4. Aksesoris Rambut

67 14 3
                                    

Haechan masih kaget dan menatap terus ke arah Pangeran Minhyung yang wajah kirinya tertutup topeng. Pangeran Minhyung tetap memeluk pinggang Haechan yang ada di hadapannya. Pangeran Minhyung memacu kudanya dengan kencang, membuat tangan Haechan memegang erat pudak Pangeran Minhyung untuk menjaga keseimbangannya agar tak terjatuh.

Pangeran Minhyung menghentikan langkah kudanya, dan mendorong Haechan hingga terjatuh dari atas kuda. Haechan terjatuh keatas tanah, ia meringis kesakitan. Orang-orang dipasar itu masih terlihat ketakutan melihat kehadiran Pangeran Minhyung. Haechan mencoba untuk berdiri sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit. Haechan menatap Pangeran Minhyung dengan marah.

"Tunggu!" teriak Haechan marah, menghentikan Pangeran Minhyung yang sudah akan pergi.

"Bisa-bisanya kau menjatuhkan seseorang seolah mereka itu barang atau karung?" kata Haechan marah, Pangeran Minhyung masih tak peduli dan memilih untuk segera pergi. Haechan kembali menahan laju kuda Pangeran Minhyung dengan berdiri di depan kuda Pangeran Minhyung.

"Kubilang tunggu, jangan pergi dulu! Kau menunggang kuda dengan kecepatan tinggi disaat banyak orang di jalan sempit seperti ini? Coba kau lihat itu! Lihat, lihat. Semua orang harus minggir karenamu. Manusia itu lebih penting dibandingkan mobil, emm, maksudku lebih penting dari kuda. Apa kudamu itu lebih penting?" kata Haechan berteriak dan sempat salah ucap.

Pangeran Minhyung tersenyum sinis mendengar celotehan marah Haechan. Pangeran Minhyung menarik tali kudanya. Kuda itu merespon dengan ringkikan dan mengangkat kedua kaki depannya tinggi-tinggi. Jelas saja Haechan langsung mundur ketakutan hingga terjatuh karena takut kena tendang kaki kuda.

Sekali lagi Pangeran Minhyung tersenyum kecil dan pergi dari hadapan Haechan.

"Hei, hei, kau!" teriak Haechan sambil menunjuk- nunjuk kearah Pangeran Minhyung yang sudah pergi jauh.

Seorang wanita menghampiri Haechan. "Agasshi lupakan saja ini" Wanita itu mencoba memberi Haechan saran.

"Aku tidak bisa melupakan ini, kita harus menangkap orang itu" kata Haechan.

"Apa maksudmu? Kau sungguh tidak tahu Pangeran Keempat? Dia itu Pangeran Keempat. Kau masih hidup saja sudah beruntung" ucap wanita itu.

"Pangeran keempat? Pangeran lagi? Memang berapa banyak anak Raja Donghae?" ucap Haechan tak habis pikir harus bertemu dengan Pangeran lagi. Haechan kembali ingat tujuannya yang mengejar Heechul tapi ia sudah kehilangan jejaknya.

"Agasshi" Jeongra datang menyusul Haechan dengan tergesa-gesa.

"Apa yang Agasshi lakukan disini?" kata Jeongra khawatir.

"Jeongra, siapa laki-laki yang kira-kira setinggi ini? Dengan mata besar, dia keluar dari rumah kita. Apa kau tahu ada tamu seperti itu?" tanya Haechan pada Jeongra.

Jeongra tak menggubris pertanyaan Haechan.

"Ini bukan waktunya kau ada di sini. Putri Minah sedang mencarimu kemana-mana." Kata Jeongra panik, Haechan pun ikut panik Putri Minah tengah mencarinya.

♡♡♡

"Kenapa Oraboni keempat belum datang" kata Putri Minah yang tengah bersama para Pangeran.

"Sepertinya saudara keempat tidak akan datang" imbuh Putri Minah melihat ke arah pintu.

"Melihat Hyungnim keempat saja sudah membuatku sakit kepala" kata Pangeran Jaemin.

"Dua hari yang lalu aku bertemu dengannya dan tanpa sengaja aku menginjak kakinya" cerita Pangeran Jaemin pada saudara- saudaranya.

"Dia langsung mengatakan hal mengerikan padaku 'apa kau mau mati?', aku sangat takut" kata Pangeran Jaemin sambil menutupi sebagian wajahnya menyerupai topeng Pangeran Minhyung.

Longue durée, 1523 (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang