[6]
Pedang Raja menodong lurus kearah leher Antara. Keringat dingin menetes lewati pelipisnya, susah payah meneguk ludah.
Asyka mengehela nafas panjang, "Ini bukan salah Antara!" serunya lantang membela Antara.
Raja tidak tertarik menanggapi seruan Asyka, tangannya masih menodong pedang panjang, tanpa rasa ragu menggerakkannya hingga menggores kulit dan darah merah mengalir mulai basahi pakaian barunya. Asyka menyerngit, tidak tega melihat Antara tak berkutik.
"Itu adalah tanda tempat dimana aku akan memenggalmu jika lagi dan lagi gagal menjaga Asyka." ucapnya garang.
Pedang diturunkan, Raja berlalu keluar dari ruangan membiarkan Antara duduk melakukan pengakuan kesalahan ditengah ruang persaksian, sementara Asyka dituntun kembali ke kamar oleh pelayan lain.
"Maafkan aku, Ra.." lirih Asyka yang jelas tidak ada yang mampu mendengar kecuali dirinya sendiri.
"Lihatlah bagaimana orang-orang hampir mati setiap bersamamu, Asyka!" Kanaya muncul di koridor kamar, melipat tangan di dada, lelah melihat tingkah saudarinya.
"Tidak akan ada yang mati!" Seru Asyka tak terima.
"Tidak akan mati? Kalau begitu ternyata kamu adalah psikopat gila pinggir jalan ya? Suka menyiksa! Kau tidak masalah melihat orang-orang meraung kesakitan asalkan mereka tidak mati, kan?"
"Aku tidak seperti itu!"
"Kalau begitu buktikan dengan tetap diam di Kerajaan dan jangan ada sedikitpun keinginan yang terbesit untuk kabur! Merepotkan orang lain saja!"
Mata Asyka membelalak lebar, "Kamu bisa bilang begitu karena kamu bisa keluar! Kamu bisa menyapa orang-orang! Kamu bisa berinteraksi bebas dengan bangsawan lain! Padahal apa? Padahal kamu adalah adikku! Kamu dibawahku! Kamu yang seharusnya menjaga ucapanmu kepada Kakakmu! Kamu.. Kamu...!!"
Menyebalkan. Setiap kali Asyka membela diri pasti ada air mata jatuh hujani pipinya.
"Menanggung banyak sekali tugas sebagai penerus keluarga tidak mudah!!" Kanaya tidak terima.
"Tapi Raja telah memberimu kesempatan untuk bertemu dan merasakan yang namanya Debutante! Aku bahkan belum pernah merasakannya.. Aku yang lebih tua dari pada dirimu, seharusnya lebih pantas merasakannya!" Asyka berseru.
Kanaya menggeram, menghentakkan kakinya, "Kalau begitu berusahalah!!! Kalau begitu berusahalah untuk mengalahkanku! Keluar dari kamarmu! Minta kepada Ayah untuk mengikuti pelajaran Akademi! Mana usahamu!?"
Asyka tak lagi mampu menjawab, ia mengambil langkah lebar kembali ke kamarnya, meninggalkan Kanaya. Pelayan hanya mampu menghela nafas, pertengkaran ini normal sebenarnya tapi entah mengapa hari ini keduanya saling mengeluarkan perasaan yang sama-sama rumit bagi satu sama lain.
"Kalau setelah ini kamu masih berusaha untuk kabur.. Kamu benar-benar patut diasingkan! Dasar beban!!"
✧༺✦ 𝑜𝑛𝑐𝑒 𝑢𝑝𝑜𝑛 𝑎 𝑎 𝑡𝑖𝑚𝑒✦༻✧
"
Ada apa?" Elang menutup pena tintanya. Menoleh heran pada Raden yang terlihat lebih banyak melamun hari ini. Seperti biasa rapat ksatria dan perlindungan negara yang diadakan resmi dibawah kepemimpinan Raja sudah selesai, tamu-tamu terhormat juga sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hari Ini
HumorKita bertemu lagi, jika bisa diingat hari hari yang telah berlalu itu memang terasa lebih indah dari pada hari hari ini.. Karena kita yang dulu takkan pernah bisa sama dengan kita yang saat ini:) →Genre Misteri, Humor, Slice of life →Terinspirasi d...