Kisah yang Kelam | 2. Mulai Kerja

317 23 0
                                    

Setelah kemarin datang untuk ditanya-tanya oleh manajer coffeeshop yang juga kenalan dari Kaivan. Hari ini dirinya sudah mulai masuk kerja. Sengaja dirinya mengambil ship full time saat ini karena memang dirinya tidak ada kegiatan selain bekerja.

Bila nanti dirinya sudah masuk kuliah dirinya dibebaskan memilih mau di tempatkan di ship sore atau malam. Untung saja manager nya itu baik dan mau memahami keadaan.

"Aduh karyawan baru semangat sekali ya. Udah datang pagi-pagi," seloroh David--manager Coffeeshop ini.

"Eh, Bang David. Kebetulan tadi nggak ada kegiatan di rumah, Bang. Jadinya bisa datang lebih awal, sekalian bantu buka kafe nya."

David yang mendengar itu hanya mengangguk dan tersenyum. Dirinya juga memberikan arahan pada Kalandra untuk memberes apa saja yang biasa dilakukan. Sudah ada juga memang beberapa karyawan yang datang. Sandi dan Rian, mereka sudah berada di posisi mereka seorang bartender.

Karena Kalandra masih baru dirinya masih agak canggung. Jadinya dirinya memilih untuk mengelap meja-meja saja.

Tak lama setelah itu muncul orang yang paling dirinya kenal, kaivan. Segera saja Kaivan yang melihat sahabat nya sudah berada di sana menghampiri. Oh ya, Kaivan juga salah satu karyawan di kafe ini. Sebagai waiters.

"Oi, bestfriend akohh!” teriak Kaivan. Sudah biasa, jadinya Kalandra tidak heran dengan makhluk satu ini.

"Masih pagi, Van. Udah gesrek aja perasaan," celetuk Kalandra. Kaivan yang mendengar itu langsung cemberut.

"Udah deh, gue ngambek." Kaivan melenggang meninggalkan Kalandra yang geleng-geleng melihat tingkah sahabat nya itu.

Beberapa saat kemudian, kafe sudah dibuka dan mulai berdatangan pelanggan. Dengan telaten Kalandra memulai perkerjaannya sebagai waiters. Mulai dari mencatat pesanan, mengantarkannya dan mengelap meja yang sudah selesai digunakan. Bolak-balik hingga tak terasa hari sudah siang.

Lumayan banyak pelanggan pagi tadi. Memang, kafe ini terletak cukup strategis. Jadinya karena itulah salah satu alasan kafe ini ramai.

Saat ini dirinya sedang duduk di bangku yang memang disediakan untuk karyawan beristirahat. Tampaknya Kaivan belum selesai dengan pekerjaan nya. Kalandra ingin mengajak Kaivan makan siang karena tidak mungkin dirinya istirahat sendiri.

Tak lama setelahnya, Kaivan datang dengan membawa piring kotor. Sepertinya dia baru menyelesaikan pada pelanggan terakhir.

"Van, ayo makan siang dulu," Ajak Kalandra. Kaivan yang sedang mencuci piring, segera menoleh.

"Bentar yak, cuci nih piring dulu. Lo bawa bekal?"

"Enggak," jawab Kalandra sambil cengengesan.

"Lah gimana sih? Ngajak makan siang dirinya sendiri enggak bawa. Terus mau pesan di sini gitu? Agak mahal Lan kalau di sini."

"Enggak gitu, bentar lagi Kalana ke sini. Dia baru hubungi gue tadi, katanya dia lagi masak-masak di rumah si Kaila. Yaudah gue suruh aja dia ke sini," ujar Kalandra panjang lebar.

"Naik apa ke sini nya?" Tanya Kaivan, dia sudah selesai mencuci piring kini berjalan menghampiri Kalandra dan duduk di sebelahnya.

"Tadi udah gue tawarin jemput, nggak mau. Paling naik bus, gue rada takut sih sebenernya kalau dia sendirian gitu di luaran sana." Melihat Kalandra yang berubah jadi murung lantas membuat Kaivan langsung mengusap pelan bahu Kalandra.

"Tenang aja, Lan. Adik lo bisa jaga diri baik-baik. Dia juga udah remaja, udah nggak bisa dikekang terus."

"Gue salah ya? Selalu overprotective gitu ke Kalana. Pasti dia risih punya abang kayak gue, Van."

"Mulai deh overthinking lagi. Kalana pasti ngerti kalau lo itu nggak mau kehilangan dia. Tapi dia juga mau buktikan kalau kekhawatiran lo itu cuma pikiran buruk lo aja. Udah ah, nggak perlu berpikiran yang jelek-jelek. Lo nya udah jelek."

"Sialan lo." Kalandra dengan sengaja menjitak kening Kaivan dan puas saat sahabat nya itu merasa kesakitan.

***

Kalana datang saat waktu menunjukkan pukul dua siang. Tentu saja itu sudah waktunya Kalandra bekerja kembali setelah diberi waktu istirahat bergantian dengan Kaivan.

Kalandra langsung menghampiri adiknya yang masih di pintu masuk. Mungkin takut salah masuk, jadinya dia menatap sekeliling dulu.

"Dek, kamu kok lama? Tadi ada apa-apa di jalan? Abang hubungi juga nggak diangkat. Abang khawatir tahu nggak sih, Dek." Kalana hanya menatap malas abangnya itu.

"Maaflah, tadi keasikan ngobrol sama Kaila jadi lupa mau ke sini. Ponsel aku matiin datanya. Abang lebai banget sih. Aku udah gede juga," balas Kalana.

"Abang cuma nggak mau kenapa-kanapa, Na. Apa susahnya sih hubungi abang pas kamu tahu kamu agak telat ke sini nya. Abang udah mikir yang enggak-enggak," ujar Kalandra.

"Abang lo nih, udah uring-uringan tadi pas lo telat ke sini nya." Tak tahu datang dari mana dan kapan, Kaivan sudah berada di samping Kalandra dengan tangan yang menumpuh pada bahu sahabatnya itu.

"Udahlah, kebiasaan banget overthinking nya. Ini makannya, aku mau langsung pulang." Kalana segera menyerahnya tempat makan yang berisi makanan yang tadi dirinya masak dengan Kaila dan langsung diambil Kalandra.

"Abang antar aja. Bentar, mau letak bekalnya dulu," titah Kalandra.

"Nggak perlu, Bang. Aku mau naik bus. Sekalian belajar mandiri." Kalana mencegah abangnya itu pergi.

"Udahlah, Lan. Biarin aja ini adik lo mau belajar mandiri." Kalandra yang mendengar itu hanya menghela napas dan akhirnya mengangguk.

"Hati-hati, kalau udah sampai rumah kabarin abang ya." Kalana mengangguk dan mulai meninggalkan kafe ini.

Kalandra yang melihat kepergian adiknya berharap semoga Kalana selalu dalam lindungan Allah. Dirinya tak sanggup bila sesuatu yang buruk menimpa adiknya. Sudah cukup kehilangan orang tuanya, Kalandra tidak mau lagi kehilangan untuk yang kedua kalinya.

"Lan," Panggil Kaivan yang langsung menyadarkan Kalandra dari lamunan. "Lo kenapa?" Tanya Kaivan.

Kalandra menggeleng saja sebagai jawaban dan meninggalkan Kaivan dengan tanda tanya akan sikap Kalandra yang menurutnya aneh tadi.

***

Sudah pukul sepuluh malam, tak terasa Kalandra sudah bekerja seharian penuh. Capek, tapi dia harus semangat. Baru satu hari masa dia sudah nyerah. Ini demi menghidupi adik dan dirinya sendiri.

Kalandra sudah mulai bersiap untuk pulang, setelah membereskan meja dan kursi. Kaivan juga sudah bersiap. Lantas Kalandra menghampiri Kaivan.

"Lo naik motor?" Tanya Kalandra.

"Iya, kenapa?" jawab Kaivan.

"Enggak, cuma nanya aja. Yaudah deh yuk pulang. Udah kemalaman, takut Kalana nunggu." Kaivan mengangguk. Setelahnya mereka benar-benar meninggalkan kafe yang sudah mereka kunci sebelum nya.

Untuk yang pegang kunci biasanya bergantian. Hari ini Kaivan yang kebagian tugas itu, maka dari itu dia juga pulang setelah menunggu Kalandra menyelesaikan pekerjaan nya.

Motor mereka pisah saat di pertigaan, Kaivan yang lurus dan Kalandra yang belok kiri. Memang rumah mereka itu jauh satu sama lain. Namun tak menghalangi persahabatan mereka yang sudah bertahan hampir enam tahun lamanya.

~TBC~

Update lagi nih. Sudah hari senin soalnya.

Bakal update kembali hari Jum'at ya sesuai jadwal.

Semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen dan disimpan di reading list biar kalau update ada notif.

Love yu all🤍

10/07/23

Kisah yang Kelam | Njm✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang