WAT - 9

6.5K 495 27
                                    

𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐚𝐥𝐥❤

🐾🐾🐾

"Gege! Faro! Gabung sini!!" teriak Deon lantang. Saat ini mereka tengah berada di ruang tengan sembari menatap makanan yang saat ini tersaji.

Faro menggandeng Geo dan membawa anak itu ke sumber suara. Begitu masuk kedalam dia bisa menghirup bau nikmat dari masakan yang entah siapa yang masak itu.

"Ada anak chef Jepang nyasar di circle kita ternyata Far!"

"Anak Chef Jepang? Sape?"

"Itu.."

Faro menatap terkejut Janu yang saat ini tengah tersipu malu. Karena bau masakan yang begitu harum, Faro langsung duduk di sebelah anak itu dan menepuk bahu Janu akrab.

"Nggak sia-sia si Janu gue rekrut!" ucap Faro.

Semua tertawa mendengar itu. Mereka pun langsung membenarkan duduk mereka yang saat ini di buat melingkar. Semua menatap penuh minat pada masakan khas Jepang yang bernama Nabe itu.

"Silahkan di cicip. Kalo enak wajib bayar ya!" ucap Janu.

Semua mengambil sumpit masing-masing dan memakan hidangan lezat itu. Hampir semua memuji masakan Janu yang benar-benar enak, padahal anak itu hanya memakai bahan seadanya saja, itupun bahan-bahan sisa yang ada di kulkas Markas ini.

Ketika orang lain makan dengan lahap, Geo malah menatap masakan itu saja. Anak itu mengusap perut yang keroncongan, namun tak ada yang menyadari hal itu hingga Faro tiba-tiba saja menengok sebelahnya dan menyadari gelagat Geo.

"Nggak makan? Atau lo nggak suka?" tanya Faro. Semua atensi langsung tertuju padanya membuat Geo menunduk.

"Kak Gege nggak suka masakan ini? Kalo nggak suka biar Janu masakin lagi.." ujar Janu. Namun saat beranjak Geo menarik ujung pakaian anak itu.

"Bukan nggak suka.."

"Terus apa? Lo ada alergi?"

"Nggak.."

"Terus?"

Geo mengangkat wajahnya dan menatap Faro dengan tatapan agak takut.

"Gege nggak bisa pake sumpit.." cicit anak itu.

Hampir semua menjatuhkan rahang mereka karena tak habis pikir dengan ucapan Geo barusan. Faro sendiri merasa heran, karena jujur dirinya sudah diajari segala macam tata cara makan dengan berbagai alat ketika masih kecil dulu. Lagipula mengajarkan tata cara makan itu penting bagi keluarga terpandang seperti dirinya dan juga Geo.

"Serius lo nggak bisa? Kok lo bego sih?!" celetuk Arky. Dia ini memang sebelas dua belas dengan Darius.

"Gue kira lo diajarin tata cara makan sama Om Hendri. Lo kan pasti sering ngehadirin acara-acara penting."

Geo menunduk, "Yang Ayah ajak itu Zeze. Gege nggak pernah diajakin sama Ayah Bunda karena Opa bilang Gege nanti bakal malu-maluin." ucapnya.

Suasana yang tadinya cair tiba-tiba saja jadi hening ketika mereka mendengar ucapan Geo yang terakhir.

Ah, iya. Mereka lupa jika Geo tak seperti mereka. Walaupun secara fisik baik-baik saja, perilaku serta daya pikirnya ada di bawah mereka. Bahkan dari cara berpakaian pun Geo benar-benar tak menunjukkan jika dia ada di umurnya yang saat ini.

Merasa semua terdiam, Geo jadi sedikir merasa bersalah. Ia kira ucapannya mungkin mendung kata-kata yang tak pantas hingga semuanya malah diam seperti sekarang.

WE ARE TWINS! (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang