Situasi macam apa ini? Hiro sama sekali tidak mengerti. Semua terjadi sangat cepat sebelum otaknya yang cemerlang mampu berpikir. Dan yang lebih konyol, ia yang masih dilanda kebingungan yang hebat sama sekali tidak tahu harus berbuat apa di tengah-tengah keluarga yang menurutnya masih terasa asing.
Namun fakta lain yang tidak ingin ia yakini muncul, ia tidak suka melihat Zoe Sachi ditelan kabut hitam yang bernama 'masalah'.
"Hiro-kun, tolong kejar Onee-chan. Dia sedang tidak baik-baik saja," pinta Shota masih dipenuhi oleh kebingungan yang sama seperti dirinya. "Aku harus menenangkan Ibu."
Saat itu Ryuichi Hiro baru menyadari bahwa Sakamoto Seira telah terduduk lemas dengan punggung yang merosot ke sandaran kursi dan wajah yang dipenuhi air mata. Tangisnya pecah bersamaan langkah Sachi yang membawanya menghilang dari pandangannya.
Hiro hanya mengangguk tanpa mengucapkan satu kata pun, karena otaknya terlalu kacau untuk menghadirkan sebuah reaksi. Pada akhirnya kakinya berjalan mengikuti logikanya, mengejar Zoe Sachi William.
***
"Sachi-chan ... hati-hati!" Hiro berteriak di tengah lautan manusia yang memadati trotoar.
Berusaha menembus kerumunan yang hampir menelan seorang gadis yang berjalan tanpa arah. Sesekali gerutuan kesal dilemparkan kepadanya, tapi gadis itu sama sekali tidak peduli. Kepalanya yang dipenuhi kabut tebal sama sekali tidak mampu mengeluarkan reaksi apa pun, meskipun hanya untuk sekadar membela diri.
Ia sampai lupa, mengenai keramaian yang merebak di sepanjang jalanan Shinjuku. Apakah ada sesuatu yang penting pada hari ini? Tapi kepalanya sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berpikir.
Tiba-tiba saja ia merasakan sebelah lengannya dicengkeram erat lalu ditarik menggunakan sentakan keras ke sisi luar trotoar yang lebih sepi.
"Hati-hati ...." Kata itu lepas bersamaan embusan napas lega dari mulut Hiro.
Gadis itu menoleh, mengabaikan tubuhnya yang masih ditekan rasa tegang. Manik matanya menemukan Ryuichi Hiro tengah mencengkeram kuat lengannya dengan mata yang menyiratkan khawatir.
Jika diingat-ingat, Hiro telah menyelamatkannya lagi dan lagi.
Saat terjatuh dari tangga di festival olahraga musim gugur.
Saat ada anak laki-laki berpenampilan berantakan yang ingin menggodanya.
Ketika musim semi, di kekacauan yang tidak jauh berbeda seperti malam ini. Saat itu, jika tidak ada Hiro, mungkin ia tidak akan bisa berdiri tegak hingga detik ini.
Hiro mengambil kesempatan untuk mengamati Zoe Sachi yang berdiri di hadapannya dalam diam dengan kening berkerut samar. "Mengapa?" desisnya pelan dipenuhi raut kalut. Masih belum ingin melepaskan cengkeramannya pada lengan Sachi. "Mengapa kau bertindak sebelum berpikir."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Start at 18yo ✔️
RomanceGadis itu berbeda, dia penuh semangat, bersinar, dan mencuri perhatiannya. Tapi ternyata takdir berkata lain. Sesuatu yang tidak logis bagi otak pintarnya membuat Ryuichi Hiro dan Zoe Sachi bersaudara. Tapi, saat tinggal dalam satu rumah dan menja...