Season 2 dari Mixed...
Seperti biasa cast utama wanita sudah pasti Im Nayeon...
Bisa jadi remake atau cerita milikku sendiri^^
Semoga kalian enjoy dengan ceritaku ya
Happy reading guys☺️
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . .
"Tinggalkan anak saya, anak saya pantas mendapatkan istri yang lebih baik dari kamu, dan tentunya yang setara dengan kami!"
"Sampai kapan pun saya tidak akan pernah sudi punya menantu seperti kamu! Perempuan miskin!"
"Pergi yang jauh dan jangan pernah tunjukan wajahmu didepan saya dan anak saya!"
"Bun, Bunda?" tepukan halus dibahu ia rasakan, membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Eh iya? Kenapa, Bang?"
"Dari tadi Yoga panggilin, tapi Bunda malah ngelamun. Bunda capek ya? Kalau capek Bunda istirahat aja, biar Yoga yang selesain ini"
Ranaya tersenyum kearah anak laki-lakinya, "Bunda ngga capek kok, Bang. Cuma tadi Bunda emang keasikan ngelamun aja" tuturnya.
Yoga, sang anak menghela nafas; ia mengambil alih gunting tanaman dari tangan sang Bunda.
"Yoga ngga tau apa yang Bunda lamunin dan pikirin, tapi kalau ada yang ganggu pikiran Bunda, Bunda bisa bagi ke Yoga"
Mendengar itu sontak saja membuat Ranaya kembali tersenyum, kali ini dengan sebuah usapan lembut pada kepala anaknya. Tidak terasa anaknya sudah tumbuh semakin besar dan berpikiran dewasa.
"Kamu tuh jangan cepet dewasa dong, Bang. Bunda masih pengen manjain kamu" ujarnya pada sang anak.
Yoga yang saat ini sedang membersihkan dedaunan yang terdapat pada tangkai bunga pun tersenyum mendengar ucapan sang Bunda padanya.
"Mau sedewasa apapun Yoga, Yoga akan tetap manja sama Bunda dan Bunda juga tetap bisa manjain Yoga semau Bunda, ngga akan ada yang berubah, Bun"
"Terima kasih ya, Bang. Selama ini udah temenin Bunda yang banyak kurangnya ini" ujar Ranaya.
Yoga meletakkan tangkai bunga dan juga gunting yang digunakannya, ia menatap Bundanya itu dengan tatapan penuh kekaguman.
"Bunda itu adalah Bunda terbaik diseluruh dunia, terutama di dunianya Yoga. Bunda ngga pernah kurang, Bunda sempurna buat Yoga"
Ranaya benar-benar terharu, ia tidak menyangka Yoga akan tumbuh menjadi anak laki-laki yang begitu menyayangi dan mengasihi orang tuanya, sebagai Ibu tentu saja Ranaya bangga pada Yoga. Ia tahu Yoga tidak sepintar anak lainnya, Yoga juga tidak tumbuh dari keluarga kaya yang berlimpah harta; setidaknya anaknya itu pandai bersyukur dan begitu menyayanginya, dan itu sudah cukup memberikan kekuatan untuk Ranaya bertahan selama ini.
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
. . .
"Theo, Mama tuh capek deh sama kamu. Apa salahnya sih kamu coba dulu sama perempuan pilihan Mama, mereka cantik dan berkelas"
Pria yang dipanggil Theo itu terlihat acuh, ia justru lebih memilih untuk membaca berkas-berkas pekerjaannya.
"Kalau Mama capek, Mama bisa berhenti. Theo ngga pernah minta" tutur Theo santai tanpa menatap kearah Mamanya.
"Coba dulu, Nak. Kamu ngga mungkin hidup sendirian selamanya, kamu juga butuh istri" tutur sang Mama.
Theo meletakkan berkasnya, menatap kearah Mamanya dengan serius sebari membenarkan letak kacamata bacanya yang sedikit turun.
"Theo lebih baik hidup sendiri, lagi pula Theo rasa Mama tau siapa yang Theo cintai dan Theo mau sebagai pendamping hidup Theo"
Seolah diskakmat oleh putra semata wayangnya, sang Mama hanya terdiam ditempatnya, tidak bisa membalas ucapan Theo padanya.
"Jadi stop jodoh-jodohin Theo, Ma" lanjut Theo dengan nada tegasnya namun tetap terdengar sopan, bagaimana pun ia sedang berbicara dengan orang tuanya.
"Tap-
"Ma! Udah ya? Theo ngga mau marah-marah ke Mama cuma karena masalah ini"
Mamanya menghela nafas kemudian berdiri dari duduknya, "Mama masih berharap kamu mau coba, ini foto teman anak Mama" sang Mama meletakkan satu lembar foto dimeja kerja Theo.
Setelahnya ia pamit pada Theo dan keluar dari ruang kerja anaknya tersebut. Setelah terdengar suara pintu tertutup, tanpa melihat wajah perempuan yang ada di foto tersebut, Theo tanpa pikir panjang merobek foto tersebut sampai menjadi bagian kecil dan membuangnya ke tempat sampah.
. . .
Yoga berjalan santai bersama dengan satu temannya yaitu Sena, mereka baru saja pulang sekolah. Saat akan melewati persimpangan jalan Yoga melihat seorang gadis yang berseragam sama dengannya, sepertinya mereka satu sekolah. Namun bukan itu yang menjadi fokus Yoga, melainkan sosok pria lain yang sepertinya sedang mengganggu gadis tersebut.
"Woy liatin apaan sih lo?" tanya Sena.
"Lo liat deh itu" tunjuk Yoga kearah gadis dan juga seorang pria diujung jalan.
Sena menaikkan satu alisnya, "Eh itu dia lagi digangguin ngga sih?" Sena menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.
Yoga mengepalkan kedua tangannya saat melihat pria itu menampar gadis tersebut. Tanpa banyak bicara Yoga dengan langkah cepatnya menhampiri pria dan gadis tersebut. Sena yang melihat itu segera menyusul Yoga dari belakang.
BUGH
Yoga melayangkan satu pukulan pada pria tersebut, sampai membuat pria itu tersungkur ke tanah. Sedangkan gadis yang menjadi korban itu sempat tertegun karena serangan Yoga yang tiba-tiba, namun dalam hati ia bernafas lega karena ada seseorang yang menolongnya dari aksi perundungan teman semasa SMP-nya.