CH 39

306 40 2
                                    

Monster Charibdiss terbang di atas langit hutan jura, mengeluarkan aura gelap cukup besar dari tubuhnya. Sedangkan saat ini dimana Shizu, Milim dan pasukannya tengah memperhatikan monster Charibdiss tersebut dari bawah.

Terlihat ada sekitar 10 megalodon terbang yang mengelilingi monster itu. Dan segera setelahnya, Shizu memberikan komando pada pasukan Tempest untuk segera bersiap dan membentuk kelompok penyerang.

Sesuai dengan rencana, Megalodon akan ditangani terlebih dahulu, memisahkan mereka dari Charibdiss untuk mempermudah penaklukan. Beberapa kelompok pasukan penyerang mulai memancing para megalodon dan memisahkan mereka satu persatu.

Satu, dua, tiga megalodon berhasil di tumbangkan dengan mudah. Pertarungan terus berlanjut cukup lama. Bahkan tak jarang pula Diamana sesekali saat penyerangan para megalodon berlangsung, Monster Charibdiss tersebut juga ikut menyerang meski pada akhirnya berhasil mereka hindari.

Shizu masih memperhatikan pertempuran pasukannya, sedangkan Milim yang berdiri di sampingnya pun merengek meminta untuk ikut dalam penyerangan tersebut meski pada akhirnya dilarang oleh Shizu dengan alasan bahwa ini juga untuk melatih para pasukannya.

" Seperti yang di harapkan dari putra mu, Akamaru. Sepertinya tak lama lagi Benimaru akan menyusul mu dalam segi kekuatan ". ucap Shizu sedikit bergurau dengan bawahannya.

" Haha.. anda benar Shizu-sama, saya akui bahwa sepertinya Benimaru memang tak lama lagi akan melampaui saya ". balas Akamaru dengan sedikit candaan.

Obrolan singkat itu pun terhenti tatkala sebuah ledakan terjadi dari langit. Sebuah api hitam membumbung tinggi dan di balik itu melayang jatuh megalodon yang terakhir.

" Semua megalodon telah di kalahkan, ambil kembali posisi!! ". titah Benimaru dengan lantang pada pasukannya.

Mendengar komando tersebut, para pasukan kembali berkumpul dan akan memulai strategi baru untuk mengalahkan monster terakhir Charibdiss.

Dengan telepatinya Benimaru menghubungi sang ratu. " Shizu-sama, kami menunggu perintah anda selanjutnya ". ucapnya.

" Sesuai dengan rencana sebelumnya Benimaru. Kita coba untuk menjatuhkan Charibdiss untuk mempermudah penyerangan berikutnya ". Perintah Shizu padanya dan Benimaru pun setuju.

Sesuai dengan instruksi, mereka melakukan penyerangan dimana Akamaru yang kini menghuskan katananya dan menyerang dengan api merah miliknya, menebaskan katana itu yang juga dilapisi api pada tubuh Charibdiss.

Serangannya menyala dengan terang membentuk sebuah pilar api yang membumbung kelangit menciptakan sebuah ledakan yang cukup besar hingga menghempaskan udara disekitarnya.

Namun semua di kejutkan oleh sosok Charibdiss yang tampaknya tidak terluka sama sekali bahkan tak ada goresan sedikitpun pada tubuhnya.

Rentetan serangan sudah mereka berikan, Shion terlihat tengah berlari di atas punggung Charibdiss yang besar itu dengan memegang pedang besar miliknya, dia pun menghantamkan serangan-serangan kuat pada tubuh Charibdiss.

Begitupun dengan Benimaru dan pasukan lain yang terus menghujani tubuh Charibdiss dengan serangan terkuat yang mereka miliki. Pertarungan tersebut berlangsung cukup lama hingga bahkan menyebabkan sebagian besar pasukan Tempest kelelahan dan kehabisan energi sihir mereka.

" Tubuh monster ini sangat keras, bahkan serangan gabungan terkuat kita pun hanya sedikit menggoresnya ". Keluh Benimaru yang kini berjongkok dengan sebelah lutut karena kelelahan.

" Kau benar, nak. Cukup memulukan memang, apalagi Shizu-sama dan Milim-sama sedang melihat kita ". Balas sang ayah Akamaru yang membenarkan ucapan putranya itu.

TENSEI DRAGON | TENSURA FANFICTIONWhere stories live. Discover now