Evan dan Dara duduk dibawah hamparan pasir sembari menikmati indahnya sunset disore hari. Mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama hari ini tanpa gangguan siapapun.
"Van," panggil Dara dengan suara pelannya.
"Hm?"
"Kita sebentar lagi menikah, aku pengen kamu ganti kosakata kamu, jangan pake lo-gue lagi," pinta Dara sembari menatap kearah Evan, begitupun dengan Evan yang langsung menatap wanita cantik itu.
Evan tersenyum lalu menganggu.
Tindakan Evan selanjutnya membuat Dara terkejut, pemuda itu menggenggam tangan wanita itu erat dengan tatapan begitu intens pada Dara.
"I love you," tiga kata itu mampu membuat seorang Dara terkejut.
"A-y?"
Sebelum berucap Evan menghela napasnya pelan guna menetralkan jantungnya yang berdebar begitu menggila, saat ini bahkan tubuhnya merasakan panas dingin. Ini pertama kalinya dia mengungkapkan perasaanya, dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta sama Fiksi. Batin Evan.
"I've never felt this before, but you come with this strange feeling, Dara. I love you." Ungkap Evan, dan ungkapan ini adalah perasaanya dirinya yang sebagai Sebastian. Evan tidak masalah jika Dara menganggap ungkapan ini adalah perasaan Evan asli tapi yang pasti dirinya sudah mengatakannya dan merasa lega, meski hatinya terasa begitu sakit. (Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, tapi kamu datang dengan perasaan aneh ini, Dara. Aku mencintaimu.)
Tidak beda jauh dengan Dara, wanita itupun merasakan perasaan yang sebelumnya belum pernah dia rasakan. Perasaan berdebar, senang dan berbunga. Bahkan kini pipinya memerah dengan keringat dingin.
Saking tidak mengontrol perasaan terkejut dan berdebarnya, Dara tidak sadar dengan kalimat I've never felt this before, but you come with this strange feeling. Itu menunjukan jika Evan sebelumnya belum pernah merasakan jatuh cinta dan hanya Dara satu-satunya orang yang membuat Evan jatuh cinta. Karena itu memang ungkapan Sebastian. Tapi untung saja Dara tidak terlalu sadar sebab jika Ia, mungkin Sebastian akan bingung harus menjawab apa.
"Evan?"
Evan memutar tubuhnya agar menghadap Dara sepenuhnya. "Kita benar-benar akan memulai dari awal," ucap Evan.
Dara tersenyum haru mendengar itu, ini yang selama ini dia impikan. Akhirnya perjuangan nya selama ini tidak sia-sia untuk mendapatkan Evan.
"Evan aku mencintaimu, sangat!" Dara langsung memeluk pemuda itu erat, Evan tersenyum lalu membalas pelukan Dara tak kalah erat.
__________Pernikahan Dara dan Evan akan dilaksanakan besok dengan privat. Hal itu sudah terdengar ditelinga seorang wanita yang kini tengah menangis tersedu-sedu sembari menggenggam sebuah beda kecil yang menghancurkan masa depannya.
"Gak! Evan gak boleh nikah sama Dara!!" Jerit Clarissa.
Clarissa hamil dan wanita itu ingin Evan yang menikahinya. Lagian jika dia meminta Bian untuk bertanggung jawab, pemuda itu pasti akan menolak dengan keras, jadi harapan satu-satunya Evan. Jikapun dia harus menjadi yang kedua tak masalah asal Evan menikahinya untuk menutupi aibnya dan anaknya akan mendapatkan seorang Ayah.
"Evan, besok aku bakal datang!"
"Pokonya kamu harus nikahin aku!!"
Clarissa menghapus air matanya lalu bangkit dari tempatnya untuk menemui sang adik.
"Rafi, sini dek," Clarissa memanggil sang adik yang kini tengah bermain mobil-mobilan.
"Iya kak?" Rafi berjalan kearah sang kakak sembari memeluk mebil-mobilannya yang berukuran besar pemberian Evan.
Clarissa berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang adik, lalu dia berucap sesuatu kepada sang adik yang dapat anggukan semangat dari Rafi.
"Yeayyy, iya kakak."
___________________Aku up😊
Yeay Dara sama Evan nikah!!
Ada yang seneng? Atau b aja?🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBASTIAN |•| PERPINDAHAN JIWA (SELESAI)
Fantasy🔞🔞 MENGANDUNG KATA-KATA KASAR YANG TIDAK WAJIB DITIRU. SEPERTI BIASA CERITA SAYA AKAN MEMBUAT PARA PEMBACA EMOSI. DISARANKAN UNTUK YANG EMOSIAN MOHON DI SKIP! Bagaimana jadinya, seorang Sebastian Nathaniel Jensen, pemuda yang memiliki sifat pendia...