- Enam Belas

10 6 0
                                    

Kini sudah kesekian kalinya gadis itu menghabiskan waktu pada sore harinya ditempat ini, setiap harinya ia selalu menunggu kehadiran dari seseorang yang tak lama ia kenali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini sudah kesekian kalinya gadis itu menghabiskan waktu pada sore harinya ditempat ini, setiap harinya ia selalu menunggu kehadiran dari seseorang yang tak lama ia kenali.

Barang yang selalu dibawanya saat ketempat ini adalah Mp3 player peninggalan sang Ayah, sebelum ia pergi bersama dengan keluarga barunya.

Tak hanya itu, terkadang ia juga membawa sebuah novel yang ia pinjam saat ia pergi ke perpustakaan sekolah. Hari ini ia tak membawanya, ia membawa buku catatan kecil yang akhir-akhir ini selalu ia isi disetiap malamnya.

Karena kemarin ia tak mengisi catatan itu karena pena miliknya yang hilang tidak tau kemana, jadi gadis itu akan menggantinya pada sore hari ini.

Pena miliknya yang hilang itu sebenarnya sudah ditemukan kembali, seseorang mengembalikannya. Katanya, pena milik Aira itu berada diatas meja guru. Ia melihatnya saat mau menjalankan tugas piket kelas pagi hari.

Dan karena pena milik Aira ia beri tanda yaitu sebuah nama yang ia tempelkan bersama dengan solatip bening, jadi siswi itu bisa mengembalikan pena miliknya itu untuk kembali pada sang pemilik.

Tapi yang membuatnya merasa keheranan adalah letak penanya yang begitu aneh, ia jarang pergi ke papan tulis atau duduk dimeja guru. Lalu bagaimana pena itu bisa disana? Ia tak memiliki kaki.

Kembali kepada Aira, gadis itu kini tengah menuliskan sebuah kata-kata pada sebuah lembaran. Sembari menulis ia juga mendengarkan sebuah lagu dari pemutar musik miliknya itu.

"Udah jam segini, tapi kok dia belum datang juga ya?" gadis itu terdiam sejenak, meninggalkan sebentar kegiatan menulisnya itu.

"Udah satu jam, apa dia gak datang lagi?" Kepala gadis itu berbalik, melihat ke arah jalan masuk ke danau yang sering Semesta lewati.

Aira kembali menuliskan kata demi kata dan sebuah gambaran kecil yang ia sematkan pada kalimat-kalimat yang ia buat pada lembaran itu.

Selesai, sebentar lagi ia akan menyelesaikan tulisan itu. Tapi mengapa menulis lembaran ini terasa lebih cepat? Namun kehadiran Semesta terasa begitu sangat lama?

 Tapi mengapa menulis lembaran ini terasa lebih cepat? Namun kehadiran Semesta terasa begitu sangat lama?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━ Dear SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang