bisa segera dipraktekan dengan baik, sebentar lagi mau liburan akhir semester, dan seperti biasa Korps bakal adain kegiatan volunteer ke Pedesaan"

"Kak, kalau boleh tahu kemana? Apa semua anggota Korps harus ikut?"

"untuk lebih detailnya nanti akan ada surat pemberitahuan, dan soal yang ikut atau tidaknya itu jadi hak pribadi kalian, cuma untuk yang ikut nanti akan ada benefit"

"benefit nya apa, Kak?" semua orang sibuk bertanya ini dan itu.

"nanti akan ada di surat pemberitahuan, kemungkinan sebelum UAS suratnya akan saya bagikan"

-------

"Ran, lo mau ikut?"

"gue liat sikon dulu, gue kan harus part time juga"

"gue pengin banget lo ikut padahal"

"iya gue usahain deh"

"yes! Kapan lagi kita 24 jam bareng kating-kating ganteng"

"bilang aja lo mau modus ke Kak Jonathan kan?"

"yaps!"

"dasar!"

"eh btw, lo kan gak ikut latihan yang waktu CPR, kok tiba-tiba tadi lo bisa?"

"mampus! Reva kan gak tahu kalau gue diajarin Kak Dimas! Gue ceritain jangan ya? Tapi gue takut dia mikir yang aneh-aneh"

"helaawww"

"eh? Gue belajar dari youtube lah"

"emang ada?"

"apasih yang gak ada di youtube?"

"bener juga"

Untunglah Reva percaya kalau gue belajar CPR dari youtube bukan dari Kak Dimas. Gue takutnya dia keceplosan sama anak-anak Korps yang lain. Nanti yang ada malah jadi gosip.

Selama latihan hari ini, beberapa kali mata gue kontak sama mata Kak Dimas. Gue berusaha menghindar. Karena gue takut ketahuan salting.

Tapi tiba-tiba dia malah makin mendekat ke gue "Kiran, nanti lo ada waktu?"

"aduh gue harus jawab apa ini? Gue masih gak sanggup ada di deket dia gara-gara soal nafas buatan itu"

"habis ini?"

"iya, kalau ada waktu, ada yang mau gue omongin sebentar"

"o-oke"

"gue tunggu di parkiran"

"parkiran?"

"iya"

"em.. tapi Kak?"

"kenapa?"

"nanti tunggu yang lain pulang dulu gimana? Gue gak mau ada yang salah paham karena liat kita berdua"

"oke, nanti gue tunggu di dalem mobil"

"oke"

-------



MY HOME | DOYOUNG✓Where stories live. Discover now