15 hari lagi

1 0 0
                                    

>

Sudah lima hari yang lalu Sara tertangkap, namun sampai saat ini, Raja dan Ratu belum juga menemukan tempat persembunyian Raga. Sudah jauh mereka berkeliling mengelilingi hutan, namun tidak membuahkan hasil apa-apa. Yang ada hanya keadaan Raja yang semakin memburuk. Namun, sebisa mungkin Raja tahan, agar tidak membuat khawatir Ratunya.

"Apakah sebaiknya kita kembali?" Tanya Raja pada Ratu yang fokus pada jalan di depan.

Ratu menoleh, dan memperlambat jalan kudanya, mendekat pada Raja. "Kenapa? Apakah keadaan mu semakin parah?"

Sudah Raja duga Ratu akan menjawab seperti ini. Raja tak berani bertatap, Ia melihat objek lain, dan memikirkan alasan. "Tidak, aku curiga Raga menuju istana untuk menyelamatkan Sara."

Mata Ratu terbuka lebar. Apa yang dikatakan Raja bisa saja benar. "Bisa jadi, baiklah kita pulang sekarang!"

>

Dugaan Raja seratus persen benar. Raga sedang menuju istana sekarang. Dengan pakaian serba hitam dan menunggangi kuda putihnya Raga bergegas ke penjara kerajaan. Senjata pedang yang Ia curi dari salah satu kesatria menjadi pilihan senjatanya saat ini.

Saat jarak istana mulai dekat, banyak prajurit yang langsung menghadang. Dari situ mulailah pertumpahan darah. Selama lima hari itu, Raga terus berlatih bertarung. Dan melawan prajurit, adalah hal yang mudah baginya. Semua prajurit yang menghalanginya Ia tebas dengan pedang.

Sampai di depan gerbang istana bagian belakang, Raga turun dari kudanya. Ia memaksa masuk, dan mulai membantai semua orang yang menghalanginya. Bak kesetanan, Raga benar-benar memusnahkan semuanya. Banyaknya darah yang menodai wajah tak membuat Raga gentar. Laki-laki itu terus berjalan maju tanpa henti.

Sampai semuanya mati, tersisa Ia sendiri. Ia sengaja memilih masuk dari gerbang belakang istana, sebab di sini tidak terlalu di jaga ketat. Hanya ada prajurit-prajurit lemah yang baru saja Ia musnahkan.

Mulai memasuki pintu masuk penjara istana, Raga mengendap-endap. Ia yakin, para penjaga di sini, lebih terlatih dari pada prajurit di depan sana.

Dengan cerdik, Ia menarik salah satu penjaga yang berpatroli. Kemudian mebekapnya dan membunuhnya dalam diam, seperti ninja. Kemudian, Ia tukar pakaiannya dengan penjaga tersebut. Setelah itu, Raga bisa berjalan dengan bebas mengelilingi istana.

Ia mulai mengecek, satu persatu ruang tahanan, mencari keberadaan Sara. Ia berjanji, setelah semua ini berakhir, Ia akan membawa Sara pulang ke rumahnya. Lama melihat Sara sang gadisnya tersiksa membuat hatinya teriris. Kini Ia sadar bahwa Ia telah jatuh dalam pesona manusia asing itu.

Tidak ketemu! Ia sudah mengelilingi seluruh ruang tahanan, tapi Sara tak juga di temukan. Emosinya memuncak, tanpa sadar, Ia memukul dinding di sebelahnya dengan tangan kiri. Ia kesal, perjuangannya sia-sia.

Tapi Raga tidak akan menyerah dengan mudah, Ia kembali berkeliling.

"Bagaimana keadaan gadis itu?" Tanya Andre pada ketua penjaga. Mereka sedang berjalan ke tempat gadis itu berada.

"Dia tidak sadarkan diri." Balas ketua penjaga.

"Apakah Ia masih menutup mulutnya tentang di mana persembunyian Raga?" Tanya Andre lagi. Jalan mereka semakin cepat.

"Iya tuan."

Raga melihatnya. Ternyata usahanya tidak sia-sia. Dengan cepat, Ia mengikuti Andre dan ketua penjaga.

Mereka masuk ke dalam, salah satu ruang tahanan. Ruang yang tadi juga di cek oleh Raga. Dari luar ruangan itu, tampak seperti ruang tahanan biasa, namun ternyata di dalamnya, ada kode rahasia yang membuat sebuah pintu terbuka. Pintu menuju penjara, yang tidak semua orang tahu.

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang