Chapter 22: Secercah Cahaya Harapan Digelapnya Keputusasaan

131 10 0
                                    

Chapter 22.

"Ughh..."

Araki perlahan membuka kedua matanya, saat sinar matahari telah menyinari seluruh ruangan. Tubuhnya terasa sangat sakit sekali, seolah-olah dirinya baru saja melakukan aktivitas yang sangat berat.

Araki bangkit dengan penuh kebingungan, dirinya sekarang telah berada di dalam kamarnya sendiri. Namun, ia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi kemarin.

Araki berusaha untuk mengingat apa yang terjadi kemarin, namun ia tidak bisa mengingat apapun. Semakin ia berusaha untuk mengingat, rasa sakit di kepalanya juga semakin menyiksanya. Seolah-olah ia tidak diperbolehkan untuk mengingat apa yang terjadi padanya kemarin.

Yang dia ingat hanyalah saat ia bertemu dengan cahaya biru yang menenangkan itu, namun setelah itu, ia tidak bisa mengingat apapun, seolah-olah ingatan itu menghilang begitu saja dari benaknya.

Saat Araki perlahan mengusap wajahnya, ia kembali terkejut saat menyadari kacamatanya yang masih terpakai olehnya. Kebingungan semakin melanda Araki, sebab saat ia tidur, dirinya selalu melepaskan kacamatanya.

Araki perlahan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di lantai bawah rumahnya. Ia harus cepat, sebab Akademi akan melakukan pembelajaran yang akan dimulai sebentar lagi.

----------------------------------------------------------------------------

(Timeskip)

•Akademi Kuoh•

Saat ini Araki tengah berjalan seorang diri menuju Akademi Kuoh. Ia berjalan sembari terus mencoba untuk mengingat apa yang terjadi kemarin, membuat Araki tidak fokus pada jalanan dihadapannya.

"Yo!"

Araki sedikit tersentak saat merasakan tepukan di bahunya, ia berhenti dan perlahan berbalik kearah tepukan itu berasal.

"Dimana Issei?"

Araki menghela nafas panjang saat melihat sosok yang menepuk bahunya, yah bukan siapa lagi jika kedua teman cabul dari Issei, yaitu Matsuda dan Motohama. Entah bagaimana cara kedua orang mesum ini menemukan dirinya.

"Aku tidak tahu..."

Araki membalas sembari menaikkan kedua bahunya, sedangkan keduanya menatap kearah Araki dengan tatapan bingung.

"Bukankah dia selalu berjalan bersamamu?"

Araki menggelengkan kepalanya pelan kearah Matsuda, menandakan bahwa dirinya tidak tahu. Matsuda dan Motohama mendengus pelan sebelum berjalan meninggalkan Araki yang tengah terdiam kebingungan.

Araki membalikkan badannya dan mulai berjalan pelan menuju Akademi Kuoh. Kini ia tidak lagi mencoba untuk mengingat apapun yang terjadi kemarin, dia memilih untuk menunggu, sebab rahasia apapun tidak akan selamanya bisa menjadi rahasia.

(Short Timeskip)

Kini Araki tengah duduk di bangkunya sembari menatap keluar jendela. Memang bangku Araki tepat berada disamping jendela, membuatnya nyaman saat berada di kelas, sebab ia bisa melihat pemandangan luar Akademi tanpa harus berjalan meninggalkan kelasnya.

Setelah berbincang-bincang dengan Issei, Araki tahu bahwa dirinya tiba-tiba saja menghilang pada hari kemarin. Membuat seluruh klub ORC khawatir dan memutuskan untuk mencari dirinya.

Hari ini Araki juga mendapatkan kejutan baru, bahwasanya Asia telah pindah ke Akademi ini. Dan entah itu keberuntungan ataupun hanya sekedar kebetulan, ia senang bahwa Asia akan berada di kelas yang sama dengannya.

Araki menghela nafas panjang, ia mengalihkan pandangannya kedepan dan mendapati Asia yang tengah berdiri sembari berbincang-bincang dengan teman barunya. Tentunya pemandangan dihadapannya adalah hal yang baik, mengingat Asia tidak mempunyai sedikitpun teman. Dan setelah melihat senyuman Asia yang manis saat berbincang dengan teman barunya, membuat hati Araki hangat. Entah kenapa senyuman Asia terlihat sangat indah dan suci.

A Legend Amongst The Dragons : Embodiment Of CreatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang