Delapan belas

4.6K 150 0
                                    

Lalu terus berjalan.

Dia membawa ku kearah pemandian kami. Dan memasukkan tubuhnya dengan aku yang masih berada di gendongan nya kedalam kolam kecil air hangat itu. Kolam ini tertutup kelopak mawar sepenuh nya pagi ini. Dia membasuh badan ku, mencium leher ku, pundak ku sambil tangan nya menggosok dada ku. Lalu kami duduk dengan aku yang bersandaran didadanya.

Kami berendam cukup lama. Bahkan Ibu juga ikut mandi beberapa saat kemudian, diikuti dengan Raga dan Raya. Kami berlima tidak tertutup sehelai benang pun pagi ini. Raya berumur 15 tahun, sedangkan Raga, mungkin belum sampai 10 tahun. Ketampanan mereka diwariskan oleh kecantikan ibu nya dengan wajah sedikit tegas dari ayah nya. Raya memiliki badan yang tinggi dan putih langsat. Melihat nya telanjang membuatku sedikit terperangah. Badan nya begitu sempurna. Tidak pernah ada yang lebih sempurna yang pernah kulihat sebelum nya. Mulus, hanya dihiasi sedikit bulu halus dibagikan privat nya. Sedangkan Raga atau Aga, berbadan putih susu. Masih terlihat sedikit manja. Sama tampannya dengan Raya, tetapi lebih mewarisi gen Ibu nya. Badan mulus, senyum manis, kulit putih bersih.

Mereka tanpa malu ikut mandi bersama. Bahkan terlihat biasa saja cenderung senang melihat aku yang di dekap oleh ayah nya, yang sekarang menjadi ayah ku juga.

Kami mandi seperti biasa, hanya beda nya aku bersandar di dada "Ayah" tanpa malu lagi.

"Sarapan sudah siap tuan" ucap pelayan yang masuk ke dalam area kolam kecil kami.

"Oke. Kami segera kesana" ucap Ibu.

Kami pun bersiap, memakai pakaian dan pergi ke ruang makan.

Hidangan yang disediakan pagi ini sangat menggugah selera. Sebuah hidangan laut dengan dilengkapi desertir yang terlihat begitu manis.

Kami menyantap semua nya dengan semangat.

"Ingat bara, hari ini adalah hari pertama proses penerimaan kamu. Semua yang kita persiapkan dari kemarin semoga bisa kamu tanamkan ilmu nya" jelas ibu.

"Seperti yang sudah kamu tahu, sesaat lagi setelah seremonial ini, kamu akan dibawa ke wilayah Primal dan menjadi selir seutuhnya disana. Saat acara pembukaan ini nanti pun kamu akan merasakan pertama kali menjadi selir dan akan berbagi dengan seluruh pria dewasa di suku ini. Jangan takut, kamu akan terbiasa. Dan semua akan menyambut mu dengan bahagia" lanjut ibu.

Aku mendengar nasihat nya. Rasanya seperti mimpi jika malam ini aku akan menyerahkan tubuhku kepada pejantan pejantan yang ada di Desa ini. Terlebih, kedepannya mereka akan menjadi tanggung jawabku untuk memuaskan nafsu liar nya.

Aku tak sabar. Apalagi beberapa hari ini aku terus diperlakukan seperti orang sangat spesial. Dan tidak ada yang mencurigakan dari Suku ini. Menerima posisi ku menjadi selir membuatku percaya suku ini hanya memiliki sebuah ritual yang terlihat tabu di dunia luar sana, tetapi menjadi sesuatu yang penting dan bukan hal kotor di sini.

Selesai makan dan mendengarkan nasehat Ibu, kami hanya bersantai dirumah. Mempersiapkan tubuhku agar siap menerima semua dan mengabdi kepada kejantanan mereka.

Aku diberikan satu minuman racikan, yang dijelaskan akan membuat tubuhku siap menjadi selir seutuhnya. Pagi ini juga terakhir kali aku mengonsumsi makanan berat. Kedepannya hanya akan mengonsumsi buah, air, juga sumber protein dari sperma para pejantan yang harus ku puaskan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, aku tetap bisa menikmati makanan olahan setiap hari minggu. Ini akan menjadi fantasi yang belum pernah kubayangkan, dan sesuatu yang terliar selama hidupku.

Buku 9 - SUKU HUTAN PEDALAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang