Happy Reading 📖 ~ !
Juan dan kalandra sedang termenung melihat senja yang terpampang jelas di hadapan mereka berdua, setelah kejadian itu kalandra mengajak juan ke sebuah pantai yang tidak terlalu jauh dari kota. Namun tetap memberikan kesan hangat dan tenangKalandra masih belum mengetahui apa yang terjadi pada juan, karna memang juan masih diam dan tak ingin memberitahu
It isn't in my blood.. it isn't in my blood..
Handphone kalandra berbunyi sekaligus bergetar, kalandra langsung mengambil handphone nya yang terletak di samping nya
Kak stefan
Nama stefan terpampang jelas di handphone nya, stefan sedang menelpon nya. wajar saja mungkin stefan kebingungan menunggu dirinya yang tak kunjung pulang kerumah sehabis berbelanja di supermarket
"Halo?"
"Dimana? kenapa gak balik balik ini udah mau malem kal!"
Terdengar nada khawatir ketika ia mendengar suara stefan, kalandra tersenyum tipis
"Tenang aja gue sama kak juan"
Yang disebut menoleh, ternyata sebelum nya juan tidak sadar bahwa handphone kalandra berbunyi
"Kak juan? ngapain sama kak juan? ada apa?"
"Ish nanya tuh satu satu kak, gue sama kak juan karna-" ucapan nya terjeda ketika kalandra mengingat kembali kejadian sebelum nya yang terjadi kepada dirinya, hingga bisa bersama juan seperti ini
"Karna apa kal?"
Kalandra menoleh kearah juan dengan pandangan bertanya, ia ingin memberitahu kakaknya stefan. namun kalau juan tak memperbolehkan maka dirinya akan diam dan mencari alasan lain
"Gak papa kasih tau aja, tapi bilang dateng aja kesini ajak juga batara sama teja. biar gue ceritain semua yang terjadi" kalandra mengangguk paham ketika mendengar jawaban juan
"Halo? kal?"
"Dateng aja ke pantai noas kak, nanti kak juan jelasin semuanya disini. oh iya ajak kak batara sama teja yaa"
sempat hening, tidak ada jawaban dari stefan mungkin stefan masih mencerna ucapan kalandra. hingga akhirnya ia kembali bersuara
"Ok.. nanti gue ajak batara sama teja"
"Okay hati hati"
Tut..
Sambungan pun diputus oleh kalandra, ia kembali menaruh handphone nya disamping kanan nya dan kembali memandang langit yang berwarna kuning keemasan.
Juan diam diam menatap kalandra yang sedang asyik memandang senja, terkadang ia seperti melihat papa nya dari dalam diri kalandra
bukan, bukan sifat ataupun sikap nya. tentu saja bukan itu melainkan fisik nya, siluet dibawah tubuh mereka pun tak luput dari pandangan juan. bahkan siluet nya pun tampak sama, terkadang juan bingung.. Kalandra ini blasteran kan? lalu keluarga nya yang mana yang blasteran seperti kalandra?
setahu juan di dalam keluarga danendra tidak ada satupun yang campuran, mereka semua menikah dengan orang yang tentu nya tinggal di negara yang sama
Juan kembali teringat dengan ucapan yoseph, tentang kemiripan kalandra dengan papa nya. kalaupun benar.. apa yang sebenarnya terjadi hingga berakhir seperti ini??
"kak?"
juan mengerjapkan matanya dan mengalihkan pandangannya ketika tertangkap basah sedang menatap kalandra
"Lo yakin mau ceritain semuanya hari ini?"
juan mengangguk dan tersenyum tipis kearah kalandra, lalu merebahkan kepala nya di bahu kalandra. ya.. seperti nya bahu kalandra adalah tempat ternyaman bagi juan sendiri
Juan sebenarnya sedang bergemuruh dengan hatinya, perdebatan antara dirinya dan juga sang papa. belum lagi alice wanita biadab itu, lalu sekarang memikirkan mengapa kalandra begitu familiar dengan bentuk wajah sang papa
Walaupun begitu juan mengakui ia tak munafik, ketika bersama kalandra terasa berbeda. Mereka seperti punya ikatan antara satu sama lain, ketika juan merasa sedih pasti kalandra akan mengetahui terlebih dahulu dibanding yang lain. begitu sebaliknya
seakan akan mereka berdua memiliki ikatan layak nya ikatan persaudaraan..
"Kal gue mau tanya deh" juan kembali mengangkat kepala nya dan menatap kalandra sepenuhnya
"Tanya aja"
"Kalau stefan lagi sedih lo biasanya tau gak gerak gerik dia?" juan melihat kalandra mengangguk
"Gue tau, walau ketika ditanya kenapa gak akan dijawab.. tapi kadang gue juga gak tau" Jawaban kalandra membuat juan terdiam berusaha mencernanya
"Entah dia yang pinter ngumpetin nya atau memang gue yang gak sadar, jujur gue sama kak stefan itu love hate relationship" sambung kalandra
Juan mengangguk paham, diluar sana juga banyak saudara kandung yang memiliki relationship seperti itu.
"Gue mau tanya juga.. di keluarga lo memang nya ada yang blasteran?" juan melihat pergerakan kaki kalandra terhenti yang tadinya ia menendang nendang angin sekarang kaki itu hanya diam
Melihat tidak ada jawaban membuat juan menggigit bibir bawah nya menyesali perbuatannya, seharusnya ia tak menanyakan hal itu. karna terdengar sangat sensitif
"Kalau gak mau jawab gak papa kok, maaf gue gak bermaksud-"
"Gak ada..gak ada yang blasteran, gue juga gak tau kenapa gue bisa begini wajahnya" tawa hambar keluar dari bilah bibir kalandra
kalandra juga tidak tahu ia memiliki wajah ke barat barat an seperti ini dari siapa, tak jarang ketika dirinya masih SD banyak sekali yang mem-bully nya dan mengatakan bahwa diri nya anak pungut
Kalandra juga pernah menanyakan ini kepada bunda nya
"Bunda cuman pernah bilang kalau suatu saat nanti gue bakalan tau, kalau gue dapat wajah ini dari siapa" jawaban kalandra membuat juan memainkan jarinya ia semakin bimbang dengan semua hal ini
"Jadi maksud lo ada keluarga lo yang tersembunyi?"
"Gue gak tau.." lirih kalandra, ia langsung menghapus beberapa air mata yang ingin turun dari pelupuk matanya
Juan terkesiap ia semakin menundukkan kepalanya, merasa bersalah karna telah membuat suasana hati kalandra memburuk. memang benar seharusnya ia tidak perlu mengetahui segala nya sampai sejauh ini.
mungkin memang ada beberapa kenyataan yang seharusnya tetap terkubur dalam dalam
-
Setelah telfon antara dirinya dan juga sang adik, stefan langsung mengeluarkan mobilnya dan menjemput batara serta teja. sang ayah sempat menanyakan dirinya ingin pergi kemana namun stefan hanya diam dan melewati tubuh ayahnya begitu saja
Biarlah, stefan juga tidak peduli dengan urusan ayah nya setiap kali sang ayah pergi dari rumah. jadi seharusnya ayahnya juga tidak perlu memikirkan dirinya ingin kemana
Ketika di perjalanan batara dan juga teja tidak henti henti nya bertanya, seperti..
"Ada apa sih?"