Yangyang sedang menatap Yuta dengan pandangan memelas saat lelaki itu masih mengawasinya untuk membersihkan seluruh dorm Ilichil. Mulut biadabnya ini benar-benar membawa petaka, di dorm WayV saja dia paling jarang bersih-bersih. Ini sekarang ia malah kena hukuman karena telah menodai pikiran anak-anak polos itu.
"Hyung aku capek" rengek Yangyang saat melihat Hendery lewat, namun Hendery hanya bersikap seolah ia tidak dengar apapun dari mulut Yangyang.
"Kau mengatakan sesuatu?" Tanya Yuta dingin dan Yangyang langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Kalau begitu cepat bereskan pekerjaan mu" perintah Yuta yang langsung di laksanakan oleh Yangyang.
Sedangkan dua tuan putri Haechan sudah terlelap dalam dekapan Doyoung dan Taeil. Keduanya mengajukan diri untuk menemani anak-anak ini tidur, yang disetujui oleh Yuta. Karena bagaimana pun Yuta tidak punya pengalaman dengan mengurus anak kecil. Dan untungnya anak-anak itu tidak bertanya lebih lanjut tentang aktivitas membuat adik mereka.
"Hyung, ini sudah jam 2 dini hari bisakah aku istirahat dulu, akan ku lanjutkan besok pagi pekerjaan ku" ujar Yangyang dengan nada memelas.
Yuta melirik pada jam yang ada dinding, "kalau begitu tidur, dan jangan berani bangun kesiangan" ancam Yuta yang dibalas anggukan cepat oleh Yangyang, setelahnya ia langsung berlari menuju kamar member WayV tidur.
Karena seluruh member NCT memilih menginap di dorm Ilichil, kamar Haechan dan Johnny di pakai member Dream. Lalu kamar Jaehyun di pakai member WayV, sisa dari member Ilichil menginap di kamar lain.
Yuta terdiam seraya membaringkan tubuhnya diatas sofa ruang santai, 'Cklek'. Suara pintu kamar yang dibuka membuat Yuta kembali duduk dan melihat Haechan yang berjalan keluar dengan memakai pakaian Taeyong.
"Kau perlu sesuatu?" Tanya Yuta dan Haechan mengangguk sembari memegang perutnya.
"Aku lapar hyung" jawab Haechan yang membuat Yuta mengangguk.
"Masih ada beberapa makanan di dapur, kalau mau biar aku panaskan" tawar Yuta dan Haechan pun mengangguk setuju. Keduanya lalu berjalan menuju dapur, melihat Yuta yang sudah sibuk sendiri Haechan pun lalu mendekati Yuta dan berniat membantu.
"Mau apa?" Tanya Yuta.
"Membantu Hyung" jawab Haechan seraya mengemut jari tangannya yang terkena saus dari piring yang dipegangnya. Yuta meraih piring ditangan Haechan dan menaruhnya di meja.
Hup
Haechan tersentak kala pinggangnya dipegang dan tubuhnya terangkat sebelum ia lalu duduk di atas meja makan. "Hyung" pekik Haechan seraya memegang pundak Yuta.
"Duduk diam disini sampai aku selesai" ujar Yuta yang berdiri diantara celah kaki Haechan seraya mengusak rambut Haechan dengan sayang. Haechan mengangguk patuh sembari tersenyum malu, astaga apa tubuhnya seringan itu sampai Yuta bisa mengangkatnya dengan mudah.
Haechan menatap pada punggung Yuta sembari menggoyangkan kakinya, tidak lama makanan yang Haechan tunggu akhirnya datang. "Ayo makan" ajak Yuta seraya menurunkan Haechan dari meja makan.
Haechan makan dengan lahap sembari mengobrol dengan Yuta, keduanya terlalu asyik bercanda sampai tidak sadar Jisung yang ingin masuk sampai mengurungkan niatnya. "Lebih baik aku tidak masuk daripada mengganggu mereka" bisik Jisung seraya memutar langkah kakinya.
"Lusa kau tidak ada jadwal apapun bukan?" Tanya Yuta yang membuat Haechan menatapnya dengan bingung sebelum mengangguk.
"Ada yang ingin bertemu denganmu" ujar Yuta.
"Siapa?" Tanya Haechan.
"Hanya tunggu saja" jawab Yuta yang tampaknya belum mau memberi tahu Haechan.
*************
Haechan menatap bingung pada ibunya, ibu Taeyong dan ada dua orang yang dikenalnya sebagai orang tua dari Yuta. "Kami sudah sepakat bahwa akan menikahkan kalian bulan depan" ujar orang tua Yuta yang membuat Haechan menatap mereka dengan tatapan horor.
"APA" teriak Haechan keras.
Ibu Yuta lalu mendekati Haechan dan memegang tangannya, "maafkan kami karena tidak pernah datang untuk melihatmu, karena jujur saja jika bukan karena Yuta menelpon kemarin maka kami tidak akan tahu bahwa kami sudah punya cucu" ujar wanita tua itu dengan nada menyesal.
"Tapi ini terlalu tiba-tiba" jawab Haechan pelan.
Eomma Haechan membelai sayang kepala putranya, "bagiamana bisa tiba-tiba, kau dan putri-putri mu sudah menunggu saat ini sejak lima tahun yang lalu nak" jawab sang ibu yang membuat Haechan terdiam.
"Kapan kalian bertemu dan merencanakan semua ini?" Tanya Haechan yang membuat mereka tersenyum.
Flashback
Yuta tersenyum menatap pada ibunya, "dia benar-benar mirip denganmu sayang, benarkan suamiku" ujar wanita paruh baya itu seraya memandang dengan sayang pada sosok Haeyu yang kini menatapnya dengan penasaran.
"Nama mu Haeyu?" Tanya ayah Yuta.
Haeyu berdiri dan menunduk sopan, "benar nama ku, Lee Haeyu" jawab Haeyu memperkenalkan dirinya.
"Kemari sayang, kami kakek dan nenekmu?" Ujar ibu Yuta meminta agar Haeyu mendekatinya.
Haeyu tanpa ragu mendekati ibu Yuta, "kau benar-benar mirip dengan papamu saat kecil dulu" ujar ibu Yuta seraya mengelus sayang pipi lembut Haeyu.
"Tapi Halmeoni kenapa aksen bicara mu berbeda?" Tanya Haeyu bingung.
"Karena kami bukan orang korea sayang, kami dari Jepang" jawab wanita itu.
"Jepang? negara kesatuan yang bersistem parlementer dengan berbentuk monarki konstitusional dan juga negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bersebelahan dengan Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia." Jelas Haeyu yang membuat ayah dan ibu Yuta tertegun.
"Astaga, kau pintar sekali sayang" puji ibu Yuta dengan nada kagum. "Papamu dulu tidak seperti ini, kalau dulu ia punya 10% saja dari kemampuan mu maka nenek tidak akan sering memukuli pantatnya dulu karena nilainya jelek" lanjut ibu Yuta yang membuat Yuta menatap pada ibunya dengan tatapan tidak percaya.
"Hm, aku mirip mommy kalau begini" jawab Haeyu percaya diri.
Ayah Yuta menatap pada putranya, "apa ibu Haechan sudah tiba di Korea?" Tanya ayah Yuta yang membuat Yuta mengangguk. "Kalau begitu Tousan akan pergi menemuinya dan membicarakan pernikahan mu dengan Haechan" ujar ayah Yuta yang membuat Yuta menatapnya dengan tatapan penuh terima kasih.
"Maafkan kesalahan Tousan dulu, kau dan putrimu telah melewatkan banyak waktu bersama" ujar ayah Yuta yang membuat Yuta mengangguk dan menatap pada Haeyu yang sedang tersenyum gembira dalam dekapan nenek-nya.
Sedangkan Haeyong kini sedang makan enak dengan ibu Taeyong yang menyuapinya, "eomma dan eomma Haechan sudah sepakat bahwa kalian akan menikah secepatnya Tae" ujar eomma Taeyong yang membuat Taeyong menatap ibunya dengan pandangan penuh terima kasih.
"Jangan berani menyakiti Haechan lagi, kalau tidak eomma akan sangat marah padamu". Ancam eomma Taeyong.
"Aku akan menjaganya eomma, dengan baik mulai sekarang" janji Taeyong yang membuat eommanya tersenyum seraya menepuk pundak putranya pelan.
End Flashback
"Jadi apa keputusan mu?" Tanya ayah Yuta.
Haechan menatap Yuta dan Taeyong serta kedua putrinya yang ada dalam pangkuan Yuta dan Taeyong. "Baiklah" jawab Haechan pada akhirnya yang membuat mereka semua tersenyum.
Sedangkan di sisi lain Jaemin tertegun mendengar informasi ini, ia tadi datang ke dorm Ilichil karena ingin mengundang Haechan untuk datang kerumahnya karena eommanya ingin bertemu secara langsung dengan Haechan. Tapi sepertinya impiannya untuk mengejar Haechan harus ia lepaskan.
"Kalau kau mau berusaha, setidaknya lakukan sampai akhir Na Jaemin" ujar Jungwoo yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Apa maksud mu hyung?" Ujar Jaemin dengan nada panik.
Sedangkan Jungwoo justru tersenyum, "kau yakin ingin melepaskan Haechan, berapa tahun kau mencintai Haechan, bukankah hampir sama dengan Taeyong hyung" sahut Jungwoo.
"Jangan sok tahu hyung" sahut Jaemin dingin.
"Aku tidak tahu, tapi Mark tahu" jawab Jungwoo sebelum pergi. Namun langkah Jungwoo terhenti seraya menatap pada Jaemin, "jika Yuta hyung saja berhasil mendapatkan Haechan, kenapa kau tidak bisa, kedua anak itu bilang kau bahkan lebih tampan dari ayah-ayah mereka" lanjut Jungwoo yang akhirnya benar-benar berjalan pergi.
Ucapan Jungwoo benar-benar mengusik Jaemin, sekali lagi ia menatap pada Haechan yang sedang tersenyum lembut. Dan debaran di dadanya masih sama sejak pertama kali ia melihat senyuman itu. "Bisakah?" Tanya Jaemin yang entah pada siapa.
************
Jaemin berbaring di pangkuan ibunya, ia pulang sengaja untuk meminta maaf karena tidak bisa membawa Haechan. "Eomma apa salah jika Jaemin mencintai Haechan?" Tanya Jaemin lirih."Nak, selama kau tidak menghancurkan kebahagiaan orang lain, maka kau tidak salah untuk punya perasaan pada Haechan" jawab ibunya lembut.
"Kalau aku jadi suami ketiga Haechan misalnya, apa eomma akan baik-baik saja?" Tanya Jaemin pelan.
"Itu pilihan mu, jika banyak orang setuju apalagi itu Haechan dan dua suaminya yang lain. Maka eomma tidak akan menghalangi keinginan mu" jawab sang ibu yang membuat Jaemin tersenyum dan menatap ibunya.
"Kapan pernikahan Haechan dengan Taeyong dan juga Yuta?" Tanya ibu Jaemin.
"Bulan depan, tanggal pastinya masih belum ada pemberitahuan lagi" jawab Jaemin. Tanpa keduanya sadari percakapan mereka di dengar oleh Haerin yang kini tengah mengepalkan tangannya dengan erat.
Haerin terdiam dan seakan tidak percaya dengan apa yang ia dengar, "menikah" ujarnya lirih. "Tidak mereka tidak akan pernah bisa menikah, hanya aku yang bisa menjadi pendamping Taeyong oppa" bisik Haerin sebelum berjalan pergi.
Kesepakatannya dengan Momo akan terjadi lusa, "kalau begitu rencanaku pada dua anak haram itu akan kulakukan saat itu juga, jadi selain ia kehilangan harga dirinya ia juga akan mendapatkan mayat dua putrinya" bisik Haerin dengan senyum mengerikan di wajahnya.
T.B.C
Wokay aku update pagi ya...
Selamat beraktivitas di hari Jum'at semuanya.
Yang sudah mampir tinggalkan jejak kalian ya, vote dan Comment ya .
Makasih