7. (c)

14.8K 2.2K 418
                                    

"Ajian? Kutilang emas?" Varol menatap Ametys dengan heran, lantas bertanya pada yang lain, "Apakah kalian berbicara tentang burung?"

Katya memutar bola matanya, itu adalah Lindy yang menendang kaki Varol agar pria itu diam. Khawatir jika ia membuat Lindy marah sekali lagi, Varol hanya menahan teriakan karena tulang keringnya yang nyeri dan dengan paksa memasang senyum.

Reva benar-benar panik kali ini, tapi masih membantah, "Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Jika kamu terus berbicara omong-kosong, sebaiknya pergi atau aku akan memanggil satpam!"

Ametys tidak takut sama sekali, masih menatap Reva dengan ejekan. "Kamu menganut ajian untuk menarik kasih sayang pria, menggunakan bulu kutilang emas betina sebagai media, yaitu seekor burung yang dikenal dengan suaranya yang merdu. Dalam dunia paranormal, ajian ini digunakan untuk menarik minat lawan jenis. Sampai di sini, apakah kamu paham apa maksud ucapanku?"

Sementara Reva cemas karena Ametys tahu rahasianya, tiga lainnya sudah tercengang. Varol tentu saja memiliki banyak pertanyaan, tapi Katya dan Lindy juga heran dengan penjelasan Ametys barusan.

Memikirkannya, sekarang mereka paham kenapa pria-pria itu terlalu tiba-tiba saat menyukai Reva, itu karena yang terakhir ternyata menggunakan ajian penarik minat cinta!

"Kamu ... kamu ...." Reva terlalu panik untuk bisa berbicara dengan lancar.

"Setiap satu target, membutuhkan bulu paling indah di tubuh kutilang emas. Kamu harus meminum darah burung itu saat masih hidup dan kemudian memasang bulunya sebagai susuk, dan sepertinya, ada lebih dari 30 bulu di dalam tubuhmu." Senyum Ametys membawa jijik kali ini. "Kamu memiliki ambisi yang besar."

"Kamu ingin menarik minat seseorang atau memelihara ikan di kolam?" Katya tidak bisa tidak berkomentar saat ini. Membayangkan Reva harus meminum darah binatang hidup seperti itu, rasa mual bergolak di dalam dirinya. Orang ini tidak hanya sadis, tapi juga gila!

"Itu bukan yang paling buruk," ujar Ametys. "Dengan melakukan ini, kamu telah membuat banyak pasangan yang ditakdirkan berakhir berpisah, karena setiap pria yang menjadi target tidak akan pernah bisa melupakanmu dan menjadi tergila-gila." Menatap Reva yang ketakutan dengan menghina, dia bertanya, "Reva, seberapa banyak manusia dan hewan yang telah kamu sakiti hanya untuk keegoisan tidak penting ini, kamu harus menanggung konsekuensinya."

Atas ucapan Ametys barusan, Lindy menatap Varol dengan khawatir.

Pria itu yang tidak mengerti tersentak melihat Lindy menatapnya tajam dan dengan takut bertanya, "Ada ... ada apa?"

"Jangan khawatir, dia masih mengenakan azimat yang aku berikan," kata Ametys.

Lindy melirik gelang bertali merah dengan bandul batu sungai di tangan Varol, lantas mengembuskan napas lega.

Itu adalah Varol yang memasang ekspresi tidak mengerti dunia dan bertanya-tanya, apakah ia tersasar di tengah percakapan bahasa dunia lain? Kenapa rasanya ia dan gadis-gadis ini berada di frekuensi yang berbeda?!

Reva menatap Ametys dengan pandangan ngeri, tidak lagi mengelak, tapi bertanya, "Siapa kamu?"

"Ametys Mrinali, kamu tidak tahu?" balas Ametys.

Melihat Ametys masih memiliki suasana hati bermain-main, yang lainnya merasa tidak berdaya. Katya yang penasaran tidak bisa tidak bertanya pada temannya itu, "Lalu apa yang terjadi padanya?"

"Apa lagi yang bisa terjadi? Tentu saja terkena tulah," jawab Ametys. "Kamu menggunakan ajian ilmu hitam seperti ini, tidakkah orang yang mengajarimu memberi tahu pantangannya? Atau ... mereka juga amatir?" tebak Ametys.

Ajian seperti ini sebenarnya termasuk salah satu jenis susuk, tapi perbedaannya, metode ini menggunakan makhluk hidup sebagai media. Tentu saja dibandingkan susuk biasa, ajian seperti ini akan lebih kuat berkali-kali lipat.

Syahdan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang