Yangyang membuka matanya perlahan, ia terbangun disebuah ruangan. Mungkin berada di bawah tanah(?)
"Sudah bangun manis?"
Yangyang berusaha duduk dengan memegangi kepalanya yang sedikit pusing "Aku... Dimana?"
"Kau berada di ruang bawah tanah mansion ku."
"Huh?" Yangyang melihat sekelilingnya, seperti kamar tetapi memiliki pencahayaan yang sangat redup karena ruangan ini hanya diterangi oleh lilin.
"Namaku Kun, tuan barumu."
Kun yang semula duduk di sofa, berdiri menghampiri Yangyang yang terduduk di ranjang "And now, u will not be able to escape from me Liu."
Kun kembali menampakkan wujud aslinya lalu kembali menjadi manusia normal saat Yangyang meringsut menjauhkan diri darinya.
"Baiklah, langsung to the point saja. Apa yang kau minta dariku cantik?"
"Aku... Aku ingin kau membantuku untuk mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku."
"Lalu? Hanya itu saja?"
Yangyang mengangguk ragu "Iya... Eum..."
"Katakan saja manis, aku akan membantumu."
Kun meyakinkan Yangyang agar terus meminta bantuannya "Perusahaan... Aku masih terlalu muda untuk itu... Bisakah asisten Huang kembali padaku?"
"Sudah? Kau tidak ingin membuat bibi jahatmu itu menderita?"
Yangyang menggelengkan kepalanya "Aku tidak tega..."
"Baiklah" tiba-tiba Kun mendekatkan wajahnya pada Yangyang "Hei, aku punya penawaran yang bagus. Apa kau ingin mendengarnya?"
Yangyang menaikkan alisnya "Apa itu?"
"Bagaimana jika perusahaan milik orangtuamu itu bernaung dibawah perusahaanku saja? Biar aku yang mengurus semua aset milikmu."
Jangan tanya mengapa Kun bisa sekaya sekarang, semasa hidupnya ia selalu membuat perjanjian dengan manusia. Dengan kata lain, Kun melakukan simbiosis mutualisme.
Kun bisa mendapatkan apa yang dia inginkan dengan mudah, sedangkan manusia yang berkerja sama dengannya hanya mendapatkan uang yang menurut Kun tak berarti.Tapi kali ini siasat Kun agak berbeda, entahlah apa yang ada di otaknya sekarang.
"Tenang saja, perusahaan dan semua asetmu itu akan tetap menjadi milikmu dan atas namamu. Bagaimana? Tertarik dengan penawaranku manis?"
Yangyang melihat iris mata merah Kun, ia melihatnya... Sepertinya manusi- vampir di depannya ini bersungguh-sungguh untuk membantunya.
"Baiklah, aku terima penawaranmu tuan..."
"Pilihan yang bagus." Kun mengusap rambut Yangyang "Sepertinya kau lapar, mau makan sesuatu?"
"Tenang saja, tidak ku racun."
"Bagaimana vampir sepertimu bisa memasak?"
"Aku hidup hampir 1 abad lebih Yangyang, mana mungkin aku tidak bisa? Aku belajar dari manusiaku dulu."
Yangyang memakan nasi goreng buatan Kun, "Lumayan..."
"Tentu saja, aku sudah berulang kali memasak nasi goreng."
"Bukannya vampir takut bawang putih?"
"Kau masih percaya dengan cerita dongeng seperti itu manis? Itu hanya cerita omong kosong yang di buat oleh manusia, agar kesan kaum vampir sepertiku tampak menakutkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
KūnYáng or YángKūn (?)
FanfictionBERHENTI BUAT CERITA (orangnya sibuk nonton anime sama baca manga) cerita fiksi one and othershoot, yang terlintas di otakku begitu saja. We always thankful and we love you.